Sabtu, 10 Maret 2012

Memaknai Predikat Haji

Melaksanakan ibadah haji adalah keinginan bagi seluruh umat islam, yg sadar akan keislamanya. Bahkan bagi masyarakat yg tinggal di daerah seperti halnya di kampung halamanku, pergi haji seakan-akan menjadi trend yg semua orang berlomba-lomba untuk melaksanakan.

Terlepas dari niatan mereka untuk pergi haji apakah semata-mata karena Allah, atau ada niatan lain seperti prestise atau gengsi, ingin dianggap mampu, ingin lebih dihormati karena predikat hajinya, dll, tentu ini adalah sebuah fenomena yg positif.


Akan tetapi masyarakat memiliki acuan tersendiri untuk menilai, apakah seseorang sudah pantas untuk melaksanakan ibadah haji dan mendapat predikat haji atau tidak.

Dan yg lebih penting norma agamapun memiliki tuntutan kepada seseorang agar bersikap lebih baik dalam hal keimanan dan  ibadahnya, setelah ia menyandang predikat haji.

Pergi haji dg niat selain Allah, tidak akan memberikan dampak yg positif bagi kehidupan seseorang. Secara sembunyi-sembunyi atau terang-terangan, orang tesebut akan tetap melakukan kebiasaan buruknya yg biasa dilakukan ketika ia belum mendapat predikat haji, namun demikian ia akan tersinggung jika tidak dipanggil pak haji atau bu haji.

Seseorang yg memiliki niat yg benar ketika pergi haji, efeknya akan terlihat setelah ia pulang dari tanah suci. Ia akan menjadi lebih rajin beribadah, lebih penyabar, rajin bersedekah, lebih bijak dan santun dalam bertutur kata. Inilah yg di sebut haji mabrur, yg semua orang beriman ingin mendapatkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar