Senin, 16 Februari 2015

Bahagia Merasa Tua






Merasa tua tapi bahagia? Mungkin terdengar aneh, tapi itulah yang kurasakan. Sebelumnya, diusia tigapuluhan, aku lebih merasa sebagai wanita 20 an. Lagi-lagi terdengar aneh, ya? Tapi menurut salah seorang teman, dengan merasa muda, maka kita akan terlihat muda. Namun disisi lain, ada pertanyaan yang seringkali menggangguku. Kalau aku selalu merasa muda, kapan aku akan bersikap dewasa?

 
Karena pertanyaan yang mengganggu itulah, aku yang saat ini merasa tua, jadi merasa bahagia. Diusia yang tidak lagi muda, aku merasa harus lebih bijak, bijak terhadap diriku sendiri, terhadap anak, suami, teman, dan semua orang yang ada disekitarku.

Diusia ini, aku merasa harus lebih fokus terhadap tujuan hidupku. Tujuan menjadi kaya, kah? Sukses mengantarkan anak menjadi orang hebat, kah? Ah, sepertinya bukan itu. Kata orang pintar, tujuan kita diciptakan adalah untuk beribadah. Mengabdi pada sang pemberi kehidupan, pemilik dunia dan alam keabadian. Sepertinya, tujuan hidupku terlihat tinggi mengawang-awang. Laksana bintang yang akan sulit diraih, bahkan mungkin akan terasa panas seperti menggenggam bara api. Tapi...bismillah, semoga yang kuasa meridhoi.

Hidup teratur, giat berolah raga, menjaga pola makan, adalah bagian dari bijak terhadap diri sendiri agar tubuh senantiasa sehat. Buatku ini sangat perlu, karena dengan tubuh yang sehat ada banyak hal yang bisa kita lakukan. Meski sejauh ini alhamdulillah aku sehat-sehat saja dan tidak memiliki masalah kesehatan yang berarti, tapi, menjaga diri itu penting, agar diusia renta nanti masih bisa beribadah sebanyak mungkin. 

Ketika ditanya suami, apa yang akan aku lakukan jika sudah tua nanti? Spontan aku menjawab, ingin banyak-banyak beribadah, membaca Qur’an setiap hari, menghafalkannya sedikit demi sedikit, berbagi ilmu didunia nyata juga maya, dan yang terakhir, melanjutkan trading saham syariah. Loh, kok, trading saham? Ya, trading saham! Manusia tidak akan lepas dari kebutuhan hidup meski sudah tua. Agar tidak menjadi beban anak-anak apalagi orang lain, tentu aku harus punya penghasilan.

Dihari lahir yang istimewa ini, tidak akan terasa istimewa jika tidak ada hadiah istimewa. Alhamdulillah, hadiah istimewanya sudah aku dapatkan beberapa hari yang lalu. Meski tidak tepat dihari H, tapi buatku ini adalah hadiah teristimewa. Dimuatnya tulisanku di leisure republika adalah hadiah istimewa itu. Semoga ini bukan menjadi yang pertama juga yang terakhir (kalimat Mak Haya). Semoga kedepan tulisan-tulisanku akan kembali dimuat dimedia massa.
 
Itulah secuil harapanku dihari milad ini. Semoga semua yang aku cita-citakan kelak akan terwujud menjadi nyata...aamiin YRA.


2 komentar:

  1. Kalau lihat fotonya dirimu belum tua2 amat mak. Masih kelihatan kinyis2 :D

    BalasHapus