Sabtu, 28 Januari 2012

BERSAMA ANAK-ANAK

Melakukan beberapa kegiatan dalam satu waktu bagi ibu rumah tangga, itu hal biasa. Misalnya sambil meninabobokan si kecil yg sudah mulai mengantuk, diwaktu yg sama pula aku mengajari Iqlima dan Helmi yg sedang mengerjakan PR, bahkan masih bisa ditambah lagi sambil on line.

Menghadapi 3 anak dalam satu waktu memang tidak mudah karena mereka selalu berebut, masing-masing minta yg paling dulu, belum lagi si kecil yg tidak mau dicuekin harus selalu dielus-elus sebelum akhirnya tertidur pulas.

Sebuah aktifitas keseharian yg harus aku nikmati, karena aku tahu hal-hal seperti inilah yg akan aku rindukan. Ketika suatu saat nanti anak-anak  tumbuh dewasa, dan satu persatu meninggalkan kami yg kesepian, maka hal-hal seperti inilah yg akan kami ingat dan kami rindukan.

Sepertihalnya orangtuaku, akupun suatu saat mungkin akan mengalaminya.
Tanpa bermaksud melankolis atau mendramatisir tapi hanya sebagai pengingat agar keriuhan dan kerewelan anak-anakku bisa aku nikmati tanpa menganggapnya sebagai beban. 

Minggu, 22 Januari 2012

BERJIHAD KECIL KECILAN

Ada seorang anak remaja datang kerumah, membagikan undangan pemilihan ketua RT, yg mereka sebut sebagai pemilkate.
Ah...cuma pemilihan ketua RT tidak terlalu penting, pikirku. Aku meletakkan undangan itu begitu saja, kemudian melanjutkan aktifitasku.

Setelah selesai beraktifitas, menjelang istirahat aku teringat undangan tadi dan berfikir "siapa ya calon ketua RTnya?" Untuk menghilangkan rasa penasaran, aku ambil selebaran tadi dan ku baca. Ternyata ada tiga kandidat yg maju dalam pemilkate, salah satu dari kandidat tersebut adalah seorang bapak yg memiliki anak perempuan yg teman lelakinya sering menginap dirumahnya.

Aku berfikir seandainya bapak tersebut yg jadi ketua RT, siapa yg akan berani menegur tingkah laku anaknya itu, sedangkan sekarang saja tidak ada yg berani. Bahkan bisa jadi orang lainpun akan melakukan hal serupa tanpa rasa takut atau canggung.

Akhirnya yg pada awalnya  tidak perduli dg pemilkate, sekarang aku  berniat untuk mengikutinya, dg harapan yg nantinya terpilih sebagai ketua RT adalah orang yg memang bisa menjadi panutan, sanggup mengemban amanah dan mampu bertindak tegas jika ada warga yg berbuat asusila.

Mudah-mudahan apa  yg aku niatkan merupakan jihad meskipun kecil-kecilan, dalam upayaku untuk menjaga lingkungan kami, terutama dari bahaya akibat perbuatan asusila.

Selasa, 17 Januari 2012

SAUDARA SEIMAN SEPERJUANGAN

Sangat menyenangkan bisa bergaul dan berkumpul dg teman-teman yg memiliki keistimewaan dan kelebihan masing-masing. Apalagi berkumpulnya dalam rangka bersama-sama memperdalam ilmu agama.

Kami bertujuh delapan dg sang murabbi, secara rutin berkumpul sepekan sekali, dikediaman kami secara bergiliran.
Kali ini aku ingin mendeskripsikan satu persatu dari teman kami, untuk menjadi catatan agar tak hilang ditelan masa.

Bu Siti Nuriyah adalah orang yg smart, cerdas dan tegas juga berwawasan luas. Beliau seorang pekerja keras, rela mengorbankan waktu demi perbaikkan umat.

Bu Hosnita adalah seorang yg  lugas, tegas, enerjik dan rajin puasa sunah. Tanpa enggan dan sungkan beliau rajin membantu teman yg membutuhkan.

Eka adalah teman kami yg paling muda usianya, baru memiliki anak semata wayang. Beliau orangnya mobil, jadi aku bisa titip ini itu (makasih ya Ka..), hafalannya palingTOP BGT, paling  jauh diantara kami. Sudah menyelesaikan juz 29, sekarang masuk juz 28, subhanallah...

Bu Nani adalah seorang yg rajin, ringan tangan suka membantu yg kerepotan. Qiyamulailnya rutin, selalu bangun di jam 02.30 dini hari. Satu juz sehari sudah biasa, hingga sebulan sekali khatam Al-Quran. 

Bu Mumu seorang yg sabar, keibuan juga lemah lembut. Diantara kami hanya beliaulah yg sudah memiliki cucu (aku kapan ya....???).

Bu Dahlia orangnya kalem, lemah lembut, sabar, pandai bertausiah.
Bu Ria orang yg rela berkorban, memiliki anak asuh 12 orang. Beliau rajin tahajjud, selalu bangun di jam 02.00 dini hari, tanpa tidur di siang hari karena berbagai macam kesibukan.

Sedangkan aku....aku adalah selembar kertas yg terwarnai dan terinspirasi oleh kebaikkan-kebaikkan mereka, sehingga mudah-mudahan kita bisa bersama-sama berjuang dalam barisan dakwah ini. Allahu Akbar!!!

Sekelumit catatan tentang saudara-saudaraku seiman seperjuangan, mudah-mudahan ini menjadi pengingat, tentang indahnya ukhuwah islamiyah diantara kita.   

Sabtu, 14 Januari 2012

TAK KENAL MALAS MESKI HUJAN DERAS

Berbelanja di pasar disaat hari hujan ternyata cukup mengasyikkan, meski pada awalnya enggan dan setengah terpaksa akhirnya aku berangkat juga.
Sambil berkeliling mencari yg aku perlukan, aku memperhatikan para pedagang yg beraktifitas penuh semangat, tanpa menghiraukan cuaca dingin akibat hujan yg terus mengguyur selama dua hari dua malam.

Ada seorang nenek yg berkeliling menjual serbet makan, ada seorang ibu penjual tempe dg lapak seadanya sehingga berbecek ria, dan aku berhenti di sebuah lapak bumbu jadi milik seorang anak lelaki yg masih remaja.
Mereka semua terlihat begitu semangat beraktifitas, seperti tak menghiraukan hujan yg terus mengguyur. 

Bagi sebagian orang, hujan terkadang menjadi penghalang untuk beraktifitas, tapi bagi sebagian yg lain tidak demikian. Mereka tetap bersemangat menjemput rizki dari Allah, tanpa harus berkeluh kesah karena cuaca yg kurang bersahabat.

Kewajiban memang tetap harus ditunaikan, seperti halnya para pedagang di pasar ini, yg tetap berjualan untuk mencukupi kebutuhan hidup. Hujan dan cuaca dingin tidak membuat mereka terlena untuk  hanya bermalas-malasan saja.

Semangat mereka menginspirasiku untuk melepaskan rasa malas dan tetap menjalankan kewajibanku sebagai seorang ibu, meski udara dingin merayuku agar tak jauh dari tempat tidur.



 

Jumat, 13 Januari 2012

KESABARAN LETAKNYA DI AWAL

"Kesabaran itu letaknya diawal ketika kita pertamakali menemui permasalahan"
Sebuah kalimat yg aku kutip dari tausiahnya Bu Deni Hulwani di acara jalsah rukhiyah hari kamis kemarin.

Dalam kehidupan, mendapatkan masalah, menemui cobaan adalah sesuatu yg biasa dan merupakan sunatullah. Apapun kondisi kita, sebagai apapun kita  selama masih hidup didunia, pasti akan menemui cobaan yg selalu datang silih berganti. Semua permasalahan yg ada, merupakan ujian keimanan bagi seorang hamba.  

Apakah kita termasuk seorang yg bersabar terhadap cobaan yg di berikan oleh Allah atau tidak, hal ini akan terlihat dari bagaimana cara kita mensikapi ujian tersebut. Seorang yg bersabar, akan merenung sesaat ketika bertemu masalah.
Dengan merenung kita berharap akan mendapat petunjuk dari Allah, bagaimana cara yg paling tepat mensikapi permasalahan, sebelum akhirnya mengambil tindakan.

Bukan disebut bersabar, manakala seseorang yg tertimpa ujian langsung bereaksi secara emosional tanpa memikirkannya terlebih dulu.
Misalnya ketika suami atau istri membuat kita kesal, langsung ada piring melayang, gelas terbang, kemudian baru setelah itu terdiam, merenung, menyesal, maka ini bukan di sebut bersabar. (mungkin sekedar kehabisan prabotan, red)

Demikian juga ketika ada seseorang yg berbuat kesalahan, maka kita langsung bereaksi dg mencaci maki orang tersebut, baru setelah itu terdiam dan menyesal maka diam seperti ini juga bukan disebut bersabar, tapi mungkin karena sudah puas menumpahkan amarah.
 
Merenung sesaat ketika tertimpa masalah, sambil mencari jawaban atas masalah tersebut, akan menghindarkan kita dari bereaksi secara emosional yg hanya akan mendatangkan permasalahan baru.

Dengan bercermin dari uraian singkat diatas, mudah-mudahan kita menjadi lebih memahami bagaimana bersikap sabar ketika menghadapi masalah yg akan terus dan terus menghampiri kehidupan kita.
  

Kamis, 12 Januari 2012

UMMI ON LINE

Menjadi orang tua di jaman sekarang ini boleh dikatakan dilarang gaptek, dalam hal apapun. Meski bukan berarti orang tua harus menjadi ahli dalam segala bidang, tapi secara umum orang tua harus paham apa-apa yg menjadi trend dan diminati oleh anak-anaknya. Hal ini menjadi syarat agar orang tua bisa "nyambung" bila berkomunikasi dg anak, dan pada gilirannya bisa memberi masukkan jika timbul masalah.

Generasi anak-anak kita adalah generasi digital, dimana mereka dilingkupi oleh peralatan yg serba digital, dari mulai mainan, televisi, hand pone, komputer atau leptop  yg dilengkapi dg sarana internet.
Suka atau tidak suka, mau atau tidak mau orang tua harus mengenal alat-alat tersebut khususnya internet, agar tetap bisa mengikuti perkembangan anak-anaknya.

Menginjak remaja anak-anak biasanya akan meminta hp yg memiliki fitur bermacam-macam, seperti bisa facebook, internet, bluethoot, dll. Tentu sebagai orang tua merasa khawatir dg efek samping dari sarana tersebut, dan merasa lebih aman jika anak-anak hanya memiliki hp dg fitur yg sederhana saja, sekedar bisa untuk telfon dan sms.

Disinilah peran orang tua khususnya ibu sangat penting untuk bisa  memberi pengertian kepada anak-anaknya, agar mereka tidak serba ikut-ikutan dan mudah terpengaruh lingkungan pergaulan.
Apakah cukup sampai disini peran orang tua dalam membentengi anak dari pengaruh buruk kecanggihan teknologi? Tentu saja tidak!

Orang tua harus menyediakan sarana, agar anak tetap bisa mengakses kemajuan teknologi khususnya internet, karena hal tersebut tidak bisa dihindari. Namun orang tua harus bisa memberi pengertian kepada anak, bahwa internet memiliki pengaruh positif dan juga negatif, agar anak lebih berhati-hati dalam mengaksesnya.

Menjadi salah satu teman di facebook, adalah sebuah langkah bijak agar kita tahu dg siapa saja anak kita berteman, dan hal-hal apa saja yg mereka bicarakan. Peristiwa menghilangnya seorang anak untuk bertemu dg teman fbnya, bisa dihindari jika orang tua mawas dg pergaulan anak didunia maya.

Tanpa bisa dihindari orang tuapun harus terbiasa dg dunia maya, demi mengikuti perkembangan anak-anaknya, selain juga sebagai sarana untuk menambah ilmu pengetahuan.
Menjadi ummi on line, mama on line atau bunda on line, sah-sah saja sejauh tidak mengabaikan kewajiban-kewajiban yg lain.


Rabu, 11 Januari 2012

MEMPERHALUS BAHASA

Ajining diri ono ing kedaling lathi
Sebuah pribahasa yg kurang lebih artinya, baik buruknya seseorang bisa dilihat dari ucapannya.

Berbicara atau berkomunikasi merupakan kebutuhan bagi setiap orang untuk mengungkapkan apa yg ada di dalam hati dan pikiran. Selain dg berkomunikasi secara langsung, mengungkapkan pikiran atau gagasan juga bisa dilakukkan lewat tulisan, meski berbeda cara namun keduanya memiliki norma yg sama yg harus diikuti yaitu sopan santun dalam bertutur kata.

Ketika membaca sebuah artikel yg cukup bagus dan menarik, tetapi mendadak terasa ada ganjalan demi membaca kata-kata yg kurang pantas, seperti "gila, tukang ngibul, dokter2 botak, dll.
Secara pribadi aku sangat menyayangkan adanya kata-kata itu, apalagi artikel tersebut bermuatan agama. Rasanya tidak tepat jika bahasan agama yg terkadang berisi fatwa, ayat al qur'an atau hadist, harus berdampingan dg kata2 yg tidak pantas, apalagi yg mengucapkan adalah seorang tokoh masyarakat sekaligus ustadz kenamaan, hal ini akan mengurangi nilai dari bahasan tersebut jika tidak disebut mengotori.

Terkadang asal usul daerah berpengaruh terhadap tingkah laku seseorang, termasuk dalam hal perkataan. Seorang yg berasal dari suku jawa akan berbeda sifat dg orang yg berasal dari suku lain. Hal ini sangat wajar dan bisa dimaklumi. Tapi tidak ada salahnya bagi siapapun, untuk memilah dan memilih kata2 yg paling pantas diucapkan, agar tidak menyinggung perasaan orang lain apalagi kalau sampai berakibat hukum.


Kata-kata yg keluar dari mulut kita, mencitrakan siapa diri kita yg sebenarnya. Seperti halnya teko yg akan keluar air teh jika berisi air teh, dan akan keluar air putih jika berisi air putih. Apa yg terkandung dalam hati kita, biasanya akan keluar lewat ucapan dan juga bahasa tubuh.

Akhirnya....berpandai-pandailah memilah dan memilih kata, juga memperhalus bahasa, untuk diucapkan atau di tuliskan, karena harga diri seseorang akan terlihat dari bagaimana dia bertutur kata .

Sabtu, 07 Januari 2012

MENSYUKURI HIDUP

Bila merenungi perjalanan hidupku sedari kecil hingga saat ini, rasanya aku tidak pernah menemui masalah yg berarti. Di setiap tahap kehidupanku, aku selalu mendapatkan apa yg aku butuhkan, tentu bukan berarti hidupku sempurna karena tidak ada kesempurnaan kecuali milik Allah swt.
Tapi kali ini aku ingin mengingat dan mencatat sebagian kecil dari sebegitu banyak nikmat yg telah Allah karuniakan kepadaku.

Aku dilahirkan sebagai anak tunggal meski tidak sepenuhnya demikian, karena aku memiliki seorang kakak laki-laki dari ibu yg berbeda.
Hidupku berlimpah kasih sayang, sejauh yg aku ingat, orang tuaku selalu memberikan apa yg aku inginkan meski apa yg aku minta kadang tidak terlalu penting. Hal ini menjadi cerita bahagia masa kecilku.

Menginjak dewasa tidak lama setelah lulus kuliah, aku diterima bekerja di sebuah klinik. Pada waktu itu bekerja adalah sebuah keinginan besar  bagi seseorang yg telah selesai kuliah, dan aku mendapatkannya.
Tidak lama bekerja aku menemukan jodohku di usia yg masih relatif muda yaitu 23 th, aku tidak perlu berlama-lama menunggu hingga usia 30 atau 40 th disertai rasa khawatir kapan jodoh akan datang.

Tanpa menunggu lama seperti beberapa pasangan suami istri yg sulit mendapatkan momongan, satu tahun setelah menikah aku melahirkan anak pertamaku, seorang anak perempuan yg sehat yg melengkapi kebahagiaan pernikahan kami. Setelah anak keduaku lahir, alhamdulillah... kami bisa memiliki rumah meski sederhana.

Saat ini aku telah memiliki tiga orang anak yg sehat tak kurang suatu apa, suamikupun seorang yg baik yg mampu membahagiakan kami.
Meski diluar sana banyak orang yg lebih berbahagia ketimbang aku, tapi aku tetap wajib mensyukuri apa yg telah Allah berikan, aku tidak ingin mengkufuri nikmat Allah.

Aku bersyukur atas apa yg telah Allah berikan ditiap tahap kehidupanku, dari semenjak aku lahir, dimasa kanak-kanak hingga saat ini.
Kini aku selalu berdoa dan berharap kepada Allah, mudah-mudahan akhir dari kehidupanku adalah kebaikan, meninggal dalam keadaan khusnul khotimah seperti yg didambakan oleh semua orang.

Selasa, 03 Januari 2012

AKU CINTA PADAMU ABI...



Dimalam yg semakin larut, hening dan sepi ini, rasanya sangat tepat tuk mengungkapkan sebuah perasaan, perasaan yg saat ini tengah membuncah dalam sanubariku yg ingin kutuangkan lewat goresan pena "Aku cinta padamu Abi..." ada titik-titik air mata ketika mengungkapkannya, entah karena apa.