Sabtu, 02 Februari 2013

Ketika Dakwah Dihadang Fitnah



Beberapa hari ini, hampir semua media, memberitakan secara besar-besaran tentang penangkapan presiden PKS Ustadz Lutfi Hasan Ishaq oleh KPK, atas dugaan suap daging impor. Berita tersebut menjadi head line yang penayangannya diulang-ulang dengan format yang tidak menceritakan hal yang sebenarnya, hampir setiap jam.

Merasa tertamparkah kami? Malu, kecewa, lemah semangat atas semua pemberitaan tersebut? Jawabannya TIDAK! 
Kami sangat paham dengan apa yang terjadi sekarang. Semua itu adalah fitnah kejam yang dilakukan secara keji, yang bertujuan untuk menghancurkan PKS beserta gerakan dakwah yang diusungnya.

Namun, kami tetap tsiqah terhadap pemimpin kami, tetap solid, tetap bersatu dan tetap semangat dalam berjuang menegakkan kebenaran. Semua prahara yang saat ini sedang melanda, adalah sunatullah yang harus kami lalui. Tidak ada perjuangan tanpa cobaan, tidak ada peningkatan derajat ketaqwaan tanpa ujian. 

Tidak ada yang gratis bagi Allah, Allah SWT akan mengganti semua cobaan ini dengan sesuatu yang lebih baik dan lebih baik lagi, janji Allah itu pasti! Jika kita berada dalam kebenaran maka kita tidak perlu merasa takut dan risau, tetap berpegang teguhlah pada tali Allah, maka Allah pasti akan menolong kita, Allahhu akbar ! 

Sebelumnya, telah beberapa kali PKS diterpa berbagai macam isu, tapi semua itu tidak terbukti dan berujung pada bebas murni. Pertama, pada tahun 2000 Hidayat Nur Wahid lewat Yayasan Haramainnya sempat dituding teroris, karena dikaitkan dengan Al Qaeda. Bahkan Dubes AS waktu itu Lin Pasque mengonfirmasi langsung, tapi semua tidak terbukti. Karena Yayasan Haramain HNW tidak ada hubungan dengan gerakan Al Haramain di Saudi yang memang terkait dengan Al Qaeda. Malahan Lin Pasque apresiasi HNW dan PKS.

Kedua, Soeripto saat jadi Sekjen Dephut dituding melakukan mark up pembelian helikopter untuk mengatasi kebakaran hutan. Setelah melewati sidang yang lama dan melelahkan, hasilnya tidak terbukti dan bebas murni.

Ketiga, Wakil Bupati Bogor Ahmad Ru'yat dituding menggunakan dana APBD. Diproses sidang sebagai terdakwa, bahkan sempat disel, ternyata di pengadilan keluar putusan inkrah bebas murni.

Keempat, Akhmad Misbakhun dituding Andi Arief melakukan ekspor fiktif lewat LC fiktif. Setelah jadi terdakwa, dipenjara, proses hukum tertinggi, MA, mengetuk palu bebas murni.

Kelima, Tamsil Linrung dan Anis Matta ditengarai sebagai bandit anggaran. Proses hukum ternyata hanya memenjara Waode Nurhayati dari PAN yang acting maling teriak maling.
Dari kelima fitnah besar yang disetting dan diatur sedemikian rupa bukannya menjatuhkan dukungan terhadap PKS, justru sebaliknya malah meningkatkan elektabilitas PKS. Tahun 2014 target PKS naik kelas dari ranking 4 ke ranking 3. Insya Allah...

          ***Hasbunallah wani'mal wakil nimalmaula wa ni'mannasir***






2 komentar:

  1. Ini ujian mb ya, yang sulit adalah masa-masa sekarang, mendengar statement yang menusuk hati baik dari media televisi atau koran2.hiks

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mbak Nurul, tapi keadaan sekarang berbalik, karena kasus ini dukungan untuk PKS malah semakin bertambah :)

      Hapus