Sabtu, 26 Oktober 2013

Mengisi Liburan di Perpustakaan

Berbicara tentang perpustakaan, buatku tidak akan ada habisnya.  Semenjak duduk di bangku sekolah dasar, sampai sekarang aku sudah memiliki tiga orang anak, perpustakaan tidak jauh dari keseharianku. Tidak terlalu rutin dan terlalu serius memang, tapi kebutuhan akan bahan bacaan membuatku sering berurusan dengan tempat yang satu ini.

Ketika masih SD, aku sering meminjam buku di perpustakaan sekolah yang waktu itu masih sangat sederhana. Tidak menempati ruangan khusus, tapi menyatu dengan ruangan kelas V. Jumlah bukunya pun sangat terbatas, hanya beberapa deret saja. Tapi, itu semua tidak membuat aku dan teman-teman malas meminjam buku.

Jika aku membaca sebuah buku yang menurutku bagus, maka aku akan menceritakannya kepada teman-temanku, kemudian mereka akan bergantian meminjamnya. Demikian juga sebaliknya. Jika temanku membaca buku yang isi ceritanya seru, maka aku akan mengantri untuk membacanya. Sangkin seringnya membaca buku, ayah memberiku julukan Si Kutu Buku. Itu pengalamanku tentang perpustakaan ketika aku masih SD.

Kegemaranku (kebutuhan) akan buku, berlanjut hingga sekarang. Seringkali guru mengaji memberiku tugas membuat makalah. Untuk mencari literatur, maka aku harus membuka buku. Jika di perpustakaan pribadi kami, aku tidak menemukan buku yang dimaksud, maka aku akan mencarinya di perpustakaan. Baik perpustakaan sesungguhnya ataupun perpustakaan on line alias internet.

Terlebih lagi jika aku harus berbicara, menyampaikan sesuatu didepan ibu-ibu, maka terlebih dahulu aku harus membaca buku agar apa yang aku sampaikan lebih berbobot.

Aku juga pernah ditugaskan untuk mendirikan dan mengelola sebuah perpustakaan. RUMAH PELANGI perpustakaan itu kami beri nama. Buku-bukunya lumayan banyak, dari buku cerita untuk anak sampai buku agama, seperti  berbagai macam fikih, juga berbagai macam tafsir Al Quran. Hampir semua buku tersebut milik pribadi guru mengaji kami. Ada juga majalah-majalah yang merupakan sumbangan dari beberapa orang. Semua buku tersebut boleh dipinjamkan dengan beberapa syarat.

Tapi sayang, perpustakaan tersebut tidak berjalan lama. Kami kekurangan SDM dalam mengelolanya. Waktu itu aku melahirkan anak ke tiga, jadi tidak lagi bisa fokus mengelola perpustakaan.

Mengingat pentingnya membaca, aku berusaha membuat anak-anakku menyukai buku. Sesekali aku membelikan buku yang mereka inginkan. Kamipun memiliki perpustakaan pribadi di rumah, meski jumlah bukunya tidak terlalu banyak.

Alhamdulillah, anak-anakku juga memiliki kegemaran membaca. Bahkan pada libur panjang kemarin, mereka mengajakku untuk pergi ke perpustakaan daerah kabupaten Bogor yang terletak di Cibinong. Anak-anak berkeinginan menghabiskam masa liburan sekolah dengan sering-sering berkunjung keperpustakaan. Aku sangat senang mendengar keinginan mereka.


 
perpustakaan daerah kabupaten Bogor


Perpustakaan daerah merupakan perpustakaan yang cukup besar. Berbagai macam buku ada di sini. Jumlahnya pun sangat banyak. Sangat berbeda dengan perpustakaan pribadi yang kami miliki di rumah. Perpustakaan pribadi kami hanya memiliki kurang lebih 50 judul buku. Hiks hiks ^ ^

 
 
rak-rak yang penuh buku

Aku yang baru pertama kali datang di perpustakaan ini, sangat exited melihat banyaknya buku (ndeso). Rasanya ingin membaca semuanya, bingung mau mendahulukan yang mana. Apakah majalah, buku agama, parenting, kuliner, atau buku cerita. Tapi karena aku mengajak Si Kecil Yumna, aku memilih membaca buku cerita anak, sambil menemani Yumna di ruang baca khusus anak-anak.

 
menuju ruang baca utama

Perpustakaan daerah Cibinong memiliki tiga ruang baca. Ruang baca utama yang terletak di lantai satu, ruang baca anak berada di sebelah kiri ruang baca utama, dan ruang baca ke tiga ada dilantai dua. Masing-masing ruang baca, di penuhi ratusan sampai ribuan buku. Meski berlama-lama membaca, kami tidak merasa kegerahan, karena setiap ruangan di lengkapi dengan AC.


 
ruang baca anak
 
Selain buku, berbagai macam mainan edukatif juga ada di ruang baca anak. Ada puzzle, mainan bongkar pasang, boneka tangan, boneka jari, dll. Pantas saja Yumna betah di ruangan ini. Aku juga lebih suka berada di ruang baca anak, daripada di ruangan yang lain.   Di sini tidak menggunakan kursi, tapi lesehan. Memang ada meja dan kursi, tapi meja dan kursi lantai, jadi sangat nyaman menurutku.
 
Iqlima lebih suka berada di lantai dua. Di lantai dua, banyak terdapat buku soal ujian yang dicarinya. Maklum, saat ini Iqlima duduk di kelas IX SMP. Sebentar lagi ujian negara. Sedangkan Helmi lebih suka mambaca buku cerita. Ia bersamaku dan Yumna di ruang baca anak.

 
 
fasilitas internet

Selain buku, di perpustakaan kabupaten Bogor, juga di sediakan fasilitas internet. Ada sekitar 5 sampai 7 perangkat komputer. Namun, kami dilarang bermain game, atau membuka facebook, twitter serta media sosial yang lain. Kami hanya diperkenankan untuk membaca atau mencari hal-hal yang lebih penting.
 
Kami merasa sangat senang bisa datang dan membaca buku di perpustakaan. Meskipun sudah lebih dari dua jam berada di sini, tapi kami merasa belum puas. Namun, jam sudah menunjukan pukul 13.00 wib, perut kami sudah minta diisi. Akhirnya kami memutuskan untuk pulang, dan akan kembali datang beberapa hari lagi, untuk mengembalikan buku yang kami pinjam dan juga untuk kembali membaca di perpustakaan ini.
 
Aku sangat bersyukur, karena anak-anakku mau memanfaatkan waktu liburan dengan membaca buku di perpustakaan. Mudah-mudahan sampai dewasa kelak, mereka tetap memelihara hobinya membaca buku, sehingga mereka tumbuh menjadi anak yang berwawasan luas.


image : document pribadi
            karena lola foto nggak bisa di perbesar ukurannya :)



 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 


4 komentar:

  1. Suka dengan kalimat:
    "Aku sangat bersyukur, karena anak-anakku mau memanfaatkan waktu liburan dengan membaca buku di perpustakaan. Mudah-mudahan sampai dewasa kelak, mereka tetap memelihara hobinya membaca buku, sehingga mereka tumbuh menjadi anak yang berwawasan luas."

    --> Makasih ya udah ikutan Library Giveaway! ;)

    BalasHapus
  2. Waaah keren juga ya mak perpusdanya. Hampir sama dg di PEkanbaru tp krn disini tingkat propinsi, jadinya lbh besar. Mendingan ke perpus deh libur2, drpd ke mal gak jelas jalan2 lihat apaan :D

    BalasHapus