Gara-gara marak pemberitaan tentang beras plastik, semalam
aku nggak nyenyak tidur. Nggak habis pikir, kok, ada ya, orang kreatif (baca
curang) seperti itu, bisa bikin beras dari plastik? Yang meski tiruan, tapi
hasilnya sangat mirip dengan aslinya, sulit dibedakan.
Lamunanku pun berlanjut. Jangan-jangan tanpa sengaja aku dan
keluargaku pernah makan beras plastik. Serem amat ya? Bisa-bisa diubuh kami
sudah ada zat plastik, yang suatu saat akan menimbulkan berbagai macam
penyakit. Naudzubillah mindzalik. Tapi...seingatku aku tidak pernah menemukan
keanehan pada nasi yang selama ini aku masak. Semoga saja memang demikian
(nenangin diri sebelum tidur).
Tidak habis pikir, seseorang yang memiliki kecerdasan dan
kreatifitas yang tinggi, tapi memanmanfaatkannya untuk berbuat curang dan
merugikan orang lain. Apa tidak ada rasa belas kasihan, membayangakan orang
yang “menikmati” hasil karyanya terkena penyakit bahkan meninggal dunia?
Issh...issh...iiiiiissshh... Duit memang membuat orang buta. Buta mata, buta
hati.
Sebenarnya...kalau bukan plastik, temuan ini adalah sebuah
karya yang cemerlang, menurutku. Misalnya bahan plastik (risin) diganti dengan
rumput laut. Aku perhatikan banyak kapsul obat yang dibuat dari rumput laut,
yang sepintas mirip plastik. Perpaduan antara kecanggihan teknologi dengan ilmu
yang dimiliki pakar pangan, mungkin akan tercipta beras tiruan yang sangat
bermanfaat bagi kesehatan, terutama untuk para
penderita penyakit tertentu khususnya diabetes. Karena beras tiruan
bahan dasarnya adalah ubi, yang memiliki
kalori lebih rendah dibanding beras biasa. Kemudian dicetak dengan rumput laut
yang kaya serat. Tapi ini hanya imajinasi ala emak yang masih membutuhkan
pendapat para pakar. Harapanku, sih, suatu saat benar-benar akan ada beras tiruan, yang bermanfaat bagi kesehatan. Beras ini akan menjadi makanan alternatif, khususnya bagi orang yang tidak bisa mengkonsumsi beras asli.
Betwe, stok beras dirumah sepertinya hampir habis. Itu
artinya beberapa hari lagi aku harus membeli beras untuk keperluan satu bulan
seperti biasa. Ditengah santernya pemberitaan tentang beras plastik, tentu aku
harus ekstra hati-hati dalam memilih. Apa aku harus memilih butir demi
butir, untuk memastikan tidak ada sebutir pun beras plastik yang akan termakan?
Galau.
aku jg ga ngerti sebenernya apa maksud di balik beras plastik ini mba... ada yg bilang ini kerjaan produsen lokal supaya org2 beralih k beras lokal, dan bukan impor...karena katanya ini dari china kan.. nth mana yg bener, apapun alasannya, kok bisa tega gitu sih nyebarin beras yg jelas2 bisa membahayakan org lain -__-
BalasHapussama mbak, aku juga bingung apalagi sekarng isunya semakin ga jelas :(
HapusSaya setuju dengan analisis anda mbak. Alasannya atau motifnya kurang jelas, malah kesannya kurang kerjaan. kenapa beras ditambahi plastik. padahal harga plastik lebih mahal dari beras. Kalau motif pengalihan market seperti yang mbak sampaikan, hal itu mungkin ada benarnya.
HapusAh, lagi heboh ni beritanya.
BalasHapusbikin orang resah, kok tega banget bikin beras seperti itu untuk dijual ke orang-orang.
pada nggak punya hati nurani deh
bener mba, jaman sekarang orang lebih mementingkan uang, ga peduli meskipun merugikan orang lain.
Hapusyang aku bingung, bukannya plastik itu kalau dicuci ngambang ya? nah... disitu aku bingung.. apa plastiknya berisi semua jadi berat pas dicuci? lagipula... plastik kalau dimasak bukannya hancur ya? (hehhe inget penjual gorengan yang suka masukin kantong plastik biar gorengannya pada keras dan garing)..
BalasHapussepertinya beras plastik dicampur sama yg asli, jadi ga kentara :)
Hapussolusinya mungkin beli beras wangi ajah kali ya bund?
BalasHapusbtw salam kenal ya bunda :)
makasih, salam kenal kembali :)
Hapusngeri ya, mak, mudah2an kita blom pernah makan beras plastik
BalasHapusSaya benar-benar meragukan kalau berita beras plastik ini benar adanya. Dari segi kimia, plastik memiliki massa jenis yang lebih kecil dari beras, sehingga kalau dimasukkan air, beras plastik pasti sudah mangapung. Kalau beras plastik itu benar ada, maka untuk membuatnya empuk, perlu temperatur sekitar 300 derajat, sedangkan beras hanya perlu 100 derajat untuk bisa meleleh. Dari beberapa fakta, saya kurang yakin kalau beras plastik itu benar adanya..
BalasHapusOh ya, kunjungan pertama nihh. Salam kenal, saya tunggu kunjungan dan follow baliknya.. n_n