Minggu, 07 Oktober 2012

"Ngetrek" di Billabong

Sudah beberapa hari Minggu aku menyempatkan diri untuk "ngetrek" di Billabong, sekedar untuk mengasah ketrampilanku dalam berkendara. Billabong adalah sebuah komplek yg berisi villa2 mewah yg sebagian besar tidak berpenghuni.
 
Komplek ini memiliki jalanan yg lebar sekitar 8 meter, dg lalu lintas yg tidak ramai karena bukan merupakan jalan raya sehingga cocok sebagai tempat untuk latihan mengendarai motor atau mobil. Dengan mengendarai mioj aku menuju ke Billabong yg jaraknya kurang lebih 3 km dari rumah.

Jalanan yg masih sepi membuatku nyaman melaju tanpa rasa takut (deg2an didkit sich). Sesampainya di Billabong aku berkeliling di komplek tersebut sambil sesekali menarik gas lebih kuat sehingga laju kendaraanku bertambah kencang.
 
Yang awalnya 20 km/jam aku tambah menjadi 40 hingga 50 km/jam, selain aji mumpung karena jalanan sepi, juga sambil bernostalgia karena ketika masih gadis aku sering mengendarai sepeda motor dg kecepatan 70 bahkan 80 km/jam.
 
Tapi ternyata selera gadis dan selera emak2 jauh berbeda, dulu aku enjoy lari dg kecepatan tinggi tapi untuk sekarang 40 km/jam saja rasanya sudah terlalu kencang dan membuatku ngeri. Aku pikir hal ini baik agar aku lebih berhati-hati, karena kondisi di sini sangat berbeda dibandingkan dg di kampung halamanku yg waktu itu masih relatif sepi. 
 
Setelah puas berputar-putar di Billabong, akupun pulang tapi tidak langsung ke rumah. Masih dalam rangka latihan aku  memilih rute memutar dg melewati stasiun dan pasar yg tiap pagi selalu ramai.
 
Aku sengaja melakukannya agar aku semakin terlatih, aku tidak boleh hanya lihai mengendarai sepeda motor di tempat sepi, tapi aku juga harus terampil jika berada dikeramaian karena ini adalah kondisi nyata yg akan aku hadapi setiap hari.
 
Di depan stasiun banyak angkot yg bersliweran, ada salah satu sopir angkot yg tidak sabaran dan selalu membunyikan klakson, karena aku berjalan pelan di depannya. Sebenarnya posisiku sudah di pinggir harusnya ia tinggal menyalip saja  kalau memang nggak sabar. Tapi yg dia lakukan malah beberapa kali membunyikan klakson, hal ini membuatku sedikit grogi. Alhamdulillah aku masih bisa tenang, jadi aku bisa menguasai kendaraan.
 
Setelah melewati stasiun kini giliran melewati pasar. Lalu lintas macet parah di daerah ini, kendaraan baik mobil ataupun motor hanya bisa berjalan perlahan. Dengan melewati pasar aku mendapat ilmu baru tentang mengendarai motor di tempat macet, yaitu berjalan dg menarik gas sedikit kemudian melepaskannya sambil menarik rem begitu seterusnya.
 
Kemacetan di pasar panjangnya hanya sekitar 100 m, setelah itu kendaraan kembali bisa berjalan  dg normal. Usai melewati pasar, akupun mengarahkan kendaraanku ke rumah. Rasanya cukup latihanku untuk hari ini, aku harus segera pulang karena biasanya si Abi sudah menungguku dg khawatir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar