Jumat, 22 Februari 2013

Presiden SBY Blusukkan ke Pemalang

Masyarakat sekarang  yang lebih menuntut para pemimpinnya untuk bersikap egaliter, membuat mereka (para pemimpin) rela blusukkan demi mendekatkan diri pada rakyatnya. Mungkin sebagian orang berpendapat bahwa "pakar blusukkan" adalah Jokowi seperti yang sering kita saksikan dimedia. Padahal ada beberapa pemimpin yang biasa blusukkan sebelum Jokowi melakukannya. Contohnya adalah Nur Mahmudi Ismail (walikota Depok) dan Ahmad Heryawan (gubernur Jabar).
 
Bedanya, kalau blusukkannya Jokowi selalu diliput oleh awak media, sedangkan Nur Mahmudi Ismail dan Ahmad Heryawan jauh dari liputan media sehingga apa yang mereka lakukan tidak diketahui oleh banyak orang.
 
Dan berikutnya, Presiden SBY pun tidak ketinggalan untuk melaukan program blusukkan. Blusukkan Presiden SBY kali ini, dilakukan di daerah Pemalang dan sekitarnya. Pemalang yang merupakan kampung halamanku, adalah sebuah kota kecil yang "tidak terkenal".
 
Biasanya orang lebih mengenal kota Tegal kemudian Pekalongan, tanpa menyebut kota Pemalang yang letaknya diantara kedua kota tersebut. Event- event besar yang bertaraf nasional apalagi internasional hampir tidak pernah terselenggara di kota ini. Untuk sebuah kota, Pemalang boleh dibilang relatif sepi.

 Apakah hal tersebut dikarenakan Pemalang tidak memiliki komoditas yang menonjol seperti batik Pekalongan yang sudah mendunia, atau Tegal yang terkenal dengan industrinya sehingga mendapat julukan Jepangnya indonesia? Aku sendiri tidak terlalu paham, mungkin yang bisa menjawab pertanyaan ini adalah Bp. H. Junaedi, sebagai bupati Pemalang.
 
Tapi, tanpa disangaka tanpa dinyana, Presiden SBY bersama beberapa mentri dan gubernur Jateng, berkenan hadir di Kabupaten Pemalang yang "sepi" ini. Meski aku tidak menyaksikannya secara langsung, tapi aku yakin masyarakat Pemalang pasti sangat antusias menyambut kedatangan Presiden mereka. 
 
Pengamanan Presiden yang super VIP bahkan biasanya sampai ring tiga, mungkin merepotkan atau bahkan merugikan sebagian warga. Tapi sepertinya mereka mau "berbaik hati" untuk memaklumi, dengan beranggapan bahwa peristiwa seperti ini belum tentu terjadi setiap tahun.
 
Presiden SBY hadir di PT. Perkebunan Nusantara IX di desa Semugih Banyumudal. Beliau menyaksikan proses pembuatan teh hingga packing bahkan menyempatkan diri untuk mencicipi teh hasil produksi PTPN IX tersebut.
 
Selain di desa Banyumudal, Presiden beserta rombongan juga mengunjungi desa Ulujami dan desa Wanarejan. Desa Ulujami merupakan sentra penghasil kepiting soka dan kepiting bakau biasa. Lain halnya di desa Wanarejan, Presiden SBY menyukai sarung goyor bahkan membelinya. Sarung goyor adalah sarung tenun bukan mesin yang dihasilkan oleh masyarakat desa tersebut.
 
Sayangnya SBY tidak mencicipi grombyang Pemalang yang hangat dan lezat, ataupun lontong dekem yang terletak di sebelah utara alun-alun kota Pemalang. Jika ya, pasti presiden SBY ketagihan. 

Itulah selintas cerita tentang kunjungan presiden SBY di kota kelahiranku Pemalang Jawa tengah.
 


2 komentar:

  1. Pak BY ikut-ikutan Blusukan juga,takut kalah kali ya,he3...

    BalasHapus
    Balasan
    1. biasalah politik, mudah2an sih karena ngikutin jejaknya para khalifah :) mksh kunjungannya :)

      Hapus