Sabtu, 31 Desember 2011

RAMBUTAN UASEM BUANGET

Ditengah perjalanan pulang dari ciriung, kami berhenti di tepi jalan menghampiri pedagang rambutan, karena anakku menginginkannya. Sepasang kakek nenek menghampiri kami yg sudah berdiri di depan lapak mereka. Tanpa aku bertanya, kakek tersebut menjelaskan "ini rambutan manis neng, rambutan manis" kata dia sedemikian rupa seperti ingin menjelaskan sesuatu. "Nglotok nggak pak?" tanyaku "Nggak neng, nggak nglotok tapi ini rambutan manis" kata dia masih dg mimik wajah yg sama.

"Harganya berapa pak?" "empat sepuluh neng" biasanya sepuluh ribu tiga ikat ya... aku bergumam dalam hati. Kakek tersebut menawariku untuk mencoba rambutannya sambil berkata "kalau Neng mau sepuluh ribu lima juga boleh" Padahal sedikitpun aku tidak berniat menawar, disamping harganya sudah murah, melihat kakek nenek yg sudah tua itu aku nggak tega. 

Dua kali aku mengambil rambutan, tapi selalu di ambil oleh anakku, akhirnya aku urung mencicip "Gimana rasanya Dhe?" "Manis asam" kata anakku tidak begitu jelas. Mungkin maksudnya manis toh dia mencobanya sampai dua kali, pikirku.

Aku mengambil rambutan beberapa ikat kemudian membayar. Kami berlalu melanjutkan perjalanan sambil aku mulai menikmati rambutan yg ku beli tadi. Aku petik satu dan ku coba, masya Allah.....uasem buanget....
Ternyata rambutannya uasem buanget, nggak nglotok secuilpun. Seingatku baru kali ini aku merasai rambutan seasem ini, sampai aku nanya sama suamiku "Mas ini kembang yg mirip rambutan kali ya, masa ada rambutan seasem ini, pantas aja kakek tadi mukanya agak aneh, pake banting-banting harga segala (untung bukan banting pintu)"

Membayangkan wajah dua kakek nenek tadi, aku tidak tega menyesal membeli rambutan mereka. Aku yakin sebenarnya mereka berniat jujur tapi tidak terucap, aku tidak merasa mereka membohongiku. Biarlah jual beli tadi aku niatkan untuk membantu mereka, jadi meskipun aku tidak mendapatkan rambutan manis, tapi mudah-mudahan aku mendapatkan pahala dari Allah, insya Allah. 

PESTA TAHUN BARU

Dari semenjak pagi, terlebih malam ini, hiruk pikuk perayaaan malam pergantian tahun sangat terasa. Disepanjang jalan dan dirumah2 penduduk hampir semua kelihatan bersemangat mempersiapkan pesta pergantian tahun. Para pedagang kagetanpun bermunculan disepanjang jalan, mereka menjajakan dagangan yg banyak dibutuhkan untuk pesta malam ini. Seperti jagung, ayam dan ikan, lengkap dg arang batok kelapa yg akan digunakan untuk memanggang.


Bagi sebagian penduduk, perayaan malam pergantian tahun memang  identik dg pesta bakar-bakaran, sebagai pengisi waktu sambil menunggu tepat pukul 00.00. Begitu jarum jam tepat diangka 12, mereka akan bersorak, lalu diikuti dg menyulut kembang api yg sudah dipersiapkan sebelumnya dan meniup terompet. Kendaraan di jalan rayapun serentak akan membunyikan klaksonnya.


Mengapa mereka melakukan semua itu? aku samasekali tidak tahu, hanya merekalah yg tahu. Atau mereka sebenarnya juga tidak tahu apa-apa? sekedar ikut-ikutan mungkin? Mengikuti siapa? Budaya dari mana?  Budaya Islamkah?


Seharusnya mereka menjawab pertanyaan2 diatas, sebelum memutuskan untuk merayakan pesta tahun baru.  
Sangat beruntung orang2 yg saat ini sudah berada di masjid2, atau ditempat-tempat lain untuk merayakan malam pergantian tahun dg cara yg lebih bermanfaat. Yang penuh dg dzikrullah, tausiah dan renungan tentang apa-apa yg sudah dilakukannya satu tahun terakhir.


Akan lebih baik jika uang yg ada diinfaqkan kepada fakir miskin, daripada menghambur-hamburkannya untuk sesuatu yg sebenarnya tidak perlu. Sangat tidak etis rasanya, jika kita berpesta pora sementara disekeliling masih banyak orang yg membutuhkan uluran tangan kita.


Semoga malam pergantian tahun ini, bisa dijadikan momentum untuk merubah diri kita agar menjadi lebih baik di tahun yg akan datang.



SELAMAT TAHUN BARU 2012, SEMOGA RIDHO ALLAH SELALU MENYERTAI KITA SEMUA.....AMIN.




Jumat, 30 Desember 2011

BELAJAR NGEBLOG

Dari sejak semalam sampai tulisan ini ku buat, berkali-kali aku mencoba share tulisanku dari blog ke facebook, tapi gagal padahal signal penuh.  Entah karena apa aku tidak tahu karena sebelumnya tidak pernah seperti ini, apa mungkin karena pulsa yg sebentar lagi habis masa berlakunya? Wallahu'alam.

Sebagai orang baru di dunia perbloggeran, memang masih banyak yg aku belum tahu. Pernah berkali-kali gagal memasang gadget, tapi aku terus mencobanya dan pada kali ke-4 baru berhasil, alhamdulillah.
Usut punya usut ternyata aku salah mengcopy kode html, harusnya yg aku copy yg diatasnya bertuliskan javascrip, tapi yg aku pilih yg bertuliskan standar. Padahal code htmlnya lumayan banyak, dan aku sudah mengcopy ulang sebanyak 3 kali saudara-saudara! Dari situ aku jadi paham code html  yg asli itu seperti apa, dan yg palsu itu seperti apa. Pelajaran yg aku dapat adalah: sebelum mengcopy harus di teliti terlebih dulu, tidak langsung copy paste.


Sekedar mengcoment sebuah tulisanpun aku pernah gagal, tapi aku coba lagi beberapa kali dan akhirnya berhasil. Terkadang jika rasa malasku sedang muncul, aku lebih memilih menyerah pada kegaptekkanku daripada bersusah payah mencoba, tak apalah mungkin lain waktu, pikirku.


Harapanku tentang ngeblog ini hanya satu yaitu, mudah-mudahan apa yg aku tulis, bermanfaat bagi diri sendiri dan juga orang lain. Tentu saja manfaat yg positif yg bisa mengantarkan kearah kebaikkan, bukan manfaat yg negatif yg akan mempengaruhi orang untuk melakukan keburukan.
  

Kamis, 29 Desember 2011

RINDU RAMADHAN

Di suatu maghrib yg sepi, seusai sholat aku mendengar lantunan ayat-ayat suci Al Quran dari speeker sebuah masjid atau mungkin mushala. Mendengarnya, membuat perasaanku serasa berada dibulan Ramadhan, ada rasa senang seolah-olah selesai sholat maghrib, kami akan berbuka puasa setelah sebelumnya hanya berbuka dg ta'jil.


Aku termenung, ada keharuan entah karena apa, ada titik-titik air mata entah karena apa, aku tak bisa menjelaskannya dg kata.
Ada sebuah rasa yg pasti, rindu Ramadhan. Rindu akan kesyahduannya seperti maghrib yg sepi saat ini, rindu akan semangat beribadahnya yg tidak ada di bulan lain, rindu tiap detiknya yg amat berharga, ya...hatiku diliputi kerinduan akan bulan Ramadhan.


Semoga aku masih bisa bertemu Ramadhan tahun depan, tuk menikmati tiap detiknya yg amat berharga, menikmati malam-malamnya yg penuh kekhusuan tuk beribadah dan mohon ampun kepadaNYA.
Ya Rabb... sampaikanlah usiaku di Ramadhan tahun depan, agar aku bisa menghapus segala dosaku dg banyak beribadah kepadaMU.

TUKANG SAMPAH

Beberapa jam yg lalu, aku melihat disebuah tayangan televisi, ada seorang tukang sampah yg meninggal akibat terlindas oleh truk sampah yg akan dia naiki, masya Allah...mengenaskan sekali.

 
Pekerjaan sebagai tukang sampah adalah sebuah pekerjaan yg mulia, yg sangat berarti bagi banyak orang. Setiap hari mereka rela berkutat dg berbagai macam sampah yg sangat kotor dan bau, tapi semua itu mereka lakukan tanpa mengeluh sedikitpun. Kadang tidak tega rasanya melihat mereka mengangkat sampah-sampah basah keatas pundak, sehingga air sampah tersebut membasahi badan mereka. 


Bisa kita bayangkan seandainya tidak ada orang seperti mereka, yg sepekan sekali datang mengambil sampah ditiap2 rumah, akan seperti apakah lingkungan rumah kita? Tentunya kotor dan bau, belum lagi ancaman munculnya berbagai macam penyakit, akibat banyaknya kuman yg berasal dari sampah tersebut.


Tidak salah rasanya kalau kita menghargai keberadaan mereka, dan memberi perhatian yg selayaknya. Dengan memberikan beberapa lembar uang ribuan pada saat mereka datang tanpa mengurangi jatah bulanan, mungkin akan sedikit menghibur dan meringankan beban mereka.
Mudah-mudahan mereka tetap bersemangat menjalankan tugasnya, karena keberadaan mereka sangat berarti bagi kita semua.

Rabu, 28 Desember 2011

LIBURAN SEKOLAH

Libur tlah tiba...libur tlah tiba...hore...hore...hore....!
Sepenggal lagu anak-anak tentang liburan. Meski yg libur anak2, tapi orang tua ikut terkena "dampaknya", dampak yg menyenangkan dan juga dampak yg tidak menyenangkan.
Agak nyantai karena tidak harus berpagi2 ngurusin keperluan mereka sebelum berangkat sekolah, tapi juga agak ribet karena seharian bersama mereka, dg segala kerewelan dan keriuhannya. Biasalah...namanya juga anak-anak.

Sebenarnya ingin rasanya pulkam, nengokin orang tua sekaligus silaturahim ketemu sama saudara. Tapi sepertinya tidak memungkinkan, selain karena di rumah ada metua yg sedang sakit, sekarang ini sedang musim hujan.
Kampung halamanku terletak di kaki  gunung Selamat, udaranya sangat dingin apalagi kalau musim hujan seperti ini, terasa lebih dingin lagi.

Seperti pengalaman yg sudah-sudah, anakku Helmi selalu batuk2 jika berada di kampung halaman, karena dia menderita asma. Sementara si kecil Yumna biasanya demam, kalau si sulung Iqlima, tidak terlalu terpengaruh karena dia sudah besar, daya tahan tubuhnya jauh lebih kuat.
Akhirnya kami memilih untuk menikmati liburan di rumah, sesekali refresing keluar sekedar menghilangkan rasa jenuh sekaligus menghibur anak-anak yg sebenarnya ingin pulkam.

Menghadapi liburan, orang tua memang harus menyiapkan kesabaran ekstra, tenaga ekstra dan juga budget ekstra. Anak2 yg selalu heboh tiap ngumpul, yg sepertinya bete jika sehari nggak berantem antar kakak adik, terkadang membuat kepala nyut-nyutan, jadi harus ekstra sabar  menghadapi mereka.
Mereka juga banyak maunya, minta bikin ini itu, 24 jam sehari rasanya kurang jika harus menuruti semua kemauannya.

Beruntung si sulung Iqlima sudah bisa bantu-bantu umminya, meski kadang masih harus di bujuk terlebih dulu, tidak apalah setidaknya dia bisa mengurus keperluannya sendiri.
Tidak mengapa liburan di rumah, asal dinikmati insya Allah akan tetap berkesan.
                            

Senin, 26 Desember 2011

MASAK BIASA JADI ISTIMEWA

Hari ini aku berniat memasak ikan mas, enaknya diapain ya...? di pepes, di bumbu rujak, atau di goreng saja. Kalau di pepes kayaknya repot dan lama ngerjaiannya, lagian minggu kemarin sudah mepes, kalau di bumbu rujak kayaknya suami dan anak2ku kurang begitu suka, ya sudahlah lebih baik di goreng saja, praktis dan semuanya suka, yg penting di variasi dg menu yg lain biar cocok. Cok galigacok cocok.......!!!

 
Bismillahirahmanirrahim.......
Aku mulai memasak, wah ikannya ada yg gemuk, banyak lemak dan di perutnya penuh dg telur, lemak ikan tidak berbahaya jadi tidak perlu khawatir, sedangkan telurnya banyak mengandung protein.
Kalau aku perhatikan, telur ikan kok banyak sekali ya... dalam satu ikan ada beribu-ribu atau mungkin berjuta-juta telur, subhanallah...

 
Ikan adalah binatang yg lemah, yg memiliki kemampuan melindungi diri yg sangat rendah. Dalam satu kali masa pembuahan, ikan mampu mengeluarkan telur berjuta-juta. Tapi dari sekian banyaknya, mungkin hanya separuh yg bisa bertahan hidup dan selamat dari ancaman predator. Bisa dibayangkan jika ikan memiliki prinsip seperti manusia dalam berkembang biak, yaitu "dua anak lebih baik", bisa jadi hanya dalam beberapa tahun, ikan akan musnah dari muka bumi.

 
Tapi Allah maha sempurna dalam menciptakan, tidak ada sesuatu yg di ciptakanNYA sia-sia dan Allah maha tahu, seperti apa sebaiknya cipaanNYA itu.
Ikan memang memiliki kemampuan perlindungan diri yg rendah, tapi hal ini diseimbangkan dg kemampuan bertelur yg sangat banyak, sehingga populasi ikan tetap terjaga di alam ini.

 
Tanpa terasa aku hampir selesai memasak, ternyata segala sesuatu bisa dijadikan sarana untuk berdzikir, tidak terkecuali dg memasak.
Seperti yg tersebut dalam QS Ali Imran:191 (Yaitu) orang-orang yg mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), "Ya tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia, Maha suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka"

 
Akhirnya... "masak biasa jadi istimewa" (meminjam istilah dari iklan sebuah produk). Istimewa bukan karena makanannya, tapi karena memasaknya dg sepenuh hati, di niatkan sebagai sarana beribadah kepada Allah, dan disaat memasakpun kita sempatkan untuk berdzikir mengingat kebesaran Allah swt.



Rabu, 21 Desember 2011

TERUNTUK DESAKU KARANGSARI TERCINTA

Desa Karangsari kecamatan Pulosari kabupaten Pemalang, telah mengalami perubahan yg cukup signifikan, dibandingkan dg beberapa puluh tahun yg lalu, ketika aku masih kanak-kanak. Suhu udara waktu itu teramat dingin menggigit, terutama pada waktu pagi dan malam hari, meski sekarangpun masih terasa dingin terutama untukku yg sudah terbiasa tinggal di perkotaan.

Seiring berjalannya waktu, pertambahan jumlah pendudukpun semakin nyata terlihat, hal ini diiringi dg bertambah padatnya pemukiman terutama di daerah Kerajan. Dahulu masih  banyak lahan-lahan kosong antara satu rumah dg rumah yg lain, tapi sekarang kelihatan lebih berhimpit.

Sudah menjadi hukum alam bahwa semakin banyak  jumlah penduduk, dan semakin padat pemukiman artinya semakin bertambah masalah. Kondisi tersebut menuntut kepiawaian pengelola masyarakat, tentu saja dalam hal ini adalah kepala desa beserta jajarannya. 

Salah satu masalah yg sempat aku cermati adalah sampah. Seperti yg kita tahu, dimana-mana sampah menjadi masalah yg cukup krusial. Dan hal ini sepertinya mulai terjadi di Karangsari, terutama di daerah kerajan, meski mereka belum menyadarinya.
Sejauh pengamatan ku, penduduk yg tidak memiliki pekarangan yg lebih selain untuk rumah, mereka mengalami kesulitan untuk membuang sampah, pada akhirnya dibuanglah sampah tersebut kesungai !!!
Bahkan kadang aku melihat ada penumpukan sampah di dekat SDN III, ini menunjukan bahwa sampah mulai menjadi masalah.

Tentu warga yg membuang sampah kesungai, tidak memiliki pertimbangan bahwa, Karangsari adalah daerah hulu, bagaimana kualitas air di daerah hilir, tentang keseimbangan ekosistem, pencemaran lingkungan, bla bla bla, dll.
Ya...mungkin tidak perlu sejauh itu, yg pasti apabila tidak segera dicarikan solusi, maka suatu saat sampah akan menimbulkan masalah.

Sekedar berbagi pemikiran, membangun dua macam bak sampah di dekat sungai, mungkin bisa membantu warga, sekaligus menghindarkan mereka dari membuang sampah ke sungai.
Lantas kenapa dua?  Yg pertama adalah bak sampah anorganik, yg sampahnya bisa di daur ulang oleh pemulung atau di bakar. Yg kedua adalah bak sampah organik yg langsung terhubung dg tanah. Sampah organik akan terurai dan terserap oleh tanah atau bisa di manfaatkan sebagai pupuk, untuk mempercepat proses penguraian bisa di tambah dg bakteri pengurai yg dijual di pasaran.

Pemisahan sampah anorganik dan sampah organik di mulai dari rumah, dg terlebih dahulu dilakukan sosialisai.
Sebuah program sederhana, yg sangat mudah untuk dilakukan. Dan jangan lupa bahwa, segala sesuatu akan bernilai ibadah jika kita meniatkannya seperti itu.

Tapi ini hanya sekedar ide yg boleh di: follow up, sekedar di apresiasi atau diabaikan saja. Masih terbuka kemungkinan ada ide lain yg lebih tepat dan lebih aplikatif.

Marilah kita senantiasa peduli terhadap lingkungan sebagai bentuk syukur kita kepada Allah swt.

penumpukan sampah di sudut sungai

jembatan yg mulai dipenuhi sampah yg dibuang oleh warga sekitar, layaknya pemandangan di kota besar






  







Senin, 19 Desember 2011

KEPADA BAPAK ALFIAN ANDI MALARANGENG

Assalamu'alaikum wr wb.

Sekiranya Bapak berkenan membaca tulisan saya.
Sebelumnya saya minta maaf, apabila ada kata-kata yang tidak berkenan di hati Bapak.

Pesta olah raga ASEAN GAME telah usai, Indonesia berhasil meraih juara umum, ini menjadi prestasi yg cukup membanggakan dan patut kita syukuri.
Para atlet peraih medali, baik emas, perak atau perunggupun telah mendapatkan apresiasi yang cukup bagus dari pemerintah, hal ini baru pertamakali terjadi sepanjang ingatan saya, dan merupakan prestasi tersendiri bagi pemerintah khususnya anda selaku Menpora.

Para atlet seagame memang pantas mendapatkan itu semua, karena mereka telah berhasil mengharumkan nama Indonesia, di kancah internasional.
Yang ingin saya bicarakan di sini adalah, bagaimana dengan para atlet Asean paragame? Sudahkah anda memberi reawad yang sama, yaitu satu medali emas ditukar dengan Rp. 200 juta, dan seterusnya?

Sebagai atlet yang berjuang di kancah Internasional, yang ikut mengharumkan nama Indonesia, seharusnya mereka juga mendapatkan penghargaan yang sama atau bahkan lebih dibandingkan dengan atlet seagame, mengingat dengan keterbatasan mereka, tentunya mereka membutuhkan biaya hidup yang jauh lebih besar dibanding manusia normal.

Bapak Menpora Alfian Andi Malarangeng yang saya hormati,
Marilah kita beramal semaksimal mungkin, sesuai dengan kapasitas kita masing-masing. Sebagai seorang ibu rumah tangga yang punya kegemaran menulis, saya berusaha beramal melalui tulisan, sedangkan anda selaku pembuat kebijakkan, anda bisa beramal lebih besar dan lebih luas lagi, sesuai dengan kapasitas anda selaku Menpora.

Mudah-mudahan coretan sederhana ini bisa menggugah hati anda, untuk lebih memperhatikan para atlet asean paragame, sama seperti anda memperhatikan para atlet seagame kemarin.


Kurang lebihnya saya mohon maaf.



Wassalamu'alaikum wr wb.


Jumat, 16 Desember 2011

BERLATIH SABAR

Bersabar bukanlah hal yang mudah, apalagi seperti yang kita tahu bahwa sabar itu tidak ada batasnya, meskipun pendapat umum mengatakan hal yang sebaliknya "kesabaran itu ada batasnya".
Setiap saat, setiap waktu kita di tuntut untuk bersabar dalam segala hal.

Akan sangat menempa kesabaran, apabila kita menghadapi kondisi yg samasekali baru, yg sebelumnya kita tidak pernah mengalaminya. Apalagi kalau kondisi tersebut tidak mengenakkan buat kita, dirasa mengganggu lah, menambah kerepotan lah, menambah beban lah, dll. Maka akan di butuhkan kesabaran ekstra dalam menghadapi hal tersebut.

Aku yang sebelumnya terbiasa hidup hanya dg keluarga inti, yaitu suami, aku dan anak2, tiba-tiba kami harus menerima kehadiran ibu yg sudah tua dan sakit, untuk tinggal dan dirawat di rumah kami. Sebenarnya tidak ada keharusan karena suamikupun tidak berkata apa2 kecuali aku yg menawarkan diri. Hanya karena Allah dan atas ijin Allah lah aku rela melakukkan hal ini, sebelumnya aku tidak menyangka bahwa aku akan mau dan sanggup merawat ibu mertua, ini memang karena Allah.

Aku tahu sebagai anak, suamiku pasti ingin berbakti kepada ibunya, karena itu aku mendukungnya, mudah2an Allah meridhoi kami, dan mudah2an suatu saat kelak anakkupun akan berbakti kepada kami, di saat kami sudah tua dan renta. 

Meski akulah yg menawarkan diri untuk merawat ibu, tapi tetaplah aku bukan manusia sempurna, yg selalu benar tak pernah salah. Aku harus beradaptasi dg semua kebiasaan ibu, dan ini menuntut kesabaran ekstra. Ada kebiasaan ibu yg kadang membuatku terkaget-kaget, seperti melepas pempers, yg membuat pipisnya berantakkan kemana2. Hal ini membuat kesabaranku hilang sesaat, tapi....astaghfirullah, buat apa aku marah, hanya akan membuatku berdosa dan mengurangi pahala amalku, toh kejadian seperti ini akan berulang dan berulang. Akhirnya aku putuskan untuk terbiasa dg hal ini.

Juga kebiasaan-kebiasaan lain, kalau memerlukan sesuatu ibu selalu memanggil-manggil, tidak perduli atau mungkin tidak tahu, ada hal lain yg sedang kami kerjakan, kadang hal ini membuatku sedikit kesal, tapi sudahlah, aku memang harus beradaptasi dan berlatih sabar menghadapi ibu. Bukankah dalam sebuah hadist di sebutkan bahwa "orang tua adalah sebaik-baik pintu surga"
Mudah-mudahan kami bisa mendapatkan surga itu.

Beristighfar dan beristighfar, itu yg sering aku lakukan, karena aku merasa aku bukanlah manusia sempurna, kadang aku minta maaf pada ibu, barangkali aku salah dalam memperlakukan beliau.
Seandainya kesabaran ada kelasnya, maka aku berada di kelas nol kecil dalam hal kesabaran, masih harus berlatih dan berlatih agar bisa naik kelas.

Selasa, 13 Desember 2011

NGEBLOG MENGASYIKKAN SEKALIGUS MENGKHAWATIRKAN

Banyak sekali manfaat yg aku dapatkan dari ngeblog, salah satunya aku bisa "memuntahkan" unek2 yg ada dalam hatiku lewat tulisan, sehingga rasanya menjadi lega, plong tanpa beban. Dan banyak lagi manfaat dari ngeblog, yang berbeda antara satu orang dengan yang lain, tergantung kondisi masing2.
Karena itulah ngeblog menjadi sesuatu yang mengasyikkan dan membuat ketagihan.

Tapi... selain merasa asyik, aku juga merasa khawatir, kenapa?
Mungkin hanya sebuah kekhawatiran pribadi, yg orang lain tidak perlu sama seperti aku.

Dari melihat di sebuah tayangan tv, ada seorang anak remaja meninggal mendadak setelah semalaman on line, juga mengetahui dari sebuah berita, ada seseorang yg juga meninggal ketika sedang on line. Kemudian... apakah aku takut on line membuat kita meninggal? tentu saja tidak.

Aku membandingkannya dengan berita yang lain, seorang imam di sebuah mesjid besar meninggal ketika sedang berkhutbah, juga berita2 lain yg serupa.
Hal ini membuat aku merenung, suatu saat seperti apakah akhir dari kehidupan ku? Apa yg sedang aku lakukan ketika malaikat maut datang menjemput?

Seseorang yg kesehariannya on line, dia meninggal dalam kondisi seperti itu, demikin juga seseorang yang hari-harinya di sibukan dg beribadah, diapun meninggal ketika sedang melakukan apa yg biasanya ia lakukan.

Bahwa ibadah bukan hanya sholat, zakat, haji, baca Al-Quran, dll itu benar, ngeblog pun menjadi ibadah ketika apa yg kita tulis bernilai kebaikan dan diniatkan karena Allah semata.
Namun tentu saja ibadah itu harus berimbang, antara ibadah maghdoh (langsung) dan ghoiru maghdoh (tidak langsung).

Jangan sampai karena keasyikan, on line sampai larut malam hingga kita berat untuk bangun melaksanakan tahajud, lebih parah lagi kalau sholat subuhpun kesiangan. Tidak sempat membaca Al-Quran atau membaca tapi hanya sedikit tidak sebanding dengan waktu yang kita luangkan untuk on line. Juga ibadah2 maghdo lainnya jangan sampai terpinggirkan hanya karena kita mengutamakan on line.

Akhirnya...meskipun kita asyik ngeblog atau on line, on line lah secara sehat, tanpa melalaikan ibadah2 kita kepada Allah swt. 
Mudah-mudahan ketika suatu saat malaikat maut datang menjemput, kita sedang berada dalam kebaikan....amin.


(Renungan pribadi)
    

Minggu, 11 Desember 2011

SAPTU MALAM MINGGU

Saptu malam Minggu merupakan hari yang dinanti oleh kebanyakan orang. Untuk seorang pelajar, Saptu adalah hari terakhir sekolah dan tak sabar untuk segera pulang, ingin segera menikmati nyantainya malam Minggu. Untuk seorang karyawan atau pegawai kantoran, Saptu Minggu artinya beristirahat dari segala aktifitas kantor, yang mungkin melelahkan atau bahkan menjemukan.
Untuk seorang ibu rumahtangga pun, Saptu Minggu merupakan hari yang menyenangkan karena berkumpul dengan suami dan anak-anak dirumah.
 
Dan aku...memiliki kenangan tersendiri dengan Saptu malam Minggu ini.
Ketika selama tujuh bulan tinggal di kampung halaman, jadwal liqoku jatuh pada  Saptu sore. Di Saptu sore itulah aku dan teman2 berkumpul dirumah Mbak Kris di Randudongkal untuk bersama-sama bertolabul ilmi.

Bagi sebagian orang berkumpul dengan teman, adalah sesuatu yang biasa, tapi bagi kami saat berkumpul adalah saat yang dinanti2. Rasa kangen mulai terasa begitu masuk hari Jumat, aku tak sabar menunggu datangnya hari Saptu, ingin segera bertemu dengan Mbak Kris, Mbak Ulwi, Mbak Rum, Mbak Neng, Mbak Narni dan Ina gadis yg paling muda diantara kami, untuk bersama-sama memperdalam aqidah Islamiyah. Memang  rasa     persaudaraan diantara kami sangatlah erat, sehingga tidak jarang kami merasa saling merindukan.

Layaknya orang yang sedang kasmaran, aku tidak ingin melewatkan hari Saptu tanpa bertemu dengan mereka. Terkadang aku tidak menghadiri liqo, tentu karena alasan yang syar'i, tapi tetap saja hati dan pikiranku ada di Rdd meski diriku ada di Krs.

Sesekali selesai liqo, kami "nglasik" dulu, yaitu makan baso klasik. Menurutku rasa basonya biasa saja, tidak jauh beda dg yang lain, hanya karena makannya bareng teman seperjuangan, rasanya menjadi "luar biasa". Kapan-kapan kita "nglasik" lagi ya...ukhti fillah...he he.

Saptu malam Minggu yang indah, aku merasa sangat beruntung berada dipergaulan seperti ini, bisa memanfaatkan waktu yg istimewa bagi kebanyakan orang, untuk beribadah dan berukhuwah. 
Meski aku telah kembali ke Bogor, aku tetap mengingat kalian, aku masih terkenang dg kebersamaan kita meski itu terjadi cuma sesaat.

Mbak Kris, Mbak Ulwi, Mbak Neng, Mbak Narni, Mbak Rum, dan juga Ina, SALAM UKHUWAH !!!
Mudah-mudahan suatu saat Allah swt mempertemukan kita kembali...amin.






'

Jumat, 09 Desember 2011

SEKELUMIT TENTANG KEIKHLASAN

Suatu perbuatan baik yang pada awalnya kita niatkan ikhlas semata-mata karena mencari ridho Allah, dalam perjalanannya tidak semudah membalikkan telapak tangan, dalam menggolkan niat ikhlas tersebut. Akan ada banyak bisikan, baik dari dalam atau dari luar diri, yang bisa mengotori atau bahkan membelokkan niat awal kita.

Apalagi kalau kebaikan tersebut harus dilakukan dalam jangka waktu yang cukup lama, maka bisikkan-bisikkan buruk itupun akan selalu mengikutinya dalam jangka waktu itu, atau bahkan lebih.
Kelelahan, adanya masalah-masalah lain yang belum terselesaikan, kadang memunculkan pikiran-pikiran buruk, yang apabila kita tidak bisa mengelolanya maka akan membuahkan perkataan atau tindakan yang bisa merusak keikhlasan kita.

Bersabar untuk tetap melakukan kebaikan, selalu mengembalikan hati dan pikiran kita kepada niat semula yaitu mencari ridho Allah, seraya tetap menjaga keikhlasan, insya Allah akan memunculkan kita sebagai "pemenang" dalam berjuang melakukan kebaikan tersebut.

Berhati-hati terhadap syirik kecil yaitu ria, yang kadang keberadaannya tidak kita sadari. Dalam hal ini Rasulullah telah memperingatkan kita:
Dari Abu Musa Al-Asy'ari ra berkata, bahwa suatu hari Rasulullah saw berkhutbah dihadapan kami seraya bersabda "Wahai sekalian manusia, takutlah kalian kepada syirik, karena sesungguhnya syirik itu lebih lembut daripada semut. Kemudian berkatalah seseorang kepada beliau: bagaimana kami menyadarinya wahai Rasulullah, sementara dia lebih lembut daripada semut? Rasulullah saw bersabda katakanlah:
Allahumma inna na'udhubika minanusrika bika syaianna'lamuhu     wanastaghfiruka limaa laa na'lamuhu 
"Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung kepadaMU dari menyekutukanMU dengan sesuatu yg kami ketahui, dan kami mohon ampun kepadaMU dari sesuatu yang tidak kami ketahui."

Wallahu'alam bishowab


Selasa, 06 Desember 2011

HUJAN ES

Jam tiga sore langit yang sebelumnya cerah, perlahan-lahan berubah menjadi mendung, gelap seperti menjelang malam. Tak lama hujan deras disertai angin kencangpun turun, kilat menyambar-nyambar bagai cambuk api yang di lecutkan oleh pemilknya, disertai bunyi yang menggelegar saling bersahutan. Subhanallah....Allah sedang menunjukkan kuasaNYA.

Aku yang berada di dapur waktu itu, mendengar bunyi hujan yang agak berbeda dari biasanya. Dapur rumah kami berdekatan dengan tangga menuju keatas, dan atap diatas tangga menggunakan fiber dari plastik, sehingga suara hujan amat jelas terdengar, dan kali ini lebih jelas lagi karena suara dentingan hujan sepertinya berbeda.

Setengah berlari aku menuju keruang tamu, untuk melihat kehalaman rumah melalui jendela. Dugaanku benar, ternyata sedang terjadi hujan es. Es sebesar biji jagung bertebaran di halaman rumah kami, anak-anakku berlarian keluar untuk memungut es-es tersebut. Subhanallah...seumur hidup baru kali ini aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, es-es berjatuhan dari langit. Biasanya aku hanya mendengar cerita orang atau melihat di televisi tentang fenomena hujan es.

Entah hanya mitos atau memang kenyataan, dari yang pernah ku dengar es-es tersebut katanya mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit, terutama mencegah sakit gigi. Tapi aku tidak berkeinginan untuk memakannya, aku khawatir pendapat itu hanya mitos yang berbau syirik, jadi lebih baik aku menghindarinya.

Yang pasti hujan es adalah sebuah fenomena alam yang wajar, aku hanya senang dan takjub, karena baru kali ini mengalaminya.

 

Minggu, 27 November 2011

ANAKKU TIDAK MAU SEKOLAH part 2

Mengikuti anjuran Pak Win, setelah lulus TK aku menyekolahkan Helmi kesekolah biasa (SD Negeri) bukan ke full day school seperti SD IT. Hal ini dikarenakan Helmi memiliki konsentrasi yang tidak bisa bertahan lama.
Seperti halnya di TK, pada awal masuk sekolah Helmi kelihatan bersemangat, tapi beberapa hari kemudian masalah kembali muncul. Anakku tidak mau sekolah, yah...memang anakku sedikit berbeda dengan anak-anak yang lain, tapi menurutku perbedaan itu masih wajar. Bukankah setiap anak itu berbeda? tidak akan pernah sama antara anak satu dengan yang lain? Kesabaranku kembali di uji.

Berdasarkan informasi yang aku peroleh, ternyata Helmi mendapat teguran keras dari seorang guru, di karenakan anakku bermain di dalam kelas pada saat pelajaran sedang berlangsung.
Di usia sekolah yang baru dua minggu, Helmi belum begitu paham bahwa SD berbeda dengan TK. Dia belum begitu mengerti bahwa sekolah di SD harus lebih serius di bandingkan di TK yang cara belajarnya dilakukan sambil bermain.

Aku sangat menyayangkan sikap guru yang memperlakukan Helmi dengan begitu keras, hingga membuat Helmi trauma untuk pergi kesekolah. Sebenarnya membuat anak trauma adalah sebuah pelanggaran berat bagi seorang guru, atas saran beberapa teman, aku dianjurkan untuk melaporkan kasus ini kepihak yang berwenang, bahkan aku bisa menuntut guru tersebut jika aku mau.

Tapi itu tidak aku lakukan, aku tidak setega itu, meskipun sebagai ibu aku merasa sakit hati.
Setelah hari itu anakku tidak mau lagi bersekolah, berbagai cara sudah aku lakukan. Dari memindahkan dia kekelas lain, sampai memindahkan Helmi kesekolah baru seperti yang di sarankan oleh Pak Win. Helmi tetap menolak, dia sudah tidak berminat lagi untuk sekolah. Setiap aku konsultasikan masalah ini dengan Pak Win jawabannya selalu sama, Helmi tetap harus bersekolah karena sudah masanya, kalau menunggu tahun depan, sifatnya gamebling, bisa jadi tahun depan Helmi mau sekolah, bisajadi tidak. Dalam masa adaptasi aku dianjurkan untuk menemaninya, dan mengkomunikasikan masalah Helmi dengan guru pengajarnya.

Berkomunikasi dengan guru itu mudah aku lakukan, tapi kalau harus menemani Helmi dari dia berangkat sampai pulang sekolah, itu sesuatu yang sulit.
Ketika Helmi masuk kelas satu, aku baru saja melahirkan anakku yang ketiga, waktu itu bayiku baru berumur dua bulan. Aku memberinya asi eksklusif sehingga aku tidak bisa meninggalkannya di rumah, tapi untuk menbawanya pun aku khawatir kesehatannya akan terganggu. Sebuah kondisi yang dilematis, disisi lain aku menginginkan anakku tetap sekolah, tapi di lain pihak aku mengkawatirkan bayiku. Akhirnya kami memutuskan untuk memenuhi "keinginan" Helmi yaitu berhenti sekolah untuk sementara.

Satu hal lagi yang membuat masalahku semakin bertumpuk saat itu adalah, orang tua yang sedang sakit di kampung halaman, padahal sekitar dua bulan lagi beliau akan menunaikan ibadah haji. Entah karena hal apa, Bapak sakit hingga harus lima kali melakukan rawat inap di rumah sakit, bahkan akhirnya sempat memutuskan untuk membatalkan keberangkatannya ke tanah suci.
Sebagai anak tunggal, aku merasa terpanggil melihat kondisi ini, karena sebelumnya Bapak selalu meminta aku untuk pulang dan menetap dikampung halaman.

Akhirnya dengan persetujuan suami, aku beserta anakku pindah kekampung halaman untuk waktu yang aku belum tahu, apakah sementara atau selamannya. Niatku waktu itu ingin menemani dan memberi semangat kepada Bapak, agar beliau segera sembuh dan melanjutkan rencananya untuk pergi ke tanah suci, sekaligus juga berniat ingin menyekolahkan Helmi di kampung halaman, mudah-mudahan ia mau bersekolah lagi.

Alhamdulillah apa yang aku niatkan tercapai, entah karena kehadiranku atau karena hal lain, kesehatan Bapak berangsur-angsur pulih dan beliau beserta ibu kembali melanjutkan rencananya pergi ke tanah suci. Sedangkan anakku Helmi mau bersekolah meskipun tidak serta merta, tapi berproses, dan proses itu memakan waktu kurang lebih 3 bulan. Sungguh sebuah kondisi yang memerlukan banyak kesabaran.

Setelah semuanya berlalu, bapak dan ibu sudah kembali dari tanah suci, dan Helmi pun sudah mau bersekolah seperti anak-anak lain dan tidak keberatan untuk pindah sekolah, aku beserta anak-anakku kembali ke Bogor untuk berkumpul lagi dengan ayah mereka. Aku tidak ingin anak-anakku tidak mendapatkan kasih sayang yang cukup dari ayahnya.

Menjadi orang tua tidaklah mudah, menjadi ibu tidaklah gampang. Menjadi ibu adalah sebuah universitas kehidupan buatku dimana didalamnya aku selalu belajar, belajar mendidik anak dengan baik, belajar bersabar, dan belajar menghadapi berbagai macam problema kehidupan. 

Sekarang Helmi telah duduk di bangku sekolah kelas dua SD, mudah-mudahan peristiwa yang menimpa Helmi tidak terulang lagi kepada siapapun.

Sabtu, 26 November 2011

ANAKKU TIDAK MAU SEKOLAH

Menjadi orang tua tidaklah mudah, menjadi ibu tidaklah gampang, inilah yang aku rasakan.
Tidak ada niat untuk mengeluh, aku hanya ingin berbagi, karena peristiwannya pun sudah lama berlalu.
Bermula dari kebiasaanku yang enggan keluar rumah, kecuali untuk sesuatu yang sangat penting, anakku pun tumbuh menjadi anak yang lebih suka bediam diri di dalam rumah dengan aktifitas yang paling di gemarinya yaitu menonton tv.
Waktu itu aku baru memiliki dua orang anak, anak pertamaku perempuan, dia tumbuh dan berkembang tanpa masalah yang berarti. Anakku yang kedua laki-laki, kami memberinya nama Helmi,  dia sehat, tumbuh dan berkembang secara normal, di usia dua tahun sudah lancar berbicara, hanya satu yang kadang terlihat berbeda, Helmi seperti tidak suka jika bertemu dengan orang lain, bahkan cenderung takut, tapi aku tidak terlalu memikirkan hal ini, aku menganggapnya wajar.

Di usia 4 tahun seperti anak yang lain, aku memasukkan Helmi ke TK, di sinilah aku mulai melihat bahwa anakku berbeda dengan anak yang lain. Hari-hari pertama sekolah, ia kelihatan senang dan bersemangat, tapi ini hanya berlangsung satu minggu saja, hari-hari berikutnya untuk pergi ke sekolah ia harus di bujuk, karena ia selalu menolak dg alasan pusing ingin muntah, dan lain2. Meski akhirnya mau berangkat, tapi di sekolah ia tidak mau di tinggal, selalu minta di tungguin, padahal TK dan rumah kami letaknya bersebelahan, tapi Helmi sepertinya tidak merasa nyaman kalau tidak ada aku di sekolah.

Di sekolah ia tidak mau bergabung dengan teman2nya, hanya dengan satu orang saja ia berteman yaitu Faqih, setiap hari selalu dengan Faqih tidak mau dengan yang lain. Komunikasi dengan  gurupun sangat jarang di lakukan, jika di tanya ia hanya menjawab dengan bahasa isyarat, mengangguk atau menggeleng. Menurut Bu Leni, Helmi hampir tidak pernah mengeluarkan suara sehingga bagi orang yang tidak tahu, akan menyangka bahwa anakku bisu.

Kejadian ini berlangsung hingga 6 bulan, sampai suatu saat ada seorang psikolog yang memang   secara berkala datang ke TK, melakukan tes psikologis bagi anak-anak TK termasuk anakku Helmi.
Dari hasil tes diketahui bahwa anakku memiliki sebuah problem psikologis, yang harus segera di tangani. Menurut Pak Win (nama psikolog tersebut) anakku memiliki beban masalah sebanyak 600, sementara normal anak seusiannya, beban masalah yang bisa di tanggung adalah 300.

Aku yang awam dengan istilah ilmu psikologis, kebingungan. Kenapa bisa seperti ini? beban masalah apa yang di tanggung anakku hingga berpengaruh ke pertumbuhan mentalnya? padahal aku merawat Helmi dengan baik, dan aku sangat menyayanginya.
Menurut Pak Win, seorang anak akan mengurai masalah yang ia punya dengan bermain, bermain merupakan kebutuhan bagi anak, sedangkan anakku lebih suka berdiam diri di rumah.
Atas saran Pak Win, anakku dianjurkan untuk mengikuti terapi selama kurang lebih 6 bulan. Demi kebaikan anakku, aku ikuti saran beliau.

Selama menjalani terapi, perlahan-lahan anakku mulai mengalami perubahan. Ia sudah mulai bisa berkomunikasi secara normal, dan bisa menerima serta bergaul dengan teman2nya yang lain, tidak hanya dengan Faqih saja. Aku sangat bersyukur dengan kondisi ini.
Setelah 6 bulan berlalu, Pak Win mengatakan bahwa terapi untuk Helmi sudah selesai dan di rasa cukup. Alhamdulillah.... aku merasa lega sekarang.
Tapi apakah masalah selesai sampai disini...? Tidak.


Silahkan ikuti ANAKKU TIDAK MAU SEKOLAH  part 2 
   

Jumat, 18 November 2011

PROGRAM BARU USMC

SEMANGAD!!!  Ummu Sumayah Medical Center (USMC) memiliki program, yang baru saja di luncurkan, yaitu pemeriksaan GULA DARAH, CHOLESTEROL dan  ASAM URAT.
Mungkin ini terdengar biasa bagi sebagian orang, karena pemeriksaan darah seperti ini bisa dijumpai di mana saja. Tapi bagiku ini luar biasa, mengingat USMC adalah lembaga sosial yang bersifat nonprofit. Karena USMC diperuntukan bagi kaum duafa, maka kami mematok harga sangat rendah jauh di bawah harga normal. Bahkan bagi pasien umum yang tidak termasuk kriteria duafa pun boleh melakukan chek darah di sini, dengan harga yang tidak terlalu mahal.


Sebagai seorang analis, aku amat sangat mendukung program ini. Bahkan aku merasa mendapat tempat untuk mempraktekan ilmu yang telah aku pelajari di bangku kuliah. Rasa "haus darah" kembali muncul ketika berhadapan dengan pasien yang akan aku periksa. Sungguh sebuah kerinduan yang lama terpendam semenjak aku berhenti bekerja.
Aku merasa do'aku dikabulkan Allah, di tiap selesai sholat aku selalu berdo'a agar diberi ilmu yang bermanfaat, dan sekarang aku bisa memanfaatkan ilmuku meski aku tidak bekerja secara formal.


USMC meluncurkan program pemeriksaan darah, dengan tujuan untuk memperluas bentuk layanan kepada masyarakat miskin, sehingga akan lebih mendukung pemeriksaan kesehatan mereka. Selain itu kami juga berencana menerima chek up masal dari instansi atau masyarakat yang memerlukan jasa kami, ini dilakukan untuk mendapatkan dana tambahan yang akan digunakan untuk mobilitas USMC itu sendiri. Mudah-mudahan rencana ini bisa terwujud dan mendapat sambutan dari masyarakat luas.


Selain gula darah, cholesterol dan asam urat, USMC berencana akan menambah satu pemeriksaan lagi yaitu tes kehamilan. Pemeriksaan laboraturium memang kadang di perlukan untuk mendukung diagnosa dokter, jadi meskipun yang kami layani adalah pasien duafa, kami tidak ingin asal asalan. Kami tetap ingin melayani dan memperlakukan mereka dengan sebaik mungkin.


Sekarang ini USMC telah mengantongi ijin dari berbagai pihak dimulai dari RT, RW, kelurahan dan PUSKESMAS. Sebagai lembaga kesehatan, kami memang harus mengikuti ketentuan dan aturan yang berlaku agar bisa tetap eksis dan tidak bermasalah.
Rencana USMC kedepan adalah ingin membentuk sebuah klinik duafa yang dikelola secara profesional, memiliki gedung dan kelengkapan yang memadai, sehingga lebih maksimal dalam melayani umat.


Mudah-mudahan rencana ini mendapat ridho dari Allah swt. USMC sangat berterima kasih kepada para donatur yang rela menyisihkan sebagian rizkinya bagi program layanan umat ini, dan kami masih memberi kesempatan kepada calon donatur lain, untuk bergabung bersama kami dalam membantu pelayanan kesehatan  bagi kaum duafa.

Kamis, 17 November 2011

MAKANAN BERBAHAYA

Berawal dari kegelisahan, ketika membeli kue basah dan sisa kue yang tidak habis di makan, ternyata setelah 24 jam masih segar dan tidak basi sama sekali, padahal normalnya, dalam satu hari saja kue tersebut sudah basi, tentu  ini sebuah kondisi yang tidak wajar.

    
Memang, dari beberapa jenis makanan yang kita konsumsi, sebagian besar telah mengandung bahan kimia berbahaya, sehingga pada dasarnya makanan tersebut tidak layak untuk di konsumsi. Rasanya kita kesulitan untuk mendapatkan makanan yang benar-benar sehat serta tidak membahayakan tubuh kita.

Sebut saja ikan, seperti yang sama2 pernah kita dengar bahwa ikan "segar" yang ada di pasaran, mengandung formalin, entah seluruhnya atau hanya sebagian saja. Kemudian tempe dan tahu, pernah ada di sebuah tayangan televisi, di situ memperlihatkan bahwa kedelai yang akan di olah menjadi kedua makanan tersebut sebelumnya telah di beri pewarna pakaian agar terlihat lebih menarik dan memiliki nilai jual yang tinggi. Belum lagi, kita juga pernah mendengar tahu yang berformalin seperti halnya ikan.

Sayur-sayuran dan buah-buahan yang di klaim sebagai makanan yang sehat dan menyehatkan pun, tidak lepas dari bahan berbahaya, seperti insektisida, pupuk anorganik dan bahan-bahan kimia lain yang memang diperlukan pada saat memproduksinya.
Jajanan pasar yang notabene sebagai makanan tradisional dan banyak di gemari masyarakat pun tidak luput dari campuran bahan berbahaya seperti borax, dengan tujuan agar jajanan tersebut lebih tahan lama sehingga pedagang tidak rugi walaupun tidak habis dalam sehari.

Makanan skala pabrikanpun tidak kalah dalam menyumbangkan bahan kimia berbahaya. Pewarna, pengawet, MSG dan gula aditif adalah bahan-bahan yang lazim kita temui pada makanan skala pabrikan tersebut. Meskipun di gunakan dalam "batas aman" tapi mengkonsumsinya dalam jumlah banyak dan terus menerus akan sangat berpengaruh terhadap kesehatan kita.

Belum lagi kita membaca di sebuah media on line, ada sebuah truk yang mengangkut bangkai sapi yang akan di manfaatkan dagingnya untuk di jual !!!
Seperti tidak mau ketinggalan, beras pun menggunakan clorin sebagai pemutih, untuk menaikan daya jualnya.


Masya Allah.....lantas kita makan apa? apa mungkin masing-masing kita, menyediakan bahan makanan dari hulu ke hilir secara mandiri, agar terbebas dari itu semua? sesuatu yang sepertinya imposible.
Rasanya para ibu rumah tangga semakin kesulitan memilah dan memilih makanan yang aman untuk di konsumsi keluarganya.


Kembali kerumah, mengkonsumsi makanan sehat yang di olah di rumah sendiri, agaknya menjadi solusi, setidaknya bisa mengurangi kadar zat-zat berbahaya yang akan masuk ketubuh kita. Lebih baik membawa bekal untuk makan siang dari rumah, daripada membeli makanan yang tidak terjamin kebersihannya.


Untuk para ibu rumah tangga tidak terkecuali saya, tidak ada salahnya untuk selalu menambah pengetahuan tentang bagaimana cara mensiasati makanan atau bahan makanan yang mungkin sudah "tercemar" zat berbahaya, agar kadarnya menjadi nol atau setidaknya berkurang, sehingga relatif aman untuk dikonsumsi. 


Kepada pemerintah atau instansi terkait, kami berharap ada tindakan serta langkah nyata untuk mengatasi kondisi tersebut, sehingga aktivitas para "pedagang nakal" tidak semakin merajalela dan menimbulkan keresahan di masyarakat. 

Rabu, 16 November 2011

USTAD HNW MINTA PULSA, BENARKAH?

Kejadiannya sudah beberapa hari yang lalu. Siang itu sebelum istirahat aku membuka facebook, aku melihat ada banyak sekali teman-teman FB yang sedang on line salah satunya adalah ustad HNW. Aku agak sedikit heran, jarang sekali aku melihat ustad HNW on line, biasanya beliau hanya menulis status, itupun untuk sesuatu yang penting saja. Tapi kali ini beliau on line cukup lama.
Aku tidak ingin kehilangan kesempatan dengan niat menyalami beliau, tanpa membuang waktu ku sapa beliau. "Assalamualaikum...ustad" tidak lama kemudian ustad menjawab "waalaikumsalam..."  "saya hanya ingin mengucap salam saja, mudah-mudahan ustad selalu dalm ridho Allah SWT" aku melanjutkan "amin ya rabbalalamin..." ustad HNW mengaminkan do'aku.

 
Bla bla bla... sapaanku berlanjut dengan beberapa dialog singkat, sampai akhirnya ustad HNW mengatakan kalau beliau sedang membutuhkan pulsa indonesia, dengan alasan sekarang ini beliau berada di Singapoer. Aku terhenyak.....ustad HNW minta pulsa, benarkah? aku bertanya dalam hati, bukankah beliau punya banyak relasi, buat apa beliau minta pulsa di FB seperti ini? Meski curiga aku tetap berusaha berbaik sangka, siapa tahu beliau memang sedang membutuhkan bantuan. Setengah berkelit aku meminta ijin ke ustad untuk menghubungi temanku terlebih dahulu. Lalu aku menghubungi Bu Ning seorang teman yang kebetulan juga menjual pulsa. Niatku antara ingin mengirim pulsa atau meminta pendapat Bu Ning, dengan spontan Bu Ning berujar " wah...ini sih kasus bu, paling ini kerjaan hecker, ngga mungkin ustad HNW minta-minta pulsa"  benar juga apa yang di katakan Bu Ning, setidaknya kecurigaanku mendapat dukungan. Akhirnya aku batalkan niat mengirim pulsa untuk "ustad HNW".

 
Aku yang tidak pernah mengalami hal seperti ini, masih ragu-ragu, aku khawatir menyesal kalau ternyata benar ustad HNW sedang membutuhkan bantuan . Biasanya penipuan pulsa yang aku alami, hanya melalui sms yang langsung aku hapus begitu saja.
Akhirnya untuk memantapkan hati ku cari second opinion dengan cara menceritakan apa yang aku alami kepada salah seorang yang sedang on line, dengan harapan bisa sharing barangkali orang tersebut mengalami hal serupa denganku. Ku pilih orang secara acak, dapatlah orang dengan inisial AA. Dari cerita AA inilah aku merasa yakin bahwa yang sedang on line sebagai ustad HNW adalah seorang hecker, hecker ini sudah berpengalaman sudah berusaha di lacak dan di kejar tapi tidak terkejar, begitu menurut AA.

 
Alhamdulillah....aku  merasa lega sekarang, tanpa membuang waktu aku langsung menulis status di FBku untuk memperingatkan teman-teman agar hati-hati terhadap ulah hecker nakal ini. Malam hari aku baca sebuah berita di islammedia on line, bahwa ada penipuan pulsa atas nama ustad Hidayat Nurwahid di facebook.
Ada ribuan follower ustad HNW, dari sekian ribu itu kira-kira ada berapa orang yang sudah tertipu? Sungguh prilaku yang tidak bertanggung jawab, memfitnah dan menipu orang. Aku bersyukur tidak sampai terpedaya oleh orang yang tidak bertanggung jawab tersebut, dan ini menjadi pengalaman berharga buatku.


Wahai para hecker nakal....bertobatlah selagi masih ada kesempatan, apapun yang kalian lakukan pasti akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah.
Bergabunglah bersama kami disini, manfaatkanlah kepandaian kalian untuk berbuat kebaikan !!!

Minggu, 13 November 2011

KARANGSARI KAMPUNG HALAMANKU

Sore ini mendung, membuatku ngelangut, rindu kampung halaman. Karangsari Pulosari Pemalang adalah sebuah desa di kaki gunung Slamet tempat dimana aku lahir dan dibesarkan, dimana orang tua dan keluarga besarku tinggal, tidak salah rasanya kalau aku selalu ingat Karangsari. Di desa inilah aku merasakan cerianya masa kecil, bermain dengan teman-teman, bersekolah dan lain-lain segala aktifitas yang menyenangkan, penuh canda dan tawa kadang juga tangis dan kesedihan ala anak-anak, semua menjadi bagian dari kenangan yang sekarang ini sedang ku ingat.

Kalau Rasulullah memiliki rasa asobiah yang tinggi terhadap kota Mekah, demikian juga denganku yang mencintai desa kelahiranku Karangsari, karena hal ini adalah sunatullah sesuatu yang semua orang yang tinggal jauh dari kampung halaman pasti merasakannya. Udaranya yang sejuk yang masih relatif bersih, pemandangannya yang hijau asri, penduduknya yang ramah tamah merupakan ciri khas sebuah lingkungan pedesaan, menjadi kerinduan tersendiri bagi seseorang yang meninggalkan kampung halamannya seperti halnya aku.

Didasari nafsu primitif manusia yaitu makan, aku terkadang ingin pulang ke Karangsari hanya karena ingat masakan ibu, semua orang pasti menyukai masakan ibunya demikian juga aku apalagi di kediamanku sekarang jarang sekali aku temui makanan yang sama seperti yang ada di pasar Karangsari seperti ikan asap, sate belet, pindang teri yang kecil2, dll sehingga aku tidak bisa meniru-niru masakan ala ibu, kalaupun ada makanan yang sama seperti di pasar Karangsari, cita rasanya tidaklah sama. Ingat betul waktu itu pulang sekolah dalam keadaan perut lapar, ternyata sampai di rumah ibu sudah memasak ikan asap kesukaanku, tanpa menunggu di tawarin aku langsung makan dengan lahap, sungguh sesuatu yang menyenangkan bila diingat. Dipagi hari yang dingin sangat enak rasanya makan kue serabi + gorengan hangat.
Kami terbiasa menyantap makanan yang masih alami, sehat tanpa pengawet dan pewarna, sangat berbeda dengan kebiasaan anak-anaku sekarang. Mereka lebih sering menyantap junk food (makanan sampah), makanan yang tinggi lemak, tinggi kalori tapi rendah serat, seperti burger, kebab, pizza dan makanan ala kota lainnya.

Hal lain yang masih kuingat adalah sungai. Mandi di sungai adalah suatu hal yang menyenangkan bagi anak-anak seperti halnya aku, terutama ketika musim kemarau. Bersama teman-teman aku sering "berenang" di Kedung bulu, sebuah sungai yang lumayan besar sehingga kita puas berenang di situ, meskipun jaraknya lumayan jauh dari rumah dan ibuku selalu melarang, tapi terkadang aku tetap nekat pergi kesana. Pengalaman yang menyenangkan yang tidak didapatkan anak-anaku, karena di perkotaan hampir tidak ada sungai yang bersih, yang bisa di gunakan untuk bermain air sepertiku waktu kecil.

Karangsari dengan segala kekurangan dan kelebihannya, dengan segala kebahagiaan dan kesedihan selama aku tinggal, akan tetap ku ingat dan tetap ku ingat sampai akhir hayat. Akankah suatu saat aku kembali ke Karangsari? wallahu a'lam bi showab. 

Sabtu, 05 November 2011

Rela Berkorban Meski Dalam Kesederhanaan




Bu Ria bukanlah teman akrab, bahkan dibandingkan teman-teman ngajiku yang lain bu Ria masih terbilang baru. Bukan berarti diantara kami tidak ada kedekatan, justru sebaliknya, kami merasa bersaudara antara satu dan yang lain.

Sejak pertama kali mengenal Bu Ria, terbersit rasa kagum terhadap sosok beliau, rasa kagum ini yang mendorongku untuk mengungkapkannya lewat tulisan.

Bu Ria adalah wanita yang memiliki 13 orang anak, bukan karena banyaknya anak inilah yang membuat aku kagum. Tapi karena ketegarannya, kesabarannya, kasihsayangnya dan juga pengorbanannya dalam mengasuh ketigabelas anaknya inilah yang membuat aku terpana "Kok ada ya...wanita seperti Bu Ria?" Gumamku waktu itu ketika baru pertama kali mengenal beliau. Betapa tidak, dari 13 anaknya hanya satu yang merupakan anak kandung, 12 yang lain adalah anak angkat!

Setelah beberapa tahun menikah, Bu Ria tidak juga di karuniai momongan, dokter memvonis bahwa Bu Ria mandul. Akhirnya Bu Ria beserta suami sepakat untuk mengadopsi anak, tanpa berniat bahwa anak yang mereka adopsi adalah sebagai pancingan agar mereka segera dikaruniai anak oleh Allah SWT. Anak yang diadopsi oleh Bu Ria berasal dari kalangan tidak mampu, bahkan ada beberapa anak yang diantarkan oleh kedua orang tuanya ke rumah Bu Ria untuk diadopsi tentu saja karena alasan ekonomi, Bu Ria menerimanya dengan senang hati.

Hingga akhirnya Bu Ria sudah memiliki 11 orang anak angkat. Di titik inilah Allah yang Maha Pengasih Maha Penyayang berkenan menurunkan rahmat NYA, menunjukan kuasa NYA pada Bu Ria. Bu Ria yang telah divonis mandul, ternyata hamil !

Inilah bukti bahwa Allah tidak pernah lalai terhadap do'a-do'a hamba NYA.

Kebahagiaan menyelimuti keluarga Bu Ria, pada akhirnya do'a mereka dikabulkan oleh Allah, dan Bu Ria bisa merasakan menjadi wanita yang sempurna, bisa melahirkan dan memiliki anak.
Memiliki anak kandung tidak lantas membuat Bu Ria lupa terhadap anak-anaknya yang lain, bahkan Bu Ria masih mau menerima seorang anak lagi untuk diadopsi sehingga jumlah anak Bu Ria seluruhnya menjadi 13 orang. Semuanya menjadi tanggung jawab Bu Ria dan suami, sesuatu yang menurutku tidak semua orang mau melakukannya.

Di jaman seperti sekarang ini dimana orang lebih suka menumpuk-numpuk materi, berfoya-foya menghamburkan harta, amat sulit ditemui orang seperti Bu Ria, rela berkorban demi kehidupan orang lain, meski beliau sendiri dalam kondisi pas-pasan.

Sebagai seorang yang taat pada aturan agama, Bu Ria mendidik ke 13 anaknya dengan baik. Semuanya mendapatkan kasih sayang cukup, merata tidak di beda-bedakan antara satu dengan yang lain, mereka mendapatkan hidup yang layak meski tidak berlebihan, mereka juga mendapatkan pendidikan yang memadai. 

Setelah lulus SD, Bu Ria mengirim mereka ke pesantren untuk melanjutkan sekolah sekaligus memperdalam agama. Setelah lulus aliyah merekapun melanjutkan keperguruan tinggi. Meski dalam kesederhanaan, Bu Ria tetap berusaha menyekolahkan anak-anaknya sampai sarjana.
Kepada 12 anak angkatnya Bu Ria tidak pernah menyembunyikan identitas mereka, mereka tetap diberi tahu  dengan bijak siapa orang tua kandung mereka dan dari mana mereka berasal, dengan begitu  mereka mengenal siapa diri mereka sebenarnya.

Memiliki 13 orang anak tidak lantas membuat Bu Ria hanya sibuk mengurus keperluan rumah tangganya saja, tapi beliau tetap aktif diluar. Selain membawahi sebuah TK yaitu TK Insan Utama, beliau juga menjadi pengajar di SD Muhammadiah Gaperi sebagai guru agama. Bu Ria juga mengajar beberapa taklim di lingkungan sekitar selain beliau juga mengaji bersama-sama kami. Bu Ria yang seorang insinyur pertanian masih semangat untuk menimba ilmu, beliau kuliah lagi mengambil program S1 PAUD. 

Satu lagi aktifitas beliau yang baru aku ketahui adalah memandikan jenazah. Bu Ria beserta timnya bersedia di panggil  untuk memandikan dan mengurus keperluan jenazah tanpa di pungut biaya. "Dengan memandikan jenazah insyaAllah dosa-dosa kita akan berguguran, seperti daun yang gugur dari pohonnya" kata Bu Ria mengutip sebuah hadist.

Di usiannya yang tidak lagi muda, Bu Ria masih semangat melakukan aktifitas. Tanpa kenal lelah Bu Ria mengayuh sepeda UNAITED nya, sepeda yang selalu setia menemani kemana Bu Ria pergi. Kadang aku bertanya dalam hati " apakah seperti ini potret wanita calon penghuni surga?" Mudah-mudahan aku tidak berlebihan, setidaknya ini merupakan do'aku untuk Bu Ria,  seorang wanita yang  tegar, penyabar, penuh kasih sayang dan rela berkorban untuk orang lain. Mudah-mudahan apa yang beliau lakukan mendapat rihdo dari Allah SWT.  












Jumat, 28 Oktober 2011

DO'A SEORANG IBU

Ya Allah...ya Rabb...

beri aku kepahaman atas amanahMU
anak-anak ku...
agar aku tak salah menilai kerewelannya
agar aku tak salah sikap atas kenakalannya
ku tak ingin kehilangan mereka ya Rabb...


Ya Allah....ya Rabb...

beri aku kemampuan membimbingnya kearahMU
mencita-citakan mereka di jalanMU
mewakafkan mereka kepadaMU
hingga kelak di hadapanMU aku bisa berbangga


Ya Allah...ya Rabb...

lindungi mereka atas keburukan yang kan menimpa
sayangi mereka dengan rahmatMU yang luas tak terkira
jangkauanku hanya sebatas pandang
pertolonganku hanya sebatas lengan
sungguh tiada kebaikan tanpa Engkau campur tangan


Ya Allah...ya Rabb...

ku harapkan ridhoMU atas mereka
ku harapkan tuntunanMU atas langkahnya
jangan biarkan lahir dari rahimku
seorang anak yang kelak kan mendurhakaiMU

AMIN........

Senin, 24 Oktober 2011

KLINIK DUAFA

Senin, 17 Oktober 2011
Kira-kira jam 09.05 aku berangkat menuju klinik dengan berjalan kaki seperti biasa. Jarak antara klinik dan rumahku memang tidak jauh hanya terpaut satu rumah, hanya kira-kira duapuluh langkah dari rumah, aku sudah sampai di klinik.
Ruangan klinik masih terkunci rapat artinya belum ada petugas yang datang baru aku seorang. Setelah meminta kunci ke Pak Mamay  aku masuk ke ruang klinik, hmm... aroma obat-obatan langsung menghampiri hidungku, tapi aku sudah terbiasa jadi tidak merasa terganggu. Ruangan klinik telah rapi dan bersih karena Bang Yas selalu membersihkannya setiap pagi. Bang Yas adalah petugas kebersihan di YPI Nurul Ilmi, tempat dimana bangunan klinik ini berada.
Klinik duafa ini diberi nama USMC (UMMU SUMAYAH MEDICAL CENTER) dan nama lembaga inilah yang aku cantumkan sebagai alamat tempatku bekerja di status FBku. Ya...memang aku bekerja di sini, meski hanya setiap hari senin, karena hanya di hari senin lah klinik ini buka, meski aku dan juga yang lain tidak menerima gaji, tapi aku merasa senang bekerja disini, kami hanya mengharap gaji dari Allah swt yaitu berupa pahala.

Rupanya sudah ada pasien yang datang yaitu Bp Nazar. Bapak yang sudah tua ini sudah beberapa kali datang ke USMC, seperti halnya pasien yang lain Bp Nazar datang hanya dengan membawa kartu berobat. Ketika berobat, pasien memang hanya di wajibkan menunjukan kartu berobat saja, tanpa dipungut biaya apapun, hanya ada kotak amal yang kami sediakan untuk diisi secara sukarela, seandainya mereka tidak mengisi pun tidak mengapa.
Untuk membiyayai keperluan klinik ini, kami mengandalkan uluran tangan para donatur. Proposal dana yang di buat oleh Bu Wahyu disebarkan ke beberapa instansi baik pemerintah ataupun swasta, baik perorangan atau lembaga. Hasilnya Alhamdulillah mampu membiyayai keperluan klinik  hingga sekarang. Kami sangat berharap akan ada kucuran dana yang lebih besar, sehingga klinik duafa ini bisa buka 2 atau 3 kali dalam satu minggu seperti yang diharapkan oleh dr. Ririn, selaku dokter di klinik ini.  

Alhamdulillah..... Bu Wahyu sudah datang, dan pasienpun sudah mulai bertambah jumlahnya. Kami mulai bekerja dengan mendaftar mereka secara berurutan, sesuai dengan urutan kedatangan. Tak berapa lama dr.Ririn pun datang.
Spesialisku di sini adalah membuat resep (meskipun sebenarnya aku lulusan analis kesehatan) sedangkan Bu Wahyu di bagian pendaftaran. Sementara Bu Wahyu mendata pasien, aku merapikan obat-obatan yang kelihatan berantakan, aku susun sesuai abjad agar mudah waktu mengambilnya.

Satu, dua, tiga.....enambelas, tak terasa sudah 16 pasien kami tangani Alhamdulillah, sedikit atau banyak Insya Allah pahalanya sama. Kebanyakan dari pasien kami adalah para pembantu rumah tangga yang bekerja di lingkungan Griya Yasa Lestari, juga penduduk di sekitarnya yang memang membutuhkan pengobatan gratis ini.
Satu kali dalam sebulan kami mengadakan baksos (bakti sosial) di perkampungan sekitar Griya secara bergiliran. Di situ kami mengadakan pengobatan gratis untuk 100 orang pasien, selain pengobatan gratis, kami juga menjual pakaian bekas pantas pakai yang hasilnya digunakan untuk keperluan klinik.
Meski hanya ini yang kami bisa, kami berharap apa yang kami lakukan bisa sedikit meringankan kesulitan hidup mereka kaum duafa, terutama dalam hal pemeliharaan kesehatan.
Secara pribadi aku bersyukur masih ada orang seperti dr.Ririn dan juga rekan-rekan yang lain, yang mau meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk peduli dan berbagi dengan sesama. Mudah-mudahan apa kami lakukan mendapat ridho dari Allah SWT.....amin.

Inilah sekelumit kisahku tentang Klinik Duafa USMC (UMMU SUMAYAH MEDICAL CENTER).

Kamis, 13 Oktober 2011

SUAMIMU DUA

Setidaknya itulah julukan baru buatku yang di lontarkan si Abi.
Ya..beberapa bulan terakhir ini aku mempunyai kesibukan baru yang cukup menyita waktu dan perhatian, terutama waktu untuk si Abi. Betapa tidak, semenjak perkenalanku dengan note book tercinta ini, dengan FB dan blognya, tak ketinggalan dengan Mbah googlenya, waktu kebersamaanku dengan si Abi menjadi berkurang dan sedikit terganggu, oleh karena itulah si Abi melontarkan ucapan "sekarang suamimu dua" sebagai bentuk protes atas kebiasaan baruku ini meski tetap membolehkan dan memaklumi.
Seperti biasa, memaklumi, pengertian, bersabar, itulah si Abi.
Ah...Abi... mana mungkin aku bersuami dua dengan semua sifatmu ini, aku tak tahu akan seperti apa diriku tanpa kesabaranmu.
Aku minta maaf jika akhir-akhir ini waktuku sedikit tersita, saat-saat dimana biasanya kita berdiskusi, bercerita tentang tingkah laku anak-anak kita, mencari solusi tentang masalah yang sedang kita hadapi, atau sekedar berbaring di sampingmu menemanimu istirahat, kini lebih banyak aku gunakan untuk mengelus-elus "suami keduaku" ini. Bahkan sudah beberapa bulan terakhir, aku tidak menyempatkan diri mempeeling masker wajahku untukmu seperti biasanya.
Tanpa berniat mencari kambing hitam, semenjak Mpok Embay berhenti bekerja, aku memang agak kerepotan mengatur waktu. Siang hari lebih banyak aku gunakan untuk mengasuh anak-anak kita dan keperluan rumah lainnya, hanya sesekali aku sempat membuka note book itupun tidak lama karena harus bergantian dengan anak kita Helmi yang gemar dengan game on line. Oleh karena itulah aku berfikir bahwa waktu yang tepat untuk menulis ataupun membuka FB adalah malam hari ketika anak-anak kita sudah terlelap tidur yang mana itu adalah "waktu kita".
Baiklah Abi...aku tahu, aku harus mengatur ulang waktuku, agar tidak ada yang merasa dikurangi hak-haknya, baik itu anak-anak kita, dirimu, atau diriku sendiri, bahkan aku tidak boleh mengabaikan tugas-tugas dari liqoat.
Aku tahu engkau tetap mengijinkan aku untuk melakukan apa saja, selama itu baik dan bermanfaat.
"Ya kan Abi?"  "Ya....." Kata Abi seperti biasa.

Sabtu, 08 Oktober 2011

MUKADIMAH

Ku mulai menulis di blog yg benar-benar baru ini dengan mengucapkan Bismillahirahmannirrahim.............................Mudah-mudahan apa yg aku tulis bisa menjadi motifasi dan menginspirasi diriku, anak-anakku, keluargaku atau bahkan orang lain kearah kebaikan. Aku berlindung kepada Allah dari mempengaruhi atau mengajak orang lain lewat tulisanku kedalam perbuatan buruk atau tercela, naudzubillahimindzalik.....
Semoga Allah merahmatiku, melindungiku dan selalu memberiku petunjuk agar selalu tetap berada di jalanNYA dan memudahkan segala urusanku, meringankan langkah kakiku dalam berjuang MENGGAPAI ASA di dunia, terlebih di akhirat, SEMOGA..............