Sabtu, 31 Desember 2011

RAMBUTAN UASEM BUANGET

Ditengah perjalanan pulang dari ciriung, kami berhenti di tepi jalan menghampiri pedagang rambutan, karena anakku menginginkannya. Sepasang kakek nenek menghampiri kami yg sudah berdiri di depan lapak mereka. Tanpa aku bertanya, kakek tersebut menjelaskan "ini rambutan manis neng, rambutan manis" kata dia sedemikian rupa seperti ingin menjelaskan sesuatu. "Nglotok nggak pak?" tanyaku "Nggak neng, nggak nglotok tapi ini rambutan manis" kata dia masih dg mimik wajah yg sama.

"Harganya berapa pak?" "empat sepuluh neng" biasanya sepuluh ribu tiga ikat ya... aku bergumam dalam hati. Kakek tersebut menawariku untuk mencoba rambutannya sambil berkata "kalau Neng mau sepuluh ribu lima juga boleh" Padahal sedikitpun aku tidak berniat menawar, disamping harganya sudah murah, melihat kakek nenek yg sudah tua itu aku nggak tega. 

Dua kali aku mengambil rambutan, tapi selalu di ambil oleh anakku, akhirnya aku urung mencicip "Gimana rasanya Dhe?" "Manis asam" kata anakku tidak begitu jelas. Mungkin maksudnya manis toh dia mencobanya sampai dua kali, pikirku.

Aku mengambil rambutan beberapa ikat kemudian membayar. Kami berlalu melanjutkan perjalanan sambil aku mulai menikmati rambutan yg ku beli tadi. Aku petik satu dan ku coba, masya Allah.....uasem buanget....
Ternyata rambutannya uasem buanget, nggak nglotok secuilpun. Seingatku baru kali ini aku merasai rambutan seasem ini, sampai aku nanya sama suamiku "Mas ini kembang yg mirip rambutan kali ya, masa ada rambutan seasem ini, pantas aja kakek tadi mukanya agak aneh, pake banting-banting harga segala (untung bukan banting pintu)"

Membayangkan wajah dua kakek nenek tadi, aku tidak tega menyesal membeli rambutan mereka. Aku yakin sebenarnya mereka berniat jujur tapi tidak terucap, aku tidak merasa mereka membohongiku. Biarlah jual beli tadi aku niatkan untuk membantu mereka, jadi meskipun aku tidak mendapatkan rambutan manis, tapi mudah-mudahan aku mendapatkan pahala dari Allah, insya Allah. 

PESTA TAHUN BARU

Dari semenjak pagi, terlebih malam ini, hiruk pikuk perayaaan malam pergantian tahun sangat terasa. Disepanjang jalan dan dirumah2 penduduk hampir semua kelihatan bersemangat mempersiapkan pesta pergantian tahun. Para pedagang kagetanpun bermunculan disepanjang jalan, mereka menjajakan dagangan yg banyak dibutuhkan untuk pesta malam ini. Seperti jagung, ayam dan ikan, lengkap dg arang batok kelapa yg akan digunakan untuk memanggang.


Bagi sebagian penduduk, perayaan malam pergantian tahun memang  identik dg pesta bakar-bakaran, sebagai pengisi waktu sambil menunggu tepat pukul 00.00. Begitu jarum jam tepat diangka 12, mereka akan bersorak, lalu diikuti dg menyulut kembang api yg sudah dipersiapkan sebelumnya dan meniup terompet. Kendaraan di jalan rayapun serentak akan membunyikan klaksonnya.


Mengapa mereka melakukan semua itu? aku samasekali tidak tahu, hanya merekalah yg tahu. Atau mereka sebenarnya juga tidak tahu apa-apa? sekedar ikut-ikutan mungkin? Mengikuti siapa? Budaya dari mana?  Budaya Islamkah?


Seharusnya mereka menjawab pertanyaan2 diatas, sebelum memutuskan untuk merayakan pesta tahun baru.  
Sangat beruntung orang2 yg saat ini sudah berada di masjid2, atau ditempat-tempat lain untuk merayakan malam pergantian tahun dg cara yg lebih bermanfaat. Yang penuh dg dzikrullah, tausiah dan renungan tentang apa-apa yg sudah dilakukannya satu tahun terakhir.


Akan lebih baik jika uang yg ada diinfaqkan kepada fakir miskin, daripada menghambur-hamburkannya untuk sesuatu yg sebenarnya tidak perlu. Sangat tidak etis rasanya, jika kita berpesta pora sementara disekeliling masih banyak orang yg membutuhkan uluran tangan kita.


Semoga malam pergantian tahun ini, bisa dijadikan momentum untuk merubah diri kita agar menjadi lebih baik di tahun yg akan datang.



SELAMAT TAHUN BARU 2012, SEMOGA RIDHO ALLAH SELALU MENYERTAI KITA SEMUA.....AMIN.




Jumat, 30 Desember 2011

BELAJAR NGEBLOG

Dari sejak semalam sampai tulisan ini ku buat, berkali-kali aku mencoba share tulisanku dari blog ke facebook, tapi gagal padahal signal penuh.  Entah karena apa aku tidak tahu karena sebelumnya tidak pernah seperti ini, apa mungkin karena pulsa yg sebentar lagi habis masa berlakunya? Wallahu'alam.

Sebagai orang baru di dunia perbloggeran, memang masih banyak yg aku belum tahu. Pernah berkali-kali gagal memasang gadget, tapi aku terus mencobanya dan pada kali ke-4 baru berhasil, alhamdulillah.
Usut punya usut ternyata aku salah mengcopy kode html, harusnya yg aku copy yg diatasnya bertuliskan javascrip, tapi yg aku pilih yg bertuliskan standar. Padahal code htmlnya lumayan banyak, dan aku sudah mengcopy ulang sebanyak 3 kali saudara-saudara! Dari situ aku jadi paham code html  yg asli itu seperti apa, dan yg palsu itu seperti apa. Pelajaran yg aku dapat adalah: sebelum mengcopy harus di teliti terlebih dulu, tidak langsung copy paste.


Sekedar mengcoment sebuah tulisanpun aku pernah gagal, tapi aku coba lagi beberapa kali dan akhirnya berhasil. Terkadang jika rasa malasku sedang muncul, aku lebih memilih menyerah pada kegaptekkanku daripada bersusah payah mencoba, tak apalah mungkin lain waktu, pikirku.


Harapanku tentang ngeblog ini hanya satu yaitu, mudah-mudahan apa yg aku tulis, bermanfaat bagi diri sendiri dan juga orang lain. Tentu saja manfaat yg positif yg bisa mengantarkan kearah kebaikkan, bukan manfaat yg negatif yg akan mempengaruhi orang untuk melakukan keburukan.
  

Kamis, 29 Desember 2011

RINDU RAMADHAN

Di suatu maghrib yg sepi, seusai sholat aku mendengar lantunan ayat-ayat suci Al Quran dari speeker sebuah masjid atau mungkin mushala. Mendengarnya, membuat perasaanku serasa berada dibulan Ramadhan, ada rasa senang seolah-olah selesai sholat maghrib, kami akan berbuka puasa setelah sebelumnya hanya berbuka dg ta'jil.


Aku termenung, ada keharuan entah karena apa, ada titik-titik air mata entah karena apa, aku tak bisa menjelaskannya dg kata.
Ada sebuah rasa yg pasti, rindu Ramadhan. Rindu akan kesyahduannya seperti maghrib yg sepi saat ini, rindu akan semangat beribadahnya yg tidak ada di bulan lain, rindu tiap detiknya yg amat berharga, ya...hatiku diliputi kerinduan akan bulan Ramadhan.


Semoga aku masih bisa bertemu Ramadhan tahun depan, tuk menikmati tiap detiknya yg amat berharga, menikmati malam-malamnya yg penuh kekhusuan tuk beribadah dan mohon ampun kepadaNYA.
Ya Rabb... sampaikanlah usiaku di Ramadhan tahun depan, agar aku bisa menghapus segala dosaku dg banyak beribadah kepadaMU.

TUKANG SAMPAH

Beberapa jam yg lalu, aku melihat disebuah tayangan televisi, ada seorang tukang sampah yg meninggal akibat terlindas oleh truk sampah yg akan dia naiki, masya Allah...mengenaskan sekali.

