Kamis, 13 September 2012

Pindang Ikan Bandeng Resep dari Mertua


Mertuaku seorang yg sangat hoby memasak, tidak hanya hoby tapi beliau juga ahli memasak berbagi macam masakan. Rasanya apapun yg beliau masak hasilnya selalu enak.

Meski yg dimasak hanya pepes tahu tapi rasanya enak dan sedap, belum lagi masakan-masakan lainnya selalu sedap khas orang tua.

Penggemar berat masakan beliau tentu saja anak-anaknya tak terkecuali suamiku, meski orang lain pun akan menjadi penggemarnya juga jika sudah mencoba hasil masakannya.

Pun demikian dg ku, sejak pertama kali menikmati hasil masakan ibu sampai yg kesekian kali hampir tidak pernah ada masakan ibu yg rasanya menurutku tidak enak. Bisa jadi hal ini karena selera ibu dan seleraku sama, atau mungkin karena ibu memang benar-benar ahli memasak.

Dan yg menurutku paling berkesan dari masakan ibu adalah pindang ikan bandeng, karena waktu itu baru pertama kalinya aku makan ikan bandeng yg dimasak secara utuh tanpa dipotong dan rasanya sangat enak.

Tidak hanya ikannya yg enak dimakan tapi bumbunya pun juga. Jahe, kunyit, lengkuas muda, bawang merah dan bawang putih yg kesemuanya diiris tipis-tipis ditambah cabe utuh, semuanya enak dimakan karena berpadu pas dg gula, garam dan sedikit penyedap rasa.

Bau amis ikannya pun hilang tertutup oleh wanginya tumisan bumbu-bumbu tadi ditambah dg daun salam, daun jeruk dan beberapa batang sereh.

Wuih....rasanya sedap sekali, manntap...!
Tak heran jika suamiku pun sangat menyukainya. Tapi sekarang ibu sudah renta dan sakit jangankan untuk memasak, makan saja harus disuapin...kasihan ibu.

Terkadang untuk mengobati rasa kangenku akan masakan ibu yg satu ini, aku pun mencoba membuatnya. Tapi kok ya...hasilnya tidak bisa sama seperti yg ibu buat, seingatku pindang bandeng bikinan ibu bentuknya mulus seperti ikan bandeng yg masih mentah.

Sementara hasil bikinanku ikannya coal coel di sana sini bahkan terkadang patah terkena peralatan masak. Mungkin aku kurang hati-hati waktu memasaknya, kalau rasanya meski tidak seenak bikinan ibu, tapi lumayan bisa sedikit mengobati rasa kangenku.

Terkadang hanya dari makanan kita bisa mengingat kebaikkan orang tua kita dan merindukannya.
Mudah-mudahan ibu selalu dalam rahmat dan lindungan Allah SWT....aamiin. 

6 komentar:

  1. aamiinn..

    tp biasanya walopun cara memasak kita sama, lain tangan suka lain lagi rasanya :)

    BalasHapus
  2. @ke2nai : lebih enak lagi kl tinggal makan ya bu nggak pake repot...:)

    BalasHapus
  3. hhmmm....jadi pengen "ngemol" tuh bandengnya, keliatan emang koq pasti sedeeep banget, nasinya putih plus emping trus "ngeletuk" cabe rawitnya, hushha...husshhaa...kayak ngusir ayam sangking pedesnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. @ bunda yati rachmat: boleh bunda bandengnya dicemol silahkan...:)

      Hapus
  4. Sedap deh kelihatannya, tapi kalau pedas perut nih yang gak kuat. Lain di mulut lain di perut.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah...ga suka pedas rupanya, cabenya dipinggirkan aja...:)

      Hapus