Sebuah rumah sederhana yang sangat istimewa buatku. Dirumah inilah aku dibesarkan. Di rumah ini pula kedua orang tuaku tinggal.
Didalam rumah ini ada sebuah kamar di ruangan depan yang selalu tertata rapi. Itulah kamarku sekaligus kamar pengantin kami. Semasa masih gadis, kamar ini menjadi tempat favorite ku. Seringkali aku ngendon dikamar ini hingga berjam-jam, sampai aku sendiri bosan.
Apa saja yang aku lakukan? Ada banyak hal. Bisa membaca buku cerita, belajar, membaca Qur'an, sholat, dll. Hampir semua aktifitasku aku kerjakan dikamar ini, karena ini adalah tempat ternyamanku.
Namun setelah menikah, aku meninggalkan rumah ini, untuk mengikuti suamiku yang bekerja di Jakarta, praktis rumah ini menjadi sepi. Aku yang tidak memiliki adik dan hanya memiliki seorang kakak lelaki yang juga tinggal didaerah lain, terpaksa membuat kedua orang tua kami kesepian dan tinggal berdua saja. Hanya ketika ada keperluan dan disaat lebaran saja aku beserta anak-anakku pulang.
Rumah ini senantiasa tertata rapi dan bersih. Dan akan berubah menjadi ramai, kotor serta berantakan manakala aku dan ketiga anak-anakku pulang. Meski demikian, ibu tidak terlihat marah, justru malah senang dengan ulah cucu cucunya.
Ketika berada di kampung halaman, aku selalu menyempatkan diri untuk berjalan-jalan, melihat suasana desaku, sekaligus untuk melepaskan kerinduan. Namun tidak semua tempat bisa aku datangi, karena suami tidak selalu menyetujuinya.
Aku lebih sering berjalan-jalan dipagi hari kearah barat yaitu daerah pegunungan. Selain panoramanya yang indah, udaranya pun dingin dan sejuk sangat menyegarkan.
Tidak lupa kamipun berfoto ria untuk mengabadikan keindahan panoramanya.
Kampung halaman memang tak terlupakan. Suatu hari nanti, aku berkeinginan untuk kembali menetap, wafat dan dimakamkan di kampung halaman tercinta ini.[SK]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar