Kamis, 17 November 2011

MAKANAN BERBAHAYA

Berawal dari kegelisahan, ketika membeli kue basah dan sisa kue yang tidak habis di makan, ternyata setelah 24 jam masih segar dan tidak basi sama sekali, padahal normalnya, dalam satu hari saja kue tersebut sudah basi, tentu  ini sebuah kondisi yang tidak wajar.

    
Memang, dari beberapa jenis makanan yang kita konsumsi, sebagian besar telah mengandung bahan kimia berbahaya, sehingga pada dasarnya makanan tersebut tidak layak untuk di konsumsi. Rasanya kita kesulitan untuk mendapatkan makanan yang benar-benar sehat serta tidak membahayakan tubuh kita.

Sebut saja ikan, seperti yang sama2 pernah kita dengar bahwa ikan "segar" yang ada di pasaran, mengandung formalin, entah seluruhnya atau hanya sebagian saja. Kemudian tempe dan tahu, pernah ada di sebuah tayangan televisi, di situ memperlihatkan bahwa kedelai yang akan di olah menjadi kedua makanan tersebut sebelumnya telah di beri pewarna pakaian agar terlihat lebih menarik dan memiliki nilai jual yang tinggi. Belum lagi, kita juga pernah mendengar tahu yang berformalin seperti halnya ikan.

Sayur-sayuran dan buah-buahan yang di klaim sebagai makanan yang sehat dan menyehatkan pun, tidak lepas dari bahan berbahaya, seperti insektisida, pupuk anorganik dan bahan-bahan kimia lain yang memang diperlukan pada saat memproduksinya.
Jajanan pasar yang notabene sebagai makanan tradisional dan banyak di gemari masyarakat pun tidak luput dari campuran bahan berbahaya seperti borax, dengan tujuan agar jajanan tersebut lebih tahan lama sehingga pedagang tidak rugi walaupun tidak habis dalam sehari.

Makanan skala pabrikanpun tidak kalah dalam menyumbangkan bahan kimia berbahaya. Pewarna, pengawet, MSG dan gula aditif adalah bahan-bahan yang lazim kita temui pada makanan skala pabrikan tersebut. Meskipun di gunakan dalam "batas aman" tapi mengkonsumsinya dalam jumlah banyak dan terus menerus akan sangat berpengaruh terhadap kesehatan kita.

Belum lagi kita membaca di sebuah media on line, ada sebuah truk yang mengangkut bangkai sapi yang akan di manfaatkan dagingnya untuk di jual !!!
Seperti tidak mau ketinggalan, beras pun menggunakan clorin sebagai pemutih, untuk menaikan daya jualnya.


Masya Allah.....lantas kita makan apa? apa mungkin masing-masing kita, menyediakan bahan makanan dari hulu ke hilir secara mandiri, agar terbebas dari itu semua? sesuatu yang sepertinya imposible.
Rasanya para ibu rumah tangga semakin kesulitan memilah dan memilih makanan yang aman untuk di konsumsi keluarganya.


Kembali kerumah, mengkonsumsi makanan sehat yang di olah di rumah sendiri, agaknya menjadi solusi, setidaknya bisa mengurangi kadar zat-zat berbahaya yang akan masuk ketubuh kita. Lebih baik membawa bekal untuk makan siang dari rumah, daripada membeli makanan yang tidak terjamin kebersihannya.


Untuk para ibu rumah tangga tidak terkecuali saya, tidak ada salahnya untuk selalu menambah pengetahuan tentang bagaimana cara mensiasati makanan atau bahan makanan yang mungkin sudah "tercemar" zat berbahaya, agar kadarnya menjadi nol atau setidaknya berkurang, sehingga relatif aman untuk dikonsumsi. 


Kepada pemerintah atau instansi terkait, kami berharap ada tindakan serta langkah nyata untuk mengatasi kondisi tersebut, sehingga aktivitas para "pedagang nakal" tidak semakin merajalela dan menimbulkan keresahan di masyarakat. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar