Rabu, 21 Agustus 2013

MESIR MEMBARA

 

lambang keteguhan, perjuangan, pengorbanan dan solidaritas rakyat Mesir
 
Kepedulian atas ribuan saudara kami yang dibantai militer Mesir, memaksa kami turun kejalan (Jum'at, 16 Agustus 2013). Aksi dilakukan di depan kedubes AS. Ribuan massa menyemut di situ.

Para orator, diantaranya Bp Dani Anwar, menggemakan semangat penolakan terhadap kekerasan yang dilakukan oleh militer Mesir, pengkudeta presiden sah Muhammad Mursi.

korban pembantaian militer Mesir



Militer Mesir telah membantai tiga ribuan massa pendukung Presiden Muhammad Mursi, yang sedang menggelar aksi damai. Aksi tersebut digelar untuk menuntut militer Mesir membebaskan Mursi dari tahanan, dan mengembalikan jabatan beliau sebagai presiden yang sah yang mendapat legitimasi dari rakyat Mesir.

Alih-alih mengabulkan tuntutan mayoritas rakyat, Militer Mesir justru melakukan pembantaian terhadap rakyatnya sendiri ! Sebuah tindakan yang sangat biadab di era modern seperti sekarang ini.

Setelah puas melakukan pembantaian, para petinggi militer Mesir mengadakan konvensi pers dengan memutarbalikan fakta. Mereka menyebut bahwa IM (ikhwanul muslimin) lah yang memprovokasi terjadinya kekerasan. Bahkan menyebut IM sebagai organisasi teroris.

Seperti sudah diskenariokan, berita yang memutarbalikan fakta ini langsung disebarluaskan oleh media pro pengkudeta dengan dukungan Yahudi, sehingga seolah-olah berita tersebut adalah hal yang sebenarnya terjadi.

Sebagai manusia yang masih punya hati nurani apalagi mereka adalah sesama umat muslim, tentu kita tidak rela hal ini terjadi. Ketidak relaan itu kita wujudkan tidak hanya dengan do'a, tapi dengan turun ke jalan menggelar aksi damai.

 
massa di depan kedubes AS Jakarta
 

Ribuan massa yang menyemut di depan kedubes AS, menuntut agar Presiden SBY bersikap tegas, tidak hanya berucap "saya prihatin".
Seperti halnya MUI, kamipun menuntut agar Presiden menarik duta besarnya dari Mesir, sebagai bentuk protes keras atas pembantaian yang terjadi.

Kami semua berdo'a semoga para syuhada korban pembantaian, mendapat tempat yang semestinya di sisi Allah SWT.

***

Terkadang terlintas dipikiranku, apakah seandainya pembantaian itu terjadi di sini (semoga saja tidak), disaat kami sedang menggelar aksi damai memperjuangkan kebenaran, apakah aku sudah siap? Apakah aku masih berani mengikuti aksi serupa?

Mudah-mudahan Allah SWT meneguhkanku dalam kebenaran, tidak tertipu oleh rasa takut yang semu, semoga rasa takutku hanya kepada Allah seperti para syuhada yang menjemput maut dengan kesyahidan.

Usia manusia sudah tercatat disisi Allah SWT, tidak akan maju atau mundur sedetikpun. Jika ada kesempatan mendapat kesyahidan, kenapa harus memilih mati ditempat tidur.

Ya Allah Ya Rabb, hanya kepadaMU aku berserah....


Wallahua'lam bi showab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar