Demam k pop atau Korea pop kini tengah melanda remaja Indonesia, band-band ala k pop pun bermunculan seperti SMASH, cherlybel, sevenicon, dll yg semuanya sangat digandrungi oleh remaja kita.
Fenomena ini dimanfaatkan oleh promotor musik untuk mendatangkan sebuah grup musik asal korea yaitu suju (super junior).
Kehadiran suju mendapat sambutan sangat meriah dari penggemarnya khususnya remaja. Bahkan mereka rela mengantri berjam-jam untuk bisa mendapatkan tiket pertunjukan suju meski harga tiketnya tidak terbilang murah yaitu Rp.500.000 - Rp. 2.000.000 per lembar.
Kebanyakan dari penggemar suju adalah remaja putri bahkan tidak jarang dari mereka memakai jilbab. Mereka tidak segan mengeluarkan uang banyak demi bisa bertemu dg idolanya.
Disaat begitu banyak orang hidup serba kekurangan di bawah garis kemiskinan, mereka menghambur-hamburkan uang demi mengidolakan seseorang yg belum tentu pantas dijadikan idola.
Uang sebesar Rp. 500.000 jika digunakan untuk membeli obat-obatan bisa untuk mengobati 50 orang pasien, satu juta untuk 100 pasien, dua juta 200 orang pasien jumlah yg cukup besar. Jika uang tersebut digunakan untuk membeli makanan maka akan ada ratusan orang yg terkenyangkan, tapi bagi para remaja kita uang sebesar itu hanya digunakan untuk sekedar menonton pertunjukan musik.
Sebuah kenyataan yg sangat ironis yg menuntut perhatian kita para orang tua. Sebagai orang tua kita dituntut mampu menjelaskan kepada para remaja kita, sosok seperti apakah yg pantas dijadikan idola dan untuk hal apakah seharusnya kita rela berkorban baik berkorban harta, waktu atau tenaga.
Tentu kita tidak ingin anak-anak kita tersesat dalam pergaulan, menyia-nyiakan waktu untuk hal yg tidak perlu, menghambur-hamburkan uang untuk sesuatu yg manfaatnya kurang, sementara banyak tugas yg bisa diemban dan banyak kewajiban yg belum tunai dilaksanakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar