Sabtu, 18 Oktober 2014

Kala Merindu

Anda seorang perantauan? Tinggal jauh dari kampung halaman? Terpisah dari sanak saudara atau bahkan orang tua? Jika ya, berarti kita sama, teman!

Kerinduan yang menggunung seringkali menyesakkan dada. Suasana yang serupa, seringkali melangutkan jiwa, hingga bayangan kampung halaman dengan segala kenangannya, berkelebatan bak video yang diputar ulang.

Namun, apalah daya. Jarak, waktu dan kesibukkan, seringkali menjadi penghalang pulang. Tinggalah diri bergulat rindu, mengalihkan pandangan, merubah tatapan. Agar bayangan kampung halaman, segera hengkang dari ingatan.
Jika rindu sudah merasuk, jiwa pun terasa suntuk. Harus ada yang segera dilakukan untuk mengobati luka karena kerinduan.

Sore tadi, aku mengajak suami mengelilingi perkampungan yang kondisi daerahnya masih hijau dan asri. Aku sengaja melakukannya, untuk mengobati rasa rinduku pada kampung halaman.

Bersyukur aku tinggal dipinggiran Jakarta. Sehingga untuk mendapatkan perkampungan dengan panorama yang hijau yang mirip dengan desa kelahiranku, tidaklah sulit.

Selama berkeliling, aku sangat menikmati pemandangan yang cukup memanjakan mata. Meski tidak sama persis dengan pemandangan alam di desaku, tapi aku cukup puas. Rasanya separuh rinduku terobati sudah. 

Selain pemandangan alamnya yang hijau, rumah-rumah penduduk pun masih jarang. Sehingga udara terasa segar, tidak banyak cemaran. Jika saja hari belum senja, rasanya kami masih ingin berlama-lama menikmati indahnya panorama.

Suami yang sepertinya  juga kangen dengan kampung halaman, sangat menikmati pemandangan alam yang kami lewati. Ketika melewati lapangan bola dan disitu sedang ada pertandingan bola, suami berujar "Dulu saya juga suka main bola seperti itu".


                                                                         lapangan bola

                                                                    kebun singkong

                                                      rumput-rumput yang meninggi

                                                                 pemancingan ikan

Menjelang maghrib, kami pulang dengan hati yang riang. Meski tidak sama persis, hijaunya pemandangan cukup mengobati rindu kami pada kampung halaman.

Semoga hijaunya perkebunan singkong, padang rumput yang luas serta lapangan bola yang alami, tidak segera beralih fungsi menjadi perumahan yang akhir-akhir ini marak dibangun. Sehingga masih ada tempat bagi kami para perantauan, untuk melepas rindu akan kampung halaman. [SK]




   

2 komentar:

  1. indahnyaaa... sama dengan di daerah saya ^^
    kapan2 saya juga ikut posting foto2nya di blog yaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. ide bagus, nanti saya bisa cuci mata di blognya Mbak Litha :)

      Hapus