Jarang sekali aku pergi berdua saja dengan anak sulungku Iqlima. Iqlima yang sudah menjadi gadis remaja, biasanya lebih suka berdiam diri di rumah tanpa banyak permintaan. Ia lebih suka menjadi anak rumahan sama seperti umminya, uhuy. Lah, kan, bagaimana ibu begitulah anaknya :)
Biasanya jika ingin membeli sesuatu, Iqlima membelinya bersama teman-teman sepulang dari sekolah, tentu saja setelah meminta ijinku. Tapi kali ini Ia meminta aku yang menemaninya membeli buku. Awalnya Iqlima minta diantar ke IBF di Senayan, tapi aku keberatan karena jauh. Akhirnya Ia setuju untuk membeli buku di Gramedia terdekat.
Hari Minggu setelah selesai beberes rumah, kami berangkat berboncengan. Sebenarnya Abi tidak mengijinkan, karena aku belum pernah mengendarai motor ketempat yang jauh, super ramai pula. Tapi dengan berbagai argumentasi, aku bersikeras. Akhirnya setengah terpaksa Abi mengijinkan juga, hehe.
Kami menuju ke pusat perbelanjaan Cibinong Squer, tapi ternyata di tempat itu tidak ada gramedia. Akhirnya kami memutuskan pergi ke ITC Cibinong, seingatku di situ ada Gramedia. Meski jaraknya lumayan jauh dan harus melewati jalan raya Bogor yang sangat ramai kendaraan, aku berusaha memberanikan diri. Karena kalau tidak jadi beli buku, Iqlima bisa ngambek karena kecewa.
Setelah sampai di ITC Cibinong, kami berputar sebentar karena ternyata Gramedia yang tadinya ada di lantai atas, sekarang berpindah ke lantai satu.
Sekitar satu jam aku menunggu Iqlima memilih buku, akhirnya aku melihat Ia sudah memegang dua buah buku.
Ku amati buku apa saja yang sudah dipengang Iqlima, ternyata dua buah novel yang judulnya cinta cintaan. Dalam hati aku bergumam "Kok buku begitu yang dia pilih ya?". Ku dekati Iqlima dan berujar "Mbak, kalau beli buku itu sekalian yang bagus, biar banyak manfaatnya, kalau buku begini, manfaatnya buat apa coba?" Iqlima terdiam mendengarkan.
Lantas aku menunjuk kearah tumpukan buku, yang menurutku berisi buku-buku yang berkualitas. Tanpa menunggu lama Iqlima mendekati tumpukan buku-buku tersebut, memilah milah mana yang menurutnya paling tepat untuk diambil.
Merasa sudah mendapatkan buku yang tepat, Iqlima mengajakku pulang karena kami memang sudah cukup lama berada ditempat itu. Sebelum sampai di kasir, aku baca sampul buku yang akan dibeli Iqlima, buku itu berjudul "Kaya? Bukan Cuma Mimpi" yang ditulis oleh Choi Dong In, penulis asal Korea yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.
Buku tersebut berwarna pink dengan gambar yang menarik disampulnya, sangat ABG sekali. Melihat dari judulnya, aku merasa buku itu sangat cocok untuk Iqlima. Iqlima anak yang suka berhemat, pandai mengelola uang jajan yang kami beri, bahkan dari uang tersebut ia masih bisa menabung. Ia juga anak yang lumayan cerdas (menurut emaknya :P), sejauh ini rangkingnya selalu ada di tiga besar, mudah-mudahan seterusnya.
Setelah membayar buku tersebut, kamipun pulang. Aku bersyukur bisa menemani Iqlima, sebab jika tidak, mungkin yang akan dibeli oleh anak gadisku, buku tentang cinta-cintaan yang tidak jelas manfaatnya. Dengan menemani anakku, aku semakin paham bahwa penting bagi orang tua untuk menjadi teman bagi anak-anaknya, agar mereka tidak salah dalam mengambil keputusan.
Merasa sudah mendapatkan buku yang tepat, Iqlima mengajakku pulang karena kami memang sudah cukup lama berada ditempat itu. Sebelum sampai di kasir, aku baca sampul buku yang akan dibeli Iqlima, buku itu berjudul "Kaya? Bukan Cuma Mimpi" yang ditulis oleh Choi Dong In, penulis asal Korea yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.
Buku tersebut berwarna pink dengan gambar yang menarik disampulnya, sangat ABG sekali. Melihat dari judulnya, aku merasa buku itu sangat cocok untuk Iqlima. Iqlima anak yang suka berhemat, pandai mengelola uang jajan yang kami beri, bahkan dari uang tersebut ia masih bisa menabung. Ia juga anak yang lumayan cerdas (menurut emaknya :P), sejauh ini rangkingnya selalu ada di tiga besar, mudah-mudahan seterusnya.
Setelah membayar buku tersebut, kamipun pulang. Aku bersyukur bisa menemani Iqlima, sebab jika tidak, mungkin yang akan dibeli oleh anak gadisku, buku tentang cinta-cintaan yang tidak jelas manfaatnya. Dengan menemani anakku, aku semakin paham bahwa penting bagi orang tua untuk menjadi teman bagi anak-anaknya, agar mereka tidak salah dalam mengambil keputusan.
Tapi anehnya anak sekarang lebih suka dg buku ttg cinta ya. btw, anaknya manis ya, mbak...
BalasHapusmakasih kunjungannya :)
BalasHapus