Senin, 01 Oktober 2012

Demo Menentang Penistaan Nabi

Ahad, 30 September 2012 aku berkesempatan mengikuti aksi damai menentang film The Innocence of Muslims yg bertempat di depan kedubes AS Jakarta. Film ini berisi tentang penghinaan terhadap Rasulullah SAW, seorang yg dimuliakan tidak hanya oleh manusia tapi juga oleh Allah SWT karena kemuliaan akhlaknya.

Film yg di buat oleh sutradara Alan Roberts dg seorang produser penganut kristen koptik Nakoula Basseley Nakoula ini memicu aksi protes di seluruh dunia. Atas nama kebebasan berekspresi mereka tanpa ragu-ragu menghina Rasulullah SAW.

Sejatinya itu bukanlah kebebasan berekspresi tapi justru anarkisme terhadap keyakinan umat Islam. Sebagai muslim tentu kita tidak bisa tinggal diam melihat Rasulullah dihujat dan dihina, oleh karena itu kita harus menyuarakan keberatan kita salah satunya dg aksi damai seperti yg dilakukan di depan kedubes AS kemarin.

Dengan penuh semangat aku, Mbak Endah dan Mbak Eka bersepakat untuk mengikuti aksi demo tersebut. Dengan menumpang kereta komuter line kami berangkat dari stasiun Bojonggede dan turun di stasiun Gondangdia untuk kemudian berjalan kira-kira 1 km menuju kedubes AS.

bergelantungan di KA komuter line

Aksi demo kali ini tidak di dahului dg long march seperti demo-demo sebelumnya, tapi langsung berkumpul di depan kedubes AS agar tidak mengganggu ketertiban umum. 

Terkendala kereta yg terlambat datang, kami datang sedikit terlambat. Begitu sampai di depan kedubes AS ribuan massa sudah menyemut di sekitar panggung tempat para tokoh berorasi.

narsis dulu sebelum mendengarkan orasi

massa yg menyemut di depan kedubes AS

Aku berusaha mendekati panggung orasi dg sedikit demi sedikit merangsek kedepan. Bersyukur di depanku ada seorang mbak2 membawa kamera yg juga merangsek ke depan sehingga aku tinggal mengikutinya dari belakang.

Yaaap...akhirnya kami berada tepat di depan panggung sehingga bisa dg leluasa mengambil gambar, meski hasil bidikanku tidak fokus2 amat karena banyaknya massa membuat posisiku agak sulit.

Para tokoh yg berada di panggung orasi antara lain Prof. DR. Hidayat Nur Wahid  yg merupakan ketua fraksi PKS, ketua PBNU yaitu Bp. Slamet Efendi Yusuf, perwakilan dari komunitas tionghoa yaitu Bp. Dwi Kusuma, politisi senior PDIP Bp Sabam Sirait, artis Aneke Putri, dll.

para tokoh yg berada di panggung orasi

Mereka berorasi satu per satu yg inti dari orasi mereka adalah mengecam penistaan tokoh-tokoh suci umat beragama meski dg dalih kebebasan berekspresi. Mereka juga mendukung usulan presiden SBY terhadap DK PBB tentang diberlakukannya resolusi undang-undang anti penistaan agama.

Kami semua menuntut agar Nakoula Basseley Nakoula produser film The Innocence Of Muslims dihukum seberat-beratnya, dan secepatnya mencabut film tersebut dari peredaran.

Gema takbir dan shalawat terus berkumandang disela-sela orasi para tokoh. Aksi damai di tutup dg pelemparan gedung kedubes AS secara simbolis tidak menggunakan batu tapi menggunakan gumpalan-gumpalan kertas yg sudah disediakan oleh panitia.

Aksi pelemparan ini hanya boleh dilakukan oleh para tokoh yg berada di panggung orasi, dg pelempar pertama yaitu Prof.Dr. Hidayat Nur Wahid.
Tapi sayang aku tidak bisa mengambil gambar aksi pelemparan ini karena posisiku telah jauh dari panggung.

Selesai acara kami pulang kembali dg menumpang kereta komuter line menuju arah Bogor. Alhamdulillah kereta tidak penuh seperti waktu berangkat, sehingga kami bisa duduk sambil melepas lelah.

Tepat menjelang maghrib kami sampai di rumah, sebuah perjalanan yg cukup melelahkan tapi juga menyenangkan.

   
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar