Rabu, 05 Desember 2012

Resolusi 'Kecil' yang Bermakna 'Besar'


Awalnya, aku merasa bahwa aku tidak memiliki resolusi ditahun 2012 ini, bagiku segala sesuatunya terbiasa dibiarkan mengalir seperti air. Tapi, sejenak aku mengingat-ingat, apa benar aku tidak memiliki target yang ingin aku capai ditahun 2012 yang beberapa hari lagi akan segera berlalu ini?
Setelah sedikit menelaah tentang apa-apa yang pernah aku lakukan, dan harapan-harapan apa saja ingin aku wujudkan ditahun 2012, akhirnya aku temukan jawabannya. Ya...ditahun 2012 ini, aku memiliki resolusi. Sebuah resolusi yang sepertinya ‘kecil’ sehingga hampir tidak terlihat, padahal memiliki makna yang sangat besar, setidaknya menurutku.




Sebuah resolusi sederhana dari seorang ibu yang mengharapkan kebaikkan bagi anak-anaknya. Adalah Helmi, anak ke-2 kami, saat ini usianya hampir 10 tahun. Diulangtahunnya yang kesembilan 8 Pebruari 2012 lalu, bahkan dihari-hari sebelumnya, aku selalu menasehati agar Ia mulai mengerjakan sholat lima waktu. 
 
Meski anjuran untuk mengerjakan sholat sudah aku biasakan dari semenjak Helmi berusia 7 tahun, tapi sepertinya Helmi belum serius mentaatinya. Hari ini Ia hanya mengerjakan sholat maghrib, besok nggak samasekali, besoknya Ia mengerjakan sholat subuh, tapi dhuhur ashar, magrib isya terlewatkan, hanya seperti itu saja sholat Helmi. Aku berusaha memaklumi toh sekarang masih dalam taraf latihan, pikirku.

Namun, setelah usianya genap 9 tahun aku bertekad untuk lebih serius lagi mengajari Helmi sholat. Targetku, diusia 10 tahun nanti, Helmi harus sudah terbiasa menjalankan sholat lima waktu secara penuh.

Ternyata untuk mencapai sebuat target tidaklah mudah, usia sepuluh tahun Helmi tinggal dua bulan lagi. Tapi baru tiga waktu sholat yang rutin dikerjakan yaitu subuh, maghrib dan isya. Sholat dhuhur dan ashar masih terlewati.

Meski waktunya tinggal dua bulan, aku tidak patah semangat untuk selalu mensuport Helmi. Berbagai macam cara aku lakukan, dari mengajaknya bicara dari hati kehati, mengiming-imingi hadiah yang menyenangkan di ultahnya nanti, sampai sedikit mengancamya dengan mengatakan bahwa Ia akan mendapat hadiah kemoceng di hari ulangtahunnya, jika tidak mengerjakan sholat lima waktu secara penuh.

Aku memilih kemoceng sebagai hadiah ‘ancaman’ buat Helmi, karena kemoceng biasanya menggunakan rotan sebagai gagangnya, dan Helmi tahu apa arti hadiah tersebut. Jika diusia 10 tahun Helmi masih belum mau mengerjakan sholat, maka rotan dari kemoceng ini akan digunakan untuk memukul kaki Helmi, bukan untuk menyakiti tapi hanya untuk memberikan ketegasan bahwa Helmi memang sudah waktunya mengerjakan sholat.

Meski resolusiku ditahun 2012 ini belum tercapai, tapi progresnya menurutku lumayan bagus. Saat ini Helmi sudah lebih mudah diajak sholat walaupun belum lengkap, dan kejutan terahir yang aku dapatkan, beberapa jam sebelum aku menulis kisah ini Helmi nyeletuk “Mi, besok kalau sekolah bawa sarung ya, biar bisa sholat dhuhur di mushola sekolah.” Subhanallah...inilah kata-kata yang sudah lama aku tunggu dari mulut Helmi.

Sholat dhuhur adalah sholat yang paling sulit dilakukan, karena di jam ini Helmi berada disekolah sehingga Ia selau beralasan macam-macam, sulit karena bercelana pendek, nggak ada teman yang mau diajak sholat, takut terlambat masuk kelas,dll. Alhamdulillah, setelah berulang kali aku memberinya nasehat, akhirnya terbuka juga pikirannya.

Mudah-mudahan ketika usianya mencapai 10 tahun, Helmi sudah terbiasa mengerjakan sholat lima waktu, sehingga pada saat Ia memasuki masa baligh, sholat sudah bukan merupakan hal yang berat bagi Helmi...aamiin.
 
 
 
 

   

2 komentar:

  1. wah resolusinya bagus banget mba. hmm umur sepuluh thn itu msh SD kan yah, xixix aku waktu SD solatnya jg bolong2,tp krn disuruh guru ngisi buku laporan solat jd mau ga mau hrs penuh, soalnya kan ada ttd ortu atau ustad/guru. Semoga Helmi jadi anak soleh ya mba, aamiin.

    makasi udah ikutan , ditunggu pengumumannya ya mba :)

    BalasHapus