Selasa, 14 Oktober 2014

Serba Serbi Mengantri di BRI

Mengantri adalah sebuah pekerjaan yang membutuhkan kesabaran ekstra. Meski demikian, terkadang atau bahkan seringkali kita tidak bisa menghindar dari pekerjaan yang satu ini.

Contohnya aku. Beberapa hari yang lalu, aku "terpaksa" harus duduk selama hampir dua jam, untuk mengantri di BRI.

Sebenarnya aku sangat tahu, bahwa BRI tidak akan pernah sepi jika tanggal muda. Tapi karena aku sudah terlanjur berjanji untuk mentransper uang hari itu, maka aku tidak bisa mengelak. Jadilah aku duduk hampir dua jam untuk menunggu giliran.

Meski aku sudah berinisiatif untuk mendatangi BRI yang letaknya jauh dari pemukiman penduduk, dengan harapan antriannya tidak terlalu panjang. Namun ternyata perkiraanku salah! Aku mendapat nomer urut 52, sementara yang dipanggil baru nomer 30 an.

                                            antrian yang panjang

Ketika jam menunjukan pukul 11.30, sementara antrian baru sampai nomer 40, aku mulai cemas. Sebentar lagi pukul 12.00 itu adalah waktunya istirahat para pegawai bank, berarti kemungkinan aku akan dilayani setelah jam istirahat. Masya Allah...waktu tungguku akan bertambah lama.

Aku menghawatirkan Helmi dan Yumna yang ada dirumah. Aku khawatir Yumna menangis karena terlalu lama aku tinggal. Aku juga khawatir Helmi menyalakan kompor, karena dia memang suka "nguprek" didapur membuat makanan yang aneh-aneh.

Untuk pulang menjenguk mereka, rasanya tanggung banget. Waktuku bisa habis dijalan karena jarak antara BRI pemda dengan rumahku cukup jauh. Akhirnya, aku hanya bisa berserah sambil berdo'a semoga mereka baik-baik saja dirumah. Toh keberadaanku disini dalam rangka menepati janji. (loh...kok jadi melo gini, biasa aja keles xixixi)

Entah untuk urusan apa, ada seorang ibu yang menghabiskan waktu selama 15 menit didepan teler. Tak urung, bapak yang duduk disebelah kiriku, menggerutu karena kesal. Akupun sedikit gusar melihat hal tersebut.

Usut punya usut, dari pembicaraan antara pak satpam dengan salah seorang nasabah, diketahui ternyata teler yang melayani kami adalah "orang baru". Pantas saja kerjanya sangat lamban. Dia melayani kami dengan berdiri, tidak seperti biasanya para teler. Mungkin maksudnya agar bisa bekerja lebih cepat.

Beruntungnya, ketika memasuki jam 12.00, mas-mas teller itu tidak mengambil waktu istirahat. Padahal temannya dibagian custemer service, sudah meninggalkan meja kerjanya.

Alhamdulillah...aku sedikit lega. Berarti aku akan segera dilayani dan bisa segera pulang. Meski demikian, aku merasa kasihan sama sang teller. Sudah berjam-jam dia berdiri, dan sekarang ia tidak istirahat. Entah apa yang ada dalam pikirannya, mungkin merasa tidak enak hati? Entahlah.

Melihat kegigihan yang dilakukan teller, perasaan gusarku pun hilang. Sehingga aku bisa tersenyum dengan tulus kepada teller, ketika keperluanku selesai, sebagai bentuk ungkapan terimakasih juga penghargaan atas kerja kerasnya.

Meski demikian, aku dan mungkin para nasabah yang lain, sangat mengharapkan agar BRI meningkatkan kwalitas pelayanannya. Sehingga kami tidak harus mengantri berjam-jam dan membuang waktu percuma.

Kami sangat berharap BRI bisa meningkatkan kecepatan koneksi jaringan dan juga menambah jumlah karyawan terutama teller. Sehingga tidak ada lagi antrian yang sangat panjang dan melelahkan terutama ditiap awal bulan, yang sejauh pengamatanku, hal ini terjadi hampir diseluruh BRI, baik cabang ataupun pusat!

Semoga keluh kesah serta harapan kami, didengar dan segera diapresiasi oleh pihak BRI. [SK]  

 

         

8 komentar:

  1. wah kasian teller barunya pasti dia gelagapan melihat antrian sampai2 ga istirahat :D

    BalasHapus
  2. betul, saya juga kasihan, terutama sistemnya memang yang harus diperbaiki :)

    BalasHapus
  3. Abang Teller, terimakasih telah melayani kami para nasabah ya... Semangaaaat

    BalasHapus
  4. Thanks infonya , kebetulan saya juga seorang pekerja di BRI, ini adalah kendala yg selalu dihadapi BRI, membludaknya nasabah. Namun untuk urusan transfer sekarang e banking BRI sudah makin maju kok. Pake BRI mObile aja mbak, bisa dari hp android dan blackberry kok. Gampang dan ndak perlu antri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seharusnya memang begitu. Makasih kunjungannya :)

      Hapus
  5. Aku juga merasakn antri di BRI ketika awal bulan,sekitar 15 tahun lalu, ketika belum jaman yang namanya e banking, ATM dan sebagianya. jadi mau gak mau kalau ngambil uang ya mesti ke bank... Untunglah skrg sdh canggih, jd semuanya serba pakrtis..sudah lama juga saya gak ke BRI..sudah pindah bank soalnya, hehehe ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Harusnya memang transpernya lewat ATM, hanya saja ATM ku bukan BRI, lagi rusak pula :)

      Hapus