Senin, 22 April 2013 kemarin, adalah hari terakhir pendaftaran calon legislatif peserta pemilu 2014. Yang menarik perhatian saya adalah adanya kisruh dikalangan kader parpol tertentu, hanya karena namanya tidak dicantumkan sebagai caleg.
Para kader partai tersebut marah, dan tanpa
malu-malu mereka melakukan aksi anarkis dengan merusak kantor DPC atau DPD partai
yang selama ini mereka dukung. Semua orang
yang melihat peristiwa ini paham, kenapa
mereka berlaku seperti itu. Ya, berebut
jabatan!
Mereka memiliki tujuan pribadi ketika mendukung
sebuah parpol, bukan niat tulus ikhlas semata-mata untuk membesarkan partai
tersebut, apalagi benar-benar memiliki niat untuk berkarya di masyarakat. Ini
sudah menjadi rahasia umum. Sudah menjadi rahasia umum pula bahwa mereka para
kader yang haus jabatan ini, melakukan sikut kanan kiri antar sesama anggota,
agar bisa naik sebagai aleg (anggota legislatif).
Sangat berbeda dengan kader PKS. Para kader PKS
dicalegkan atas inisiatif partai, bukan atas keinginan pribadi. Dari sekian
banyak kader yang dicalegkan pun, banyak diantara mereka yang menolak, bukan
malah saling berebut jabatan. Salah satu dari kader PKS yang menolak untuk
dicalegkan adalah guru ngaji saya.
Sebelumnya beliau juga pernah mengundurkan diri
sebagai caleg di Mataram, padahal beliau mengantongi nomer urut jadi. Terbukti,
jabatan bukanlah tujuan bagi para kader PKS dalam terjun kedunia politik.
Tapi, jika penolakkan mereka ditolak oleh
partai karena tidak memiliki alasan yang cukup kuat, mereka tetap menerima
amanah jabatan tersebut meski dengan berat hati. Berat hati karena mereka
paham, bahwa memikul amanah jabatan sangat berat pertanggungjawabannya
dihadapan Allah SWT, juga kepada rakyat yang memilihnya.
Tak pernah ada kisruh diinternal PKS karena soal
berebut jabatan, seperti yang terjadi pada partai-partai lain. Para kader PKS
sadar jabatan hanyalah sebuah sarana untuk berkarya dan mengabdi kepada
masyarakat, yang nantinya akan dimintai pertanggungjawaban dihadapan Allah SWT.
Jadi, kenapa harus berebut untuk sebuah jabatan yang jika tidak amanah dalam
mengembannya, maka akan berhadapan dengan murka Allah SWT?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar