Rabu, 24 April 2013

Musim Pencalegan



 

Senin, 22 April 2013 kemarin, adalah hari terakhir pendaftaran calon legislatif peserta pemilu 2014. Yang menarik perhatian saya adalah adanya kisruh dikalangan kader parpol tertentu,  hanya karena namanya tidak dicantumkan sebagai caleg.
Para kader partai tersebut marah, dan tanpa malu-malu mereka melakukan aksi anarkis dengan merusak kantor DPC atau DPD partai yang selama ini mereka dukung. Semua  orang  yang melihat peristiwa ini paham, kenapa mereka berlaku seperti itu. Ya, berebut jabatan!
 
Mereka memiliki tujuan pribadi ketika mendukung sebuah parpol, bukan niat tulus ikhlas semata-mata untuk membesarkan partai tersebut, apalagi benar-benar memiliki niat untuk berkarya di masyarakat. Ini sudah menjadi rahasia umum. Sudah menjadi rahasia umum pula bahwa mereka para kader yang haus jabatan ini, melakukan sikut kanan kiri antar sesama anggota, agar bisa naik sebagai aleg (anggota legislatif).
 
Sangat berbeda dengan kader PKS. Para kader PKS dicalegkan atas inisiatif partai, bukan atas keinginan pribadi. Dari sekian banyak kader yang dicalegkan pun, banyak diantara mereka yang menolak, bukan malah saling berebut jabatan. Salah satu dari kader PKS yang menolak untuk dicalegkan adalah guru ngaji saya.
 
Sebelumnya beliau juga pernah mengundurkan diri sebagai caleg di Mataram, padahal beliau mengantongi nomer urut jadi. Terbukti, jabatan bukanlah tujuan bagi para kader PKS dalam terjun kedunia politik.
 
Tapi, jika penolakkan mereka ditolak oleh partai karena tidak memiliki alasan yang cukup kuat, mereka tetap menerima amanah jabatan tersebut meski dengan berat hati. Berat hati karena mereka paham, bahwa memikul amanah jabatan sangat berat pertanggungjawabannya dihadapan Allah SWT, juga kepada rakyat yang memilihnya.
 
Tak pernah ada kisruh diinternal PKS karena soal berebut jabatan, seperti yang terjadi pada partai-partai lain. Para kader PKS sadar jabatan hanyalah sebuah sarana untuk berkarya dan mengabdi kepada masyarakat, yang nantinya akan dimintai pertanggungjawaban dihadapan Allah SWT. Jadi, kenapa harus berebut untuk sebuah jabatan yang jika tidak amanah dalam mengembannya, maka akan berhadapan dengan murka Allah SWT?


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar