Jumat, 11 Mei 2012

Karangsari Senantiasa Menggamit Hati

Sebuah judul yg serupa tapi tak sama dg judul di salah satu bab dalam buku Sepanjang Jalan Dawah yg isinya tentang  biografi Bp Tifatul Sembiring (menkoinfo sekarang).
Dalam bab satu buku tersebut tertulis judul "Bukittinggi Senantiasa Menggamit Hati" serupa dg judul artikelku kali ini, meski tentu tidak sama karena daerahnya berbeda.


"Aku rindu bermalam di tepian danau....di Makkah...sementara disisiku ada lamaian rumput izkhir dan jalil"
Ungkapan Rasulullah SAW di Madinah kepada Bilal bin Rabah, kala mengenang kampung halaman Makkah yg telah lama ditinggalkan. Beliau SAW berucap sambil menangis.

Tidak Rasulallah SAW, tidak Pak Tifatul, tidak juga aku atau yg lain pasti merindukan kampung halaman ketika ia jauh meninggalkannya.
Karangsari ku yg sejuk, udara yg bersih, penduduknya yg ramah ditambah dg kenangan masa kecil yg indah membuat Karangsari senantiasa menggamit hati.

Hanya karena aku seorang ibu maka aku sanggup tinggal jauh dari kampung halamanku tercinta. Seorang ibu yg selalu dituntut rela mengorbankan perasaannya bahkan nyawanya demi kebahagiaan anak dan demi baktinya pada suami, maka kemanapun ia dibawa pasti kan ikut serta.

Pegunungan hijau yg  mengelilingi desa Karangsari merupakan panorama indah yg menyejukkan mata, memunculkan kerinduan tersendiri ketika setiap saat disuguhi pemandangan keramaian kota, di kediaman ku sekarang.
Mata serasa jernih ketika lepas memandang persawahan yg hijau ranau dan juga sungai dg gemericik air yg mengalir.

Teringat ketika bulan ramadhan aku dan teman-teman menjelajahi gunung satu persatu setiap harinya, dg harapan hari akan terasa cepat berlalu jika kita asyik bermain. Padahal dg terlalu banyak bermain justru tenaga semakin banyak terbuang sehingga puasa terasa lebih berat.

Banyak dan banyak lagi kenangan tentang Karangsari, yg membuat ia senantiasa menggamit hati.  Akankah suatu saat aku kembali menetap di Karangsari? Wallahu'alam bi showab.
              
                                                ******

Ikut berduka cita atas jatuhnya pesawat shukoi superjet 100 di gunung salak Bogor, semoga seluruh keluarga korban diberi kesabaran dan ketabahan atas musibah ini, dan semoga amal kebaikkan para korban di terima disisi Allah swt, serta diampuni segala dosa-dosanya....aamiin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar