Semenjak pertama kali mengenal facebook, twitter kemudian memiliki blog, aku menggunakan nama akun Sri Komarudin. Sri adalah namaku dan Komarudin adalah nama suamiku. Dengan nama Sri Komarudin secara tidak langsung aku mengatakan bahwa aku seorang wanita yang sudah bersuami.
Selama 3 tahun aku merasa nyaman menyandang nama itu, sampai suatu hari aku membaca status fb Bapak Agus Ibra sukoco tentang dilarangnya seorang istri menyematkan nama suami dibelakang namanya. Agak sedikit kaget membaca tulisan tersebut. Apa benar demikian? Kok, selama ini aku nggak tahu, ya? Beberapa pertanyaan muncul dikepalaku.
Barang siapa yang mengaku sebagai anak kepada selain bapaknya atau
menisbatkan dirinya kepada yang bukan walinya, maka baginya laknat
Alloh, malaikat, dan segenap manusia. Pada hari Kiamat
nanti, Alloh
tidak akan menerima darinya ibadah yang wajib maupun yang sunnah”
Tapi, setelah mencari kejelasan dengan membaca sana sini, aku pun mengubah namaku dari Sri Komarudin Menjadi Sri Soenarto Putrie, meski masih dalam kebimbangan. Bimbang bukan karena aku nggak percaya pada hadist yang aku baca (naudzubillah), tapi karena aku sudah merasa nyaman dengan nama itu, tapi sekarang aku harus menggantinya.
Apalah arti sebuah nama, jika dengan mana itu kita malah mendapat azab Allah. Demi ketundukkan dan demi ketaatan pada Allah dan Rasulnya, aku berusaha mengikis segala kebimbangan dan meyakinkan diri bahwa inilah yang terbaik.
Kenapa aku harus meniru-niru wanita barat seperti Micelle Obama dan Hillary Clinton, sementara ada yang harus dan lebih patut aku contoh yaitu Rasulullah saw dan para sahabat? Meski ada beberapa ulama yang memperbolehkan, tapi demi kehati-hatian, aku lebih mengikuti yang melarang.
Nama Sri Soenarto Putrie pernah aku pakai semasa masih SMP dan SMA. Tentu saja untuk urusan yang tidak formal. Kalau untuk keperluan identitas disekolah, aku menggunakan nama asli. Arti dari Sri Soenarto Putrie adalah Sri putrinya bapak Sunarto. Ya, bapakku namanya Sunarto.
Awal mengganti nama, aku merasa sedikit risih. Aku khawatir ada orang yang mengira bahwa telah terjadi sesuatu antara aku dan suami. Tapi perasaan itu segera aku tepis. Toh, kenyataannya aku dan suami baik-baik saja. Sebenarnya, suami juga sempat protes. Namun setelah aku jelaskan, beliau mau mengerti. Yang penting suamiku tetap kamu Bi.... Kataku waktu itu.
Aq pernah baca emang gak boleh pake nama suami, semacam nasab gitu kan
BalasHapusBetul Mak :)
Hapus