 
Pekerjaan sebagai tukang sampah adalah sebuah pekerjaan yg mulia, yg sangat berarti bagi banyak orang. Setiap hari mereka rela berkutat dg berbagai macam sampah yg sangat kotor dan bau, tapi semua itu mereka lakukan tanpa mengeluh sedikitpun. Kadang tidak tega rasanya melihat mereka mengangkat sampah-sampah basah keatas pundak, sehingga air sampah tersebut membasahi badan mereka. 


Bisa kita bayangkan seandainya tidak ada orang seperti mereka, yg sepekan sekali datang mengambil sampah ditiap2 rumah, akan seperti apakah lingkungan rumah kita? Tentunya kotor dan bau, belum lagi ancaman munculnya berbagai macam penyakit, akibat banyaknya kuman yg berasal dari sampah tersebut.


Tidak salah rasanya kalau kita menghargai keberadaan mereka, dan memberi perhatian yg selayaknya. Dengan memberikan beberapa lembar uang ribuan pada saat mereka datang tanpa mengurangi jatah bulanan, mungkin akan sedikit menghibur dan meringankan beban mereka.
Mudah-mudahan mereka tetap bersemangat menjalankan tugasnya, karena keberadaan mereka sangat berarti bagi kita semua.

Rabu, 28 Desember 2011

LIBURAN SEKOLAH

Libur tlah tiba...libur tlah tiba...hore...hore...hore....!
Sepenggal lagu anak-anak tentang liburan. Meski yg libur anak2, tapi orang tua ikut terkena "dampaknya", dampak yg menyenangkan dan juga dampak yg tidak menyenangkan.
Agak nyantai karena tidak harus berpagi2 ngurusin keperluan mereka sebelum berangkat sekolah, tapi juga agak ribet karena seharian bersama mereka, dg segala kerewelan dan keriuhannya. Biasalah...namanya juga anak-anak.

Sebenarnya ingin rasanya pulkam, nengokin orang tua sekaligus silaturahim ketemu sama saudara. Tapi sepertinya tidak memungkinkan, selain karena di rumah ada metua yg sedang sakit, sekarang ini sedang musim hujan.
Kampung halamanku terletak di kaki  gunung Selamat, udaranya sangat dingin apalagi kalau musim hujan seperti ini, terasa lebih dingin lagi.

Seperti pengalaman yg sudah-sudah, anakku Helmi selalu batuk2 jika berada di kampung halaman, karena dia menderita asma. Sementara si kecil Yumna biasanya demam, kalau si sulung Iqlima, tidak terlalu terpengaruh karena dia sudah besar, daya tahan tubuhnya jauh lebih kuat.
Akhirnya kami memilih untuk menikmati liburan di rumah, sesekali refresing keluar sekedar menghilangkan rasa jenuh sekaligus menghibur anak-anak yg sebenarnya ingin pulkam.

Menghadapi liburan, orang tua memang harus menyiapkan kesabaran ekstra, tenaga ekstra dan juga budget ekstra. Anak2 yg selalu heboh tiap ngumpul, yg sepertinya bete jika sehari nggak berantem antar kakak adik, terkadang membuat kepala nyut-nyutan, jadi harus ekstra sabar  menghadapi mereka.
Mereka juga banyak maunya, minta bikin ini itu, 24 jam sehari rasanya kurang jika harus menuruti semua kemauannya.

Beruntung si sulung Iqlima sudah bisa bantu-bantu umminya, meski kadang masih harus di bujuk terlebih dulu, tidak apalah setidaknya dia bisa mengurus keperluannya sendiri.
Tidak mengapa liburan di rumah, asal dinikmati insya Allah akan tetap berkesan.
                            

Senin, 26 Desember 2011

MASAK BIASA JADI ISTIMEWA

Hari ini aku berniat memasak ikan mas, enaknya diapain ya...? di pepes, di bumbu rujak, atau di goreng saja. Kalau di pepes kayaknya repot dan lama ngerjaiannya, lagian minggu kemarin sudah mepes, kalau di bumbu rujak kayaknya suami dan anak2ku kurang begitu suka, ya sudahlah lebih baik di goreng saja, praktis dan semuanya suka, yg penting di variasi dg menu yg lain biar cocok. Cok galigacok cocok.......!!!

 
Bismillahirahmanirrahim.......
Aku mulai memasak, wah ikannya ada yg gemuk, banyak lemak dan di perutnya penuh dg telur, lemak ikan tidak berbahaya jadi tidak perlu khawatir, sedangkan telurnya banyak mengandung protein.
Kalau aku perhatikan, telur ikan kok banyak sekali ya... dalam satu ikan ada beribu-ribu atau mungkin berjuta-juta telur, subhanallah...

 
Ikan adalah binatang yg lemah, yg memiliki kemampuan melindungi diri yg sangat rendah. Dalam satu kali masa pembuahan, ikan mampu mengeluarkan telur berjuta-juta. Tapi dari sekian banyaknya, mungkin hanya separuh yg bisa bertahan hidup dan selamat dari ancaman predator. Bisa dibayangkan jika ikan memiliki prinsip seperti manusia dalam berkembang biak, yaitu "dua anak lebih baik", bisa jadi hanya dalam beberapa tahun, ikan akan musnah dari muka bumi.

 
Tapi Allah maha sempurna dalam menciptakan, tidak ada sesuatu yg di ciptakanNYA sia-sia dan Allah maha tahu, seperti apa sebaiknya cipaanNYA itu.
Ikan memang memiliki kemampuan perlindungan diri yg rendah, tapi hal ini diseimbangkan dg kemampuan bertelur yg sangat banyak, sehingga populasi ikan tetap terjaga di alam ini.

 
Tanpa terasa aku hampir selesai memasak, ternyata segala sesuatu bisa dijadikan sarana untuk berdzikir, tidak terkecuali dg memasak.
Seperti yg tersebut dalam QS Ali Imran:191 (Yaitu) orang-orang yg mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), "Ya tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia, Maha suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka"

 
Akhirnya... "masak biasa jadi istimewa" (meminjam istilah dari iklan sebuah produk). Istimewa bukan karena makanannya, tapi karena memasaknya dg sepenuh hati, di niatkan sebagai sarana beribadah kepada Allah, dan disaat memasakpun kita sempatkan untuk berdzikir mengingat kebesaran Allah swt.



Rabu, 21 Desember 2011

TERUNTUK DESAKU KARANGSARI TERCINTA

Desa Karangsari kecamatan Pulosari kabupaten Pemalang, telah mengalami perubahan yg cukup signifikan, dibandingkan dg beberapa puluh tahun yg lalu, ketika aku masih kanak-kanak. Suhu udara waktu itu teramat dingin menggigit, terutama pada waktu pagi dan malam hari, meski sekarangpun masih terasa dingin terutama untukku yg sudah terbiasa tinggal di perkotaan.

Seiring berjalannya waktu, pertambahan jumlah pendudukpun semakin nyata terlihat, hal ini diiringi dg bertambah padatnya pemukiman terutama di daerah Kerajan. Dahulu masih  banyak lahan-lahan kosong antara satu rumah dg rumah yg lain, tapi sekarang kelihatan lebih berhimpit.

Sudah menjadi hukum alam bahwa semakin banyak  jumlah penduduk, dan semakin padat pemukiman artinya semakin bertambah masalah. Kondisi tersebut menuntut kepiawaian pengelola masyarakat, tentu saja dalam hal ini adalah kepala desa beserta jajarannya. 

Salah satu masalah yg sempat aku cermati adalah sampah. Seperti yg kita tahu, dimana-mana sampah menjadi masalah yg cukup krusial. Dan hal ini sepertinya mulai terjadi di Karangsari, terutama di daerah kerajan, meski mereka belum menyadarinya.
Sejauh pengamatan ku, penduduk yg tidak memiliki pekarangan yg lebih selain untuk rumah, mereka mengalami kesulitan untuk membuang sampah, pada akhirnya dibuanglah sampah tersebut kesungai !!!
Bahkan kadang aku melihat ada penumpukan sampah di dekat SDN III, ini menunjukan bahwa sampah mulai menjadi masalah.

Tentu warga yg membuang sampah kesungai, tidak memiliki pertimbangan bahwa, Karangsari adalah daerah hulu, bagaimana kualitas air di daerah hilir, tentang keseimbangan ekosistem, pencemaran lingkungan, bla bla bla, dll.
Ya...mungkin tidak perlu sejauh itu, yg pasti apabila tidak segera dicarikan solusi, maka suatu saat sampah akan menimbulkan masalah.

Sekedar berbagi pemikiran, membangun dua macam bak sampah di dekat sungai, mungkin bisa membantu warga, sekaligus menghindarkan mereka dari membuang sampah ke sungai.
Lantas kenapa dua?  Yg pertama adalah bak sampah anorganik, yg sampahnya bisa di daur ulang oleh pemulung atau di bakar. Yg kedua adalah bak sampah organik yg langsung terhubung dg tanah. Sampah organik akan terurai dan terserap oleh tanah atau bisa di manfaatkan sebagai pupuk, untuk mempercepat proses penguraian bisa di tambah dg bakteri pengurai yg dijual di pasaran.

Pemisahan sampah anorganik dan sampah organik di mulai dari rumah, dg terlebih dahulu dilakukan sosialisai.
Sebuah program sederhana, yg sangat mudah untuk dilakukan. Dan jangan lupa bahwa, segala sesuatu akan bernilai ibadah jika kita meniatkannya seperti itu.

Tapi ini hanya sekedar ide yg boleh di: follow up, sekedar di apresiasi atau diabaikan saja. Masih terbuka kemungkinan ada ide lain yg lebih tepat dan lebih aplikatif.

Marilah kita senantiasa peduli terhadap lingkungan sebagai bentuk syukur kita kepada Allah swt.

penumpukan sampah di sudut sungai

jembatan yg mulai dipenuhi sampah yg dibuang oleh warga sekitar, layaknya pemandangan di kota besar






  







Senin, 19 Desember 2011

KEPADA BAPAK ALFIAN ANDI MALARANGENG

Assalamu'alaikum wr wb.

Sekiranya Bapak berkenan membaca tulisan saya.
Sebelumnya saya minta maaf, apabila ada kata-kata yang tidak berkenan di hati Bapak.

Pesta olah raga ASEAN GAME telah usai, Indonesia berhasil meraih juara umum, ini menjadi prestasi yg cukup membanggakan dan patut kita syukuri.
Para atlet peraih medali, baik emas, perak atau perunggupun telah mendapatkan apresiasi yang cukup bagus dari pemerintah, hal ini baru pertamakali terjadi sepanjang ingatan saya, dan merupakan prestasi tersendiri bagi pemerintah khususnya anda selaku Menpora.

Para atlet seagame memang pantas mendapatkan itu semua, karena mereka telah berhasil mengharumkan nama Indonesia, di kancah internasional.
Yang ingin saya bicarakan di sini adalah, bagaimana dengan para atlet Asean paragame? Sudahkah anda memberi reawad yang sama, yaitu satu medali emas ditukar dengan Rp. 200 juta, dan seterusnya?

Sebagai atlet yang berjuang di kancah Internasional, yang ikut mengharumkan nama Indonesia, seharusnya mereka juga mendapatkan penghargaan yang sama atau bahkan lebih dibandingkan dengan atlet seagame, mengingat dengan keterbatasan mereka, tentunya mereka membutuhkan biaya hidup yang jauh lebih besar dibanding manusia normal.

Bapak Menpora Alfian Andi Malarangeng yang saya hormati,
Marilah kita beramal semaksimal mungkin, sesuai dengan kapasitas kita masing-masing. Sebagai seorang ibu rumah tangga yang punya kegemaran menulis, saya berusaha beramal melalui tulisan, sedangkan anda selaku pembuat kebijakkan, anda bisa beramal lebih besar dan lebih luas lagi, sesuai dengan kapasitas anda selaku Menpora.

Mudah-mudahan coretan sederhana ini bisa menggugah hati anda, untuk lebih memperhatikan para atlet asean paragame, sama seperti anda memperhatikan para atlet seagame kemarin.


Kurang lebihnya saya mohon maaf.



Wassalamu'alaikum wr wb.


Jumat, 16 Desember 2011

BERLATIH SABAR

Bersabar bukanlah hal yang mudah, apalagi seperti yang kita tahu bahwa sabar itu tidak ada batasnya, meskipun pendapat umum mengatakan hal yang sebaliknya "kesabaran itu ada batasnya".
Setiap saat, setiap waktu kita di tuntut untuk bersabar dalam segala hal.

Akan sangat menempa kesabaran, apabila kita menghadapi kondisi yg samasekali baru, yg sebelumnya kita tidak pernah mengalaminya. Apalagi kalau kondisi tersebut tidak mengenakkan buat kita, dirasa mengganggu lah, menambah kerepotan lah, menambah beban lah, dll. Maka akan di butuhkan kesabaran ekstra dalam menghadapi hal tersebut.

Aku yang sebelumnya terbiasa hidup hanya dg keluarga inti, yaitu suami, aku dan anak2, tiba-tiba kami harus menerima kehadiran ibu yg sudah tua dan sakit, untuk tinggal dan dirawat di rumah kami. Sebenarnya tidak ada keharusan karena suamikupun tidak berkata apa2 kecuali aku yg menawarkan diri. Hanya karena Allah dan atas ijin Allah lah aku rela melakukkan hal ini, sebelumnya aku tidak menyangka bahwa aku akan mau dan sanggup merawat ibu mertua, ini memang karena Allah.

Aku tahu sebagai anak, suamiku pasti ingin berbakti kepada ibunya, karena itu aku mendukungnya, mudah2an Allah meridhoi kami, dan mudah2an suatu saat kelak anakkupun akan berbakti kepada kami, di saat kami sudah tua dan renta. 

Meski akulah yg menawarkan diri untuk merawat ibu, tapi tetaplah aku bukan manusia sempurna, yg selalu benar tak pernah salah. Aku harus beradaptasi dg semua kebiasaan ibu, dan ini menuntut kesabaran ekstra. Ada kebiasaan ibu yg kadang membuatku terkaget-kaget, seperti melepas pempers, yg membuat pipisnya berantakkan kemana2. Hal ini membuat kesabaranku hilang sesaat, tapi....astaghfirullah, buat apa aku marah, hanya akan membuatku berdosa dan mengurangi pahala amalku, toh kejadian seperti ini akan berulang dan berulang. Akhirnya aku putuskan untuk terbiasa dg hal ini.

Juga kebiasaan-kebiasaan lain, kalau memerlukan sesuatu ibu selalu memanggil-manggil, tidak perduli atau mungkin tidak tahu, ada hal lain yg sedang kami kerjakan, kadang hal ini membuatku sedikit kesal, tapi sudahlah, aku memang harus beradaptasi dan berlatih sabar menghadapi ibu. Bukankah dalam sebuah hadist di sebutkan bahwa "orang tua adalah sebaik-baik pintu surga"
Mudah-mudahan kami bisa mendapatkan surga itu.

Beristighfar dan beristighfar, itu yg sering aku lakukan, karena aku merasa aku bukanlah manusia sempurna, kadang aku minta maaf pada ibu, barangkali aku salah dalam memperlakukan beliau.
Seandainya kesabaran ada kelasnya, maka aku berada di kelas nol kecil dalam hal kesabaran, masih harus berlatih dan berlatih agar bisa naik kelas.

Selasa, 13 Desember 2011

NGEBLOG MENGASYIKKAN SEKALIGUS MENGKHAWATIRKAN

Banyak sekali manfaat yg aku dapatkan dari ngeblog, salah satunya aku bisa "memuntahkan" unek2 yg ada dalam hatiku lewat tulisan, sehingga rasanya menjadi lega, plong tanpa beban. Dan banyak lagi manfaat dari ngeblog, yang berbeda antara satu orang dengan yang lain, tergantung kondisi masing2.
Karena itulah ngeblog menjadi sesuatu yang mengasyikkan dan membuat ketagihan.

Tapi... selain merasa asyik, aku juga merasa khawatir, kenapa?
Mungkin hanya sebuah kekhawatiran pribadi, yg orang lain tidak perlu sama seperti aku.

Dari melihat di sebuah tayangan tv, ada seorang anak remaja meninggal mendadak setelah semalaman on line, juga mengetahui dari sebuah berita, ada seseorang yg juga meninggal ketika sedang on line. Kemudian... apakah aku takut on line membuat kita meninggal? tentu saja tidak.

Aku membandingkannya dengan berita yang lain, seorang imam di sebuah mesjid besar meninggal ketika sedang berkhutbah, juga berita2 lain yg serupa.
Hal ini membuat aku merenung, suatu saat seperti apakah akhir dari kehidupan ku? Apa yg sedang aku lakukan ketika malaikat maut datang menjemput?

Seseorang yg kesehariannya on line, dia meninggal dalam kondisi seperti itu, demikin juga seseorang yang hari-harinya di sibukan dg beribadah, diapun meninggal ketika sedang melakukan apa yg biasanya ia lakukan.

Bahwa ibadah bukan hanya sholat, zakat, haji, baca Al-Quran, dll itu benar, ngeblog pun menjadi ibadah ketika apa yg kita tulis bernilai kebaikan dan diniatkan karena Allah semata.
Namun tentu saja ibadah itu harus berimbang, antara ibadah maghdoh (langsung) dan ghoiru maghdoh (tidak langsung).

Jangan sampai karena keasyikan, on line sampai larut malam hingga kita berat untuk bangun melaksanakan tahajud, lebih parah lagi kalau sholat subuhpun kesiangan. Tidak sempat membaca Al-Quran atau membaca tapi hanya sedikit tidak sebanding dengan waktu yang kita luangkan untuk on line. Juga ibadah2 maghdo lainnya jangan sampai terpinggirkan hanya karena kita mengutamakan on line.

Akhirnya...meskipun kita asyik ngeblog atau on line, on line lah secara sehat, tanpa melalaikan ibadah2 kita kepada Allah swt. 
Mudah-mudahan ketika suatu saat malaikat maut datang menjemput, kita sedang berada dalam kebaikan....amin.


(Renungan pribadi)
    

Minggu, 11 Desember 2011

SAPTU MALAM MINGGU

Saptu malam Minggu merupakan hari yang dinanti oleh kebanyakan orang. Untuk seorang pelajar, Saptu adalah hari terakhir sekolah dan tak sabar untuk segera pulang, ingin segera menikmati nyantainya malam Minggu. Untuk seorang karyawan atau pegawai kantoran, Saptu Minggu artinya beristirahat dari segala aktifitas kantor, yang mungkin melelahkan atau bahkan menjemukan.
Untuk seorang ibu rumahtangga pun, Saptu Minggu merupakan hari yang menyenangkan karena berkumpul dengan suami dan anak-anak dirumah.
 
Dan aku...memiliki kenangan tersendiri dengan Saptu malam Minggu ini.
Ketika selama tujuh bulan tinggal di kampung halaman, jadwal liqoku jatuh pada  Saptu sore. Di Saptu sore itulah aku dan teman2 berkumpul dirumah Mbak Kris di Randudongkal untuk bersama-sama bertolabul ilmi.

Bagi sebagian orang berkumpul dengan teman, adalah sesuatu yang biasa, tapi bagi kami saat berkumpul adalah saat yang dinanti2. Rasa kangen mulai terasa begitu masuk hari Jumat, aku tak sabar menunggu datangnya hari Saptu, ingin segera bertemu dengan Mbak Kris, Mbak Ulwi, Mbak Rum, Mbak Neng, Mbak Narni dan Ina gadis yg paling muda diantara kami, untuk bersama-sama memperdalam aqidah Islamiyah. Memang  rasa     persaudaraan diantara kami sangatlah erat, sehingga tidak jarang kami merasa saling merindukan.

Layaknya orang yang sedang kasmaran, aku tidak ingin melewatkan hari Saptu tanpa bertemu dengan mereka. Terkadang aku tidak menghadiri liqo, tentu karena alasan yang syar'i, tapi tetap saja hati dan pikiranku ada di Rdd meski diriku ada di Krs.

Sesekali selesai liqo, kami "nglasik" dulu, yaitu makan baso klasik. Menurutku rasa basonya biasa saja, tidak jauh beda dg yang lain, hanya karena makannya bareng teman seperjuangan, rasanya menjadi "luar biasa". Kapan-kapan kita "nglasik" lagi ya...ukhti fillah...he he.

Saptu malam Minggu yang indah, aku merasa sangat beruntung berada dipergaulan seperti ini, bisa memanfaatkan waktu yg istimewa bagi kebanyakan orang, untuk beribadah dan berukhuwah. 
Meski aku telah kembali ke Bogor, aku tetap mengingat kalian, aku masih terkenang dg kebersamaan kita meski itu terjadi cuma sesaat.

