Seperti yang kemarin aku ceritakan, bahwa ada beberapa cerita di hari milad. Setelah hadiah teristimewa, hadiah special, dan cerita lucu, masih ada satu lagi yaitu kado unik. Biasanya hadiah itu berupa ucapan selamat, doa, atau bingkisan yang isinya benda yang berkesan bagi yang sedang ultah. Tapi, hadiah ultahku kali ini sama sekali berbeda, sehingga aku menganggapnya sebagai kado yang unik. Apa itu?
Alkisah, salah seorang teman ngajiku, punya keahlian membekam, sebut saja namanya Bu Umi. Begitu tahu kalau aku hari selasa kemarin berulangtahun, Bu Umi yang baik hati dan tidak sombong, menawariku layanan gratis berupa bekam, totok wajah dan pijat refleksi (kalau nggak salah). Aku diminta memilihnya salah satu. Coba boleh tiga-tiganya (maruk).
Sebenarnya aku pengen nyobain totok wajah. Selain untuk mempertahankan kecantikan (cie..emang cantik?), juga karena aku belum pernah mencobanya. Kalau bekam, aku sudah melakukannya dua kali. Tapi, karena hanya boleh memilih salah satu, jadi aku pilih dibekam saja agar badanku sehat. Sehat itu kan lebih penting daripada cantik. Betul?
Jam sepuluh pagi, aku datang ketempat praktek Bu Umi setelah terlebih dulu janjian. Bu Umi sudah tiba terlebih dulu, dan sudah mempersipkan segala sesuatunya, ketika aku sampai. Nggak lama, Bu Umi mempersilahkan aku masuk keruang praktek, dan mempersiapkan diri untuk dibekam.
Aku mulai deg-degan dan takut! Perasaan seperti ini selalu muncul saat akan dibekam sama seperti akan disuntik dokter. Tapi karena sudah pernah sebelumnya, aku tahu kalau rasa takutnya itu lebih besar dari rasa sakitnya. Apalagi kalau ingat manfaatnya, jadi aku paksain mengalahkan rasa takut. Oya, beberapa manfaat bekam yaitu, memeperlancar peredaran darah, membuang sel darah yang sudah tua sehingga terbentuklah sel darah baru yang masih segar, menghilangkan racun yang ada pada tubuh kita, dan lain-lain, bisa dicari di mbah goegle.
Kembali lagi kecerita awal. Setelah aku siap dengan tengkurap diatas dipan, Bu Umi mengolesi punggungku dengan minyak zaitun. Dengan perlahan, beliau memijat punggungku, agar rileks saat dibekam, begitu kata Bu Umi. Aku menikmatinya sambil membayangkan seolah-olah aku berada ditempat SPA kelas premium :)
Selesai memijat, Bu Umi mulai memasang semacam mangkuk-mangkuk, kemudian satu persatu dihisapnya dengan sebuah alat, agar tercipta ruang vacum sehingga kulit punggungku tertarik dan menonjol, dengan warna merah kebiruan. Ada sekitar 9 mangkuk, yang dipasang Bu Umi dipunggungku (kalau nggak salah). Sambil menunggu 10 menit, Bu Umi memijat telapak kakiku. Aku tidak tahu manfaat pijatan dikaki itu untuk apa. Dan aku nggak mau banyak nanya, malu, soalnya gratis :)
Detik-detik eksekusi segera dimulai. Bu Umi melepas satu mangkuk yang dipasang paling awal, dan mulai menusuk-nusuk kulitku dengan alat seperti bulpen yang diujungnya terdapat jarum. Cetek...cetek...cetek, begitu bunyinya. Aku pun mulai meringis menahan sakit. Setelah selesai menusuk-nusuk, Bu Umi kembali memasang mangkuk penghisap, agar darah kotorku terhisap keluar. Begitu seterusnya sampai pada mangkuk yang terakhir.
Setelah menunggu sekitar 10 menit, mangkuk-mangkuk yang sudah terisi darah itu, dilepas satu persatu. Kemudian Bu Umi kembali mengolesi punggungku dengan minyak zaitun. Menurut Bu Umi, minyak zaitun mengandung antibiotik alami, sehingga bagus utuk mengolesi bekas luka. Proses bekam selesai, aku pun pulang setelah mengucapkan terimakasih atas layanan gratis ini.
darahku hasil bekam
*foto dokumen pribadi
Aihhhhh
BalasHapusSenangnya dapat bekam gratis. Rezeki, Mbak hehehehe
kapan ini bisa main lagi ke rumah, Mbak Sri?
Mbak Sri main atuh ke Serang sama Mas Komar
Ayo main ke sini An, saya juga udah kangen pengen ketemu. Mas Komar susah diajak main An, soale suka bingung, sampai sana mau ngomong apa ya? gitu.
Hapus