Jauh sebelum mengikuti training investasi, aku sudah menyimpan keinginan untuk berinvestasi. Hanya saja, belum ada gambaran bentuk investasi apa yang akan aku ambil. Yang ada dalam benakku saat itu adalah reksadana. Tapi apa itu reksadana, belum aku pahami sepenuhnya sehingga belum berani mencobanya. Berkat gugeling, aku menemukan cara berinvestasi yang menurutku aman dan menjanjikan, yaitu investasi logam mulia.
Dengan tujuan untuk menyediakan dana pendidikan anakku, aku pun mulai berinvestasi. Tidak banyak yang aku investasikan, buatku sedikit tidak mengapa, yang penting aku sudah mulai. Meski merasa cocok dengan investasi logam mulia dan sampai saat ini masih berjalan, aku merasa masih ada yang kurang. Buatku investasi logam mulia itu monoton, hanya begitu-begitu saja. Rasanya kurang greget, kurang mak jleb! Aku hanya menunggu suatu saat logam mulia itu dijual dengan harga lebih tinggi dari ketika pertama kali beli. Udah gitu, tok!
Sampai akhirnya ada tawaran untuk mengikuti kelas investasi cerdas dari mandiri sekuritas yang kisahnya saya tulis disini. Tanpa pikir panjang, aku langsung mendaftar sebagai peserta. Dan benar saja, dikelas ini aku mendapatkan pengetahuan baru tentang berinvestasi. Dengan mengikuti kelas ini, aku jadi tahu cara berinvestasi dibursa saham, yang menurutku menarik dan penuh tantangan.
Beberapa pekan setelah mengikuti training, aku tidak langsung mempraktekan ilmuku. Baru setelah bincang-bincang seru dengan Mak Rohmah yang sudah mulai membeli saham, siang harinya aku memberanikan diri untuk membeli saham juga (ngekor).
Aku membeli saham dari tiga perusahaan, yaitu perusahaan metal (ANTAM), perusahaan ritel (indomaret), dan perusahaan properti (aku lupa nama perusahaannya). Nah... mulai sekarang, aku sudah memiliki tiga perusahaan sekaligus (meski masing-masing hanya 1 lot) haha...
Setelah memiliki saham, aku jadi rajin membuka web Mandiri Sekuritas, untuk melihat pergerakkan harga saham yang aku miliki. Pagi diawal pembukaan, aku buka web, siang buka lagi, nanti kalau sudah penutupan buka juga (sampai kliyengan). Nggak apa-apa deh, namanya juga masih baru. Lama-lama juga bosan sendiri :)
Karena belum memungkinkan untuk melakukan trading, aku putuskan saham yang ku punya untuk investasi saja. Jika saham-saham yang aku miliki, memiliki potensi terus menguat, aku berniat menambah jumlah lot nya. Untuk saat ini aku lebih memilih wait and see.
Ada sedikit keragu-raguan mengenai saham ritel. Aku tidak yakin barang-barang yang dijual oleh perusahaan ritel yang sahamnya aku miliki, semuanya halal. Jadi ada keinginan untuk melepas saham tersebut.
Semoga berinvestasi dibursa saham merupakan pilihan yang tepat dan juga menjanjikan buatku, seperti yang selama ini aku inginkan.
wah mak sri udah memulai langkah pertama, mantaaap mak :D
BalasHapusayo Mak Rani, dimulai ! nunggu apa lagi? ilmu udah punya, modal ada, hehe...
HapusHebat mak, harus jeli juga ya dengan kehalalan produk yg kita tanam investasinya
BalasHapusbetul Mak Kania, apa artinya untung kalau nggak halal. ya to?
Hapus