Mbak Kris, Mbak Ulwi, Mbak Neng, Mbak Narni, Mbak Rum, dan juga Ina, SALAM UKHUWAH !!!
Mudah-mudahan suatu saat Allah swt mempertemukan kita kembali...amin.






'

Jumat, 09 Desember 2011

SEKELUMIT TENTANG KEIKHLASAN

Suatu perbuatan baik yang pada awalnya kita niatkan ikhlas semata-mata karena mencari ridho Allah, dalam perjalanannya tidak semudah membalikkan telapak tangan, dalam menggolkan niat ikhlas tersebut. Akan ada banyak bisikan, baik dari dalam atau dari luar diri, yang bisa mengotori atau bahkan membelokkan niat awal kita.

Apalagi kalau kebaikan tersebut harus dilakukan dalam jangka waktu yang cukup lama, maka bisikkan-bisikkan buruk itupun akan selalu mengikutinya dalam jangka waktu itu, atau bahkan lebih.
Kelelahan, adanya masalah-masalah lain yang belum terselesaikan, kadang memunculkan pikiran-pikiran buruk, yang apabila kita tidak bisa mengelolanya maka akan membuahkan perkataan atau tindakan yang bisa merusak keikhlasan kita.

Bersabar untuk tetap melakukan kebaikan, selalu mengembalikan hati dan pikiran kita kepada niat semula yaitu mencari ridho Allah, seraya tetap menjaga keikhlasan, insya Allah akan memunculkan kita sebagai "pemenang" dalam berjuang melakukan kebaikan tersebut.

Berhati-hati terhadap syirik kecil yaitu ria, yang kadang keberadaannya tidak kita sadari. Dalam hal ini Rasulullah telah memperingatkan kita:
Dari Abu Musa Al-Asy'ari ra berkata, bahwa suatu hari Rasulullah saw berkhutbah dihadapan kami seraya bersabda "Wahai sekalian manusia, takutlah kalian kepada syirik, karena sesungguhnya syirik itu lebih lembut daripada semut. Kemudian berkatalah seseorang kepada beliau: bagaimana kami menyadarinya wahai Rasulullah, sementara dia lebih lembut daripada semut? Rasulullah saw bersabda katakanlah:
Allahumma inna na'udhubika minanusrika bika syaianna'lamuhu     wanastaghfiruka limaa laa na'lamuhu 
"Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung kepadaMU dari menyekutukanMU dengan sesuatu yg kami ketahui, dan kami mohon ampun kepadaMU dari sesuatu yang tidak kami ketahui."

Wallahu'alam bishowab


Selasa, 06 Desember 2011

HUJAN ES

Jam tiga sore langit yang sebelumnya cerah, perlahan-lahan berubah menjadi mendung, gelap seperti menjelang malam. Tak lama hujan deras disertai angin kencangpun turun, kilat menyambar-nyambar bagai cambuk api yang di lecutkan oleh pemilknya, disertai bunyi yang menggelegar saling bersahutan. Subhanallah....Allah sedang menunjukkan kuasaNYA.

Aku yang berada di dapur waktu itu, mendengar bunyi hujan yang agak berbeda dari biasanya. Dapur rumah kami berdekatan dengan tangga menuju keatas, dan atap diatas tangga menggunakan fiber dari plastik, sehingga suara hujan amat jelas terdengar, dan kali ini lebih jelas lagi karena suara dentingan hujan sepertinya berbeda.

Setengah berlari aku menuju keruang tamu, untuk melihat kehalaman rumah melalui jendela. Dugaanku benar, ternyata sedang terjadi hujan es. Es sebesar biji jagung bertebaran di halaman rumah kami, anak-anakku berlarian keluar untuk memungut es-es tersebut. Subhanallah...seumur hidup baru kali ini aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, es-es berjatuhan dari langit. Biasanya aku hanya mendengar cerita orang atau melihat di televisi tentang fenomena hujan es.

Entah hanya mitos atau memang kenyataan, dari yang pernah ku dengar es-es tersebut katanya mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit, terutama mencegah sakit gigi. Tapi aku tidak berkeinginan untuk memakannya, aku khawatir pendapat itu hanya mitos yang berbau syirik, jadi lebih baik aku menghindarinya.

Yang pasti hujan es adalah sebuah fenomena alam yang wajar, aku hanya senang dan takjub, karena baru kali ini mengalaminya.