Rabu, 03 Januari 2018

Menabung Saham Ala Pemula

Mengisi liburan tidak harus menggunakan seluruh waktu untuk bertamasya. Tapi bisa juga digunakan untuk keperluan lain yang bermanfaat. Dalam rangka mengisi liburan, Kamis pekan lalu aku mengajak Mba Ifa dan juga Yumna berkunjung ke Plaza Mandiri yang berlokasi di Jl. Gatot Subroto Jakpus. Tidak semata-mata karena liburan, kedatangan kami ke sana sebenarnya sudah kami rencanakan jauh hari sebelumnya. 

Keinginanku untuk membuatkan Mba Ifa rekening sekuritas, adalah alasan yang sebenarnya. Kebetulan satu bulan ini Mba Ifa libur, jadi aku pikir inilah saat yang paling tepat. Insya Allah semua tahu, rekening sekuritas adalah syarat yang harus kita penuhi untuk bisa menabung saham (surat berharga). Dengan memiliki saham sebuah perusahaan, berarti kita ikut menjadi pemilik perusahaan tersebut. Keren, kan ?

     
Like mother like daughter ungkapan ini seringkali benar. Karena aku punya rekening sekuritas dan sedikit tahu tentang saham dan manfaatnya, aku pun ingin anak-anakku mengikuti jejakku. Alhamdulillah gayung bersambut. Mba Ifa ternyata memiliki keinginan serupa. Tuh...benar, kan ? Anak itu sama seperti ibunya.

Aku ingin Mba Ifa punya tabungan yang memiliki manfaat lebih dari sekedar menabung. Keuntungan yang didapat dari menabung di bank adalah bagi hasil, jika itu bank syariah, atau bunga jika itu bank konvensional. Baik bagi hasil atau bunga, besarnya tidak bisa mengikuti laju invlasi. Meski jumlahnya bertambah (sedikit) namun nilai uang kita tidak bertambah. Belum lagi setiap bulan dipotong biaya administrasi.

Berbeda dengan kalau kita menabung saham. Pertambahan jumlah uang kita lebih cepat sesuai dengan harga saham yang kita beli. Dengan begitu nilainya pun ikut bertambah. Tapi dengan syarat saham yang kita beli adalah saham yang bagus. Satu hal lagi, untuk aku pribadi saham yang aku beli haruslah saham syariah. Yaitu saham yang sudah direkomendasikan kehalalannya oleh MUI melalui fatwa dewan syariah nasional. Daftar saham syariah bisa di lihat di JII (Jakarta Islami Index). So, check it out !

Sedangkan untuk mencari tahu seperti apa saham yang bagus, parameter yang paling mudah yaitu dengan menilai produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang akan kita beli sahamnya. Jika produknya laku dipasaran, kemungkinan besar saham perusahaan tersebut bagus. Sebagai contoh saja PT. Indofood pemilik saham indf. Salah satu produknya adalah mie instan seperti indomie, supermi dan sarimi dengan berbagai varian rasa. Apakah mie instan produk PT. Indofood ini laku dipasaran ? 

Ini adalah sedikit gambaran umum tentang saham yang aku bisa jelaskan pada Mba Ifa. Ilmu tentang saham sangatlah luas, dan aku masih dipermukaan. Namun itu bukan alasan untuk tidak memulai. Lebih baik learning by doing daripada terus menunda. 

Biar nggak bosan membacanya, cerita tentang harga saham, berapa lembar yang harus kita beli, gambaran keuntungan, resiko saham, cara membuat rekening sekuritas,  dll akan aku bahas pada tulisan berikutnya, insya Allah. Semoga aku bisa melawan moody menulis, untuk bisa terus berbagi pengetahuan.  

      

        

2 komentar: