Saptu malam Minggu merupakan hari yang dinanti oleh kebanyakan orang. Untuk seorang pelajar, Saptu adalah hari terakhir sekolah dan tak sabar untuk segera pulang, ingin segera menikmati nyantainya malam Minggu. Untuk seorang karyawan atau pegawai kantoran, Saptu Minggu artinya beristirahat dari segala aktifitas kantor, yang mungkin melelahkan atau bahkan menjemukan.
Untuk seorang ibu rumahtangga pun, Saptu Minggu merupakan hari yang menyenangkan karena berkumpul dengan suami dan anak-anak dirumah.
Dan aku...memiliki kenangan tersendiri dengan Saptu malam Minggu ini.
Ketika selama tujuh bulan tinggal di kampung halaman, jadwal liqoku jatuh pada Saptu sore. Di Saptu sore itulah aku dan teman2 berkumpul dirumah Mbak Kris di Randudongkal untuk bersama-sama bertolabul ilmi.
Bagi sebagian orang berkumpul dengan teman, adalah sesuatu yang biasa, tapi bagi kami saat berkumpul adalah saat yang dinanti2. Rasa kangen mulai terasa begitu masuk hari Jumat, aku tak sabar menunggu datangnya hari Saptu, ingin segera bertemu dengan Mbak Kris, Mbak Ulwi, Mbak Rum, Mbak Neng, Mbak Narni dan Ina gadis yg paling muda diantara kami, untuk bersama-sama memperdalam aqidah Islamiyah. Memang rasa persaudaraan diantara kami sangatlah erat, sehingga tidak jarang kami merasa saling merindukan.
Layaknya orang yang sedang kasmaran, aku tidak ingin melewatkan hari Saptu tanpa bertemu dengan mereka. Terkadang aku tidak menghadiri liqo, tentu karena alasan yang syar'i, tapi tetap saja hati dan pikiranku ada di Rdd meski diriku ada di Krs.
Sesekali selesai liqo, kami "nglasik" dulu, yaitu makan baso klasik. Menurutku rasa basonya biasa saja, tidak jauh beda dg yang lain, hanya karena makannya bareng teman seperjuangan, rasanya menjadi "luar biasa". Kapan-kapan kita "nglasik" lagi ya...ukhti fillah...he he.
Saptu malam Minggu yang indah, aku merasa sangat beruntung berada dipergaulan seperti ini, bisa memanfaatkan waktu yg istimewa bagi kebanyakan orang, untuk beribadah dan berukhuwah.
Meski aku telah kembali ke Bogor, aku tetap mengingat kalian, aku masih terkenang dg kebersamaan kita meski itu terjadi cuma sesaat.
Mbak Kris, Mbak Ulwi, Mbak Neng, Mbak Narni, Mbak Rum, dan juga Ina, SALAM UKHUWAH !!!
Mudah-mudahan suatu saat Allah swt mempertemukan kita kembali...amin.
'
Bagi sebagian orang berkumpul dengan teman, adalah sesuatu yang biasa, tapi bagi kami saat berkumpul adalah saat yang dinanti2. Rasa kangen mulai terasa begitu masuk hari Jumat, aku tak sabar menunggu datangnya hari Saptu, ingin segera bertemu dengan Mbak Kris, Mbak Ulwi, Mbak Rum, Mbak Neng, Mbak Narni dan Ina gadis yg paling muda diantara kami, untuk bersama-sama memperdalam aqidah Islamiyah. Memang rasa persaudaraan diantara kami sangatlah erat, sehingga tidak jarang kami merasa saling merindukan.
Layaknya orang yang sedang kasmaran, aku tidak ingin melewatkan hari Saptu tanpa bertemu dengan mereka. Terkadang aku tidak menghadiri liqo, tentu karena alasan yang syar'i, tapi tetap saja hati dan pikiranku ada di Rdd meski diriku ada di Krs.
Sesekali selesai liqo, kami "nglasik" dulu, yaitu makan baso klasik. Menurutku rasa basonya biasa saja, tidak jauh beda dg yang lain, hanya karena makannya bareng teman seperjuangan, rasanya menjadi "luar biasa". Kapan-kapan kita "nglasik" lagi ya...ukhti fillah...he he.
Saptu malam Minggu yang indah, aku merasa sangat beruntung berada dipergaulan seperti ini, bisa memanfaatkan waktu yg istimewa bagi kebanyakan orang, untuk beribadah dan berukhuwah.
Meski aku telah kembali ke Bogor, aku tetap mengingat kalian, aku masih terkenang dg kebersamaan kita meski itu terjadi cuma sesaat.
Mbak Kris, Mbak Ulwi, Mbak Neng, Mbak Narni, Mbak Rum, dan juga Ina, SALAM UKHUWAH !!!
Mudah-mudahan suatu saat Allah swt mempertemukan kita kembali...amin.
'
Tidak ada komentar:
Posting Komentar