Kamis, 11 September 2014

Penipuan Berkedok Kader PKS

Temanku sebut saja bu Ida (bukan nama sebenarnya) beberapa waktu yang lalu, kedatangan seorang lelaki yang sama sekali belum ia kenal, yang mengaku sebagai kader PKS.

Melihat penampilanya yang memang mirip kader PKS, rapi, sopan, berjenggot, tak ketinggalan rompi PKS yang melekat ditubuhnya, Bu Ida percaya bahwa pengakuan lelaki itu benar.

Namun keraguan mulai muncul, manakala lelaki paruh baya tersebut mengatakan bahwa ia akan meminjam uang untuk membayar ongkos perbaikkan motornya, yang saat ini berada dibengkel!

Lelaki itu berujar, bahwa ia sedang dalam perjalanan menuju kantor DPD PKS untuk mengikuti rapat. Tapi tiba tiba motornya mogok dan sekarang sedang diperbaiki dibengkel yang terletak di ujung gang rumah Bu Ida, akunya.


Bu Ida membathin, biasanya kader PKS tidak semudah itu meminta atau meminjam uang pada orang yang belum di kenal. Kalaupun ia sedang "terdampar" disuatu tempat dan membutukan pertolongan, pasti ia akan menghubungi orang yang dikenalnya.

Meski agak ragu, tapi Bu Ida orangnya nggak tegaan. Maka Ia pun memberikan sejumlah uang yang diminta oleh lelaki tersebut. 

Setelah mendapatkan uang, lelaki ini pun berpamitan sambil berkata bahwa selesai rapat, ia akan datang lagi untuk mengembalikkan uang yang dipinjamnya.

Namun, sampai sorehari dan keesokan harinya, bahkan sampai sekarang, lelaki tersebut tidak pernah menampakkan batang hidungnya. Bu Ida baru menyadari, bahwa ia telah  ditipu mentah-mentah oleh orang yang berpura pura sebagai kader PKS!

Usut punya usut, lelaki itu mendatangi rumah Bu Ida setelah sebelumnya bertanya kepada tetangganya dimana rumah kader PKS? 

Tanpa pikir panjang, tetangganya ini langsung menunjuk kearah rumah Bu Ida yang memang seorang kader PKS.

Kenapa untuk mendapatkan uang dengan cara gampang, yang dicari oleh lelaki itu adalah kader PKS? Padahal disepanjang jalan ia bertemu dengan banyak orang. Seolah-olah ia tahu bahwa kader PKS itu orangnya mudah menolong. 

Kisah yang hampir sama juga pernah dialami oleh teman -temanku yang lain. 

Ada seorang wanita yang mendatangi salah seorang teman ku, sebut saja namanya Bu Neni. Sebelum datang ke rumah Bu Neni, ia terlebih dahulu bertanya kepada orang yang dia temui,  dimana rumah guru ngaji?

Setelah bertemu, wanita  yang sama sekali belum dikenal oleh Bu Neni itu, meminta nasehat, tentang bagaimana hukumnya seorang wanita yang sedang dalam masa iddah karena ditinggal mati suaminya, tapi ia harus tetap bekerja untuk mengidupi anaknya yang masih kecil-kecil.  Ia bertanya sambil sesenggukkan.

Mendengar penuturannya, tentu saja Bu Neni nggak tega kalau hanya memberinya nasehat tanpa memberinya uang.

Modus ini berhasil mengelabuhi teman-temanku lainnya, yang juga didatangi oleh wanita tersebut, yang curhat sambil nangis bombay!
Baru, setelah teman-temanku bertemu dan saling bercerita bahwa mereka kedatangan seorang wanita yang sedang kesusahan, mereka baru sadar bahwa wanita tersebut adalah penipu!

Namun, apa lacur! Uang yang jumlahnya lumayan, sudah mereka berikan. Bahkan ada yang merelakan uang SPP anaknya demi membantu wanita itu.

Akhirnya, pemurah dan dermawan itu bagus, tapi kewaspadaan juga tetap harus dijaga, agar uang kita tidak jatuh kepada orang yang salah.[SK]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar