Kamis, 25 Oktober 2012

JILBAB BOOMING

Dewasa ini jilbab menjadi pakaian yang sangat umum dikenakan oleh para muslimah. Tidak seperti diera 80 an, dimana jilbab tak ubahnya seperti momok yang ditakuti dan dibenci oleh banyak orang. Beberapa pihak pun memanfaatkan situasi ini, dengan semakin menyulutkan kebencian kepada para jilbaber waktu itu.
 
Yaitu dengan cara menyebar fitnah bahwa para pemakai jilbab menabur racun di sumber air milik warga. Sekolah-sekolah negri ataupun swasta, melarang siswinya memakai jilbab kecuali sekolah-sekolah yang berlabel islam. Kantor-kantor baik milik pemerintah atau swasta pun tak ketinggalan dalam melarang pemakaian jilbab diistansinya.
 
Ibarat kata, jilbab waktu itu identik dengan sesuatu yang menyeramkan, aneh, ketinggalan jaman, sulit mendapatkan sekolah, sulit mencari kerja, bahkan sulit mendapatkan jodoh. Segala hal yang buruk seolah menjadi image  yang melekat pada para jilbaber.

Kondisi seperti ini tentu membuat para orang tua melarang putrinya mengenakan jilbab. Alhasil, semakin sulitlah para muslimah untuk sekedar menjalankan ajaran agamanya ini.
 
Berkat perjuangan beberapa siswi waktu itu yang tidak kenal putus asa dan rasa takut, mereka memperjuangkan agar pemakaian jilbab bisa dilegalkan terutama di sekolah-sekolah. Bersyukur pada Allah, perjuangan tersebut membuahkan hasil dengan diterbitkannya SK pemakaian jilbab.
 
Semenjak saat itu jilbab menjadi sesuatu yang tidak lagi ditakuti, bahkan lambat laun jilbab menjadi suatu keumuman dimasyarakat yang mayoritas memang beragama islam. 
Sehingga saat ini jilbab bebas dikenakan dimana saja dan kapan saja, tanpa ada larangan-larangan seperti diera 80an. Fonemena kebebasan berjilbab ini, tentu saja patut kita syukuri. 
 
Tapi...sangat disayangkan boomingnya  para pemakai jilbab ini, tidak diikuti dengan pemahaman yang benar tentang cara pemakaian jilbab yang sesuai tuntunan Allah dan Rasulnya. Hal ini terlihat dari model-model pakaian yang dikenakan sepertinya tidak sesuai dengan tujuan pemakaian jilbab itu sendiri.
 
Alangkah baiknya jika sebelum mengenakan jilbab, terlebih dahulu kita mencari pemahaman yang benar mengenai pemakaian jilbab. Selain untuk meluruskan niat, dengan pemahaman yang benar insyaAllah apa yang kita lakukan pun tidak sia-sia. 
 
Jilbab, sebagai busana yang dikenakan dengan tujuan untuk menutup aurat, tentunya memiliki kriteria tertentu yang seharusnya diikuti oleh para penggunanya, seperti menutupi dada, tidak transparan, tidak menyerupai laki-laki, tidak membentuk tubuh, warnanya tidak mencolok dan tidak menyerupai orang kafir.
 
Kriteria tersebut seharusnya tidak dikesampingkan oleh para pemakai jilbab.
Namun segala sesuatu berpulang pada diri kita masing-masing, hanya diri kita dan Allah sajalah yang tahu apa sebenarnya motifasi kita dalam mengenakan jilbab. Apakah sekedar mengikuti trend,  apakah  karena malu atau memang benar-benar ingin menutup aurat dengan niat karena Allah SWT semata.
 
Wallahu'alam bi showab. 
 
 

4 komentar:

  1. Sekarang jilbab jadi tren ya mak, cantik2 pula, smoga yang make bukan hanya ikutan tren tp bener2 ksadaran untuk nutup aurat...

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul mak, dan mudah2an jilbab yg dikenakan sesuai syariat islam :)

      Hapus
  2. Saya suka sedih mak, pakai jilbab tapi wajah pongah & judes, sikapnya jg genit dg mata menantang. Belum lagi serangan produk kosmetik dan contoh tontonan TV spt Cafe Tausyiah misalnya, (tausiah kok di cafe?) menjadikan pemakai jilbab menor-menor, padahal inti jilbab adalah kesederhanaan spy tdk mencolok utk melindungi perempuan.Di mal tempat saya buka lapak ini saja sudah 2 minggu ada kelas make up & hijab modern yg disponsori produk kosmetik terkenal yg mengaku halal tp di lobi utama, yg ditonton byk orang, termasuk laki-laki

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener banget mak, salah satu tujuan tulisan ini juga untuk saling mengingatkan :)

      Hapus