Pada awalnya aku berfikir bahwa kalimat "pasti dibalas nggak pakai insyaAllah" adalah sebuah "kekurangan" yg terdapat dalam buku yg sedang aku baca, yg mungkin bersumber dari pemahaman penulisnya tentang Islam, dan aku merasa harus mewaspadai.
Buku berjudul "Percepatan Rizki" karya Ippo Right Santoso, memang fenomenal, laris manis bak kacang goreng. Hal ini tidak mengherankan karena buku yg ditulis hanya setebal 140 halaman, dg disain yg terkesan ringan dan cantik, sehingga membangkitkan semangat untuk membaca ini, isinya sangat berkualitas apalagi argument yg dikemukakan diperkuat dg dalil-dalil Al-Quran, sehingga orang tidak segan untuk mengikuti anjuran yg di sampaikan oleh penulisnya.
Kalimat "pasti dibalas nggak pakai insyaAllah" dalam buku ini adalah, kutipan dari kata-kata seorang ulama yang berusaha meyakinkan pendengarnya bahwa Allah lah yg berjanji jika kita bersedekah pasti akan dibalas. Karena Allah yg berjanji maka tidak perlu kata insyaAllah
Dalam buku ini juga dikupas tentang makna dari QS. An-Najm:43-48 bahwa Allah tidak pernah memberikan kemiskinan pada manusia, tapi Allah hanya memberikan kekayaan atau kecukupan. Kemiskinan adalah kesalahan dari manusianya itu sendiri.
Masih banyak hal menarik lain yang dikupas dalam buku "Percepatan Rizki" karya Ippo Right Santoso ini, jadi tidak salah jika kita membacanya dan menjadikan buku ini sebagai koleksi diperpustakaan pribadi kita.
Kalimat "pasti dibalas nggak pakai insyaAllah" dalam buku ini adalah, kutipan dari kata-kata seorang ulama yang berusaha meyakinkan pendengarnya bahwa Allah lah yg berjanji jika kita bersedekah pasti akan dibalas. Karena Allah yg berjanji maka tidak perlu kata insyaAllah
Dalam buku ini juga dikupas tentang makna dari QS. An-Najm:43-48 bahwa Allah tidak pernah memberikan kemiskinan pada manusia, tapi Allah hanya memberikan kekayaan atau kecukupan. Kemiskinan adalah kesalahan dari manusianya itu sendiri.
Masih banyak hal menarik lain yang dikupas dalam buku "Percepatan Rizki" karya Ippo Right Santoso ini, jadi tidak salah jika kita membacanya dan menjadikan buku ini sebagai koleksi diperpustakaan pribadi kita.
bagus Ibu....Artikelipun yang penting tidak plagiat aja....
BalasHapussebenarnya bagaimana kita menyikapinya, ini di perkuat oleh hadis Kutsyi.. "Ana inda zhonni Abdi Bihi" kalau kita yang berjanji, ini harus ada embel-embel Insya-Alloh. karena
Klik Balik - Salam Bloger
@ keluarga sakinah: insyaAllah bukan plagiat...
BalasHapussalam kenal untuk saling silaturahmi...
saya penggemar mas ipho mba.. sebuah bukunya bagus2 dan jika dipraktekan benar2 manjur
BalasHapusumm, sepertinya buku yang berbau mendatangkan rejeki (dalam konteks ini rejeki berupa uang) memang sangat laris.
BalasHapuskemiskinan bukan hal hina kekayaan juga blm berarti kemuliaan..
btw ternyata entri lama yah :D
@ Dudi Suandi : mf baru dibaca komentnya :)
BalasHapus@ El: sepertinya memang begitu, karena hidup itu memang tidak lepas dari uang, yang penting bagaimana cara mendapatkan dan memanfaatkannya, betul? :)