Kenapa tiba-tiba saja tutut (semacam siput sawah) menjadi terkenal dan disukai banyak orang?
Pertanyaan itu sering terlintas dikepalaku setiap kali aku melihat kerumunan orang yg sedang menikmati tutut. Entah karena sedang musim atau karena hal lain yg aku tidak tahu, akhir-akhir ini banyak sekali penjual tutut yg mangkal di pinggir jalan terutama di sekitar pemda Cibinong.
Beberapa bulan yg lalu sebelum tutut terkenal seperti sekarang, aku pernah mencoba memasak tutut dan menurutku tutut itu tidak enak, belum lagi aku merasa agak jijik jika membayangkan habitat binatang tutut ini. Sepengetahuanku habitat tutut tidak hanya di sawah tapi juga di sungai-sungai yg notabene kotor karena hampir tidak ada sungai yg bersih di perkotaan.
Akhirnya tutut yg sudah aku masak aku tawarkan pada mpok Embay barangkali ia mau, dan ternyata ia mau karena sudah terbiasa memakannya.
Karena aku tidak doyan maka aku heran "kok sekarang banyak sekali orang yg menyukai tutut?."
Biasanya para penjual tutut memasang banner, kebanyakkan dari banner2 tersebut bertuliskan tutut bisa mengobati berbagai macam penyakit seperti hepatitis, dll. Aku tidak tahu apakah klaim mereka tentang manfaat tutut sudah dibuktikan secara ilmiah atau tidak, dan mungkin hal ini juga yg membuat para pembeli tertarik untuk menikmati tutut.
Yang pasti...melihat uforia para pedagang dan penikmat tutut, aku menjadi penasaran dan ingin mencobanya juga. Dan sore tadi ketika JJS bersama suami dan anak-anak, aku membeli satu porsi tutut sekedar untuk mencobanya, dan menurutku rasanya tetap aneh meski rasa bumbunya agak lumayan. Namun setidaknya rasa penasaranku hilang.
Selera orang memang berbeda-beda aku dan keluargaku mungkin tidak suka tapi orang lain banyak yg suka dan itu boleh-boleh saja selama yg dimakan adalah sesuatu yg halal terutama bagi kita selaku muslim